SBY: Jejak Dapat Dihapus, Catatan Allah tak Bisa Dihapus, tanggapi Prasasti Bandara Lombok

Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 angkat suara, terkait prasasti tanda tangannya yang ingin diganti oleh pemerintah sekarang

IST
Presiden ke-6 RI, SBY dan sang istri, Ani Yudhoyono. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke-6 angkat suara, terkait prasasti tanda tangannya yang ingin diganti oleh pemerintah sekarang.

Baca: Ratna Sarumpaet Tuding Maruf Amin Sedang Menistakan Agama

Hal itu karena adanya pergantian nama Bandara Internasional Lombok menjadi Zainul Madjid.

Baca: Putri Sulung Gus Dur Ungkap Yenny Wahid Dekat dengan Ahok, Sampai Peran Politiknya

Dilansir dari website demokrat.id, menanggapi banyaknya aspirasi para kader Demokrat yang meminta tanggapan Ketua Umum Partai Demokrat  Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Terkait kabar adanya rencana mencopot prasasti peresmian yang ditandatangani SBY (pada saat meresmikan Bandar Udara Internasional Lombok tahun 2011) dikarenakan penggantian nama bandara tsb, maka Bapak SBY menyampaikan tanggapan singkatnya sbb:

Baca: Dapat Kejutan Romantis Satu Tahun Pernikahan dari Suami, Ini Ungkapan Haru Dewi Perssik

“Saya yakin Pak Jokowi akan menghormati karya dan capaian para pendahulu-pendahulunya, sejak Bung Karno hingga saya.

Namun, apabila pencopotan prasasti Bandar Udara Internasional Lombok, yang saya tanda-tangani pada tanggal 20 Oktober 2011 dulu merupakan keinginan beliau dan atas saran Pak Zainul Majdi, serta merupakan pula keinginan masyarakat Lombok … ya saya persilahkan.

Lagi pula saya kan tidak punya hak, apalagi kemampuan untuk menghalang-halangi.

Saya berpendapat prasasti dan jejak sejarah sesorang dapat dihapus oleh manusia yang lain, kapan saja dan di mana saja.

Namun, saya sangat yakin, …. catatan Allah SWT tidak akan pernah bisa dihapus.

Tolong isu ini tak perlu diributkan.

Masih banyak yang harus dilakukan oleh negara dan kita semua, utamanya bagaimana membuat rakyat kita makin ke depan makin sejahtera”

(Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat)

Sebelumnya, pergantian nama bandara internasional di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat pertentangan dari kader Partai Demokrat. 

Politisi Andi Arief yang berkeras, dampak dari perubahan nama maka ada pergantian prasasti peresmian bandara internasional Lombok.

Dalam akun twitternya, @AndiArief_ menjelaskan hal yang dilakuan pergantian nama sebagai modus.

Modus baru, ganti nama bandara agar bisa ada tanda tangan Jokowi.

Selain itu, ia juga mengunggah cuitan disertai tautan berita dimana SBY melakukan peresmian bandara Lombok pada 2011 lalu.

Pak Jokowi, apakah anda tidak punya rasa malu mau mengganti prasasti Bandara Lombok dengan prasasti baru bertandatangan anda?
ini Video SBY meresmikan membangun dab meresmikan Bandara Lombokhttps://youtu.be/H2PhN0naORw

Dilansir dari Kompas.com,  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerbitkan surat keputusan menteri terkait perubahan nama Bandar Udara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat ( NTB).

Berdasarkan surat keputusan itu, Bandara Internasional Lombok akan berganti nama menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.

"Bahwa dalam rangka menetapkan nama bandar udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, telah didapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Majelis Adat Sasak, serta Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional," demikian bunyi surat keputusan Menteri Perhubungan itu seperti dikutip pada Kamis (6/9/2018).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved