Karhutlah

Tentara Penjaga Api, Patroli Menembus Malam Sepi Demi Asian Games Bebas Asap

Saat orang lain menikmati pesta olahraga terbesar di Asia, sejumlah prajurit dengan tanggung jawab besar mengamankan lahan supaya tidak terbakar

Penulis: M. Ardiansyah |
Tribun Sumsel/ M Ardiansyah
Prajurit TNI tiap malam berpatroli menjaga lahan gambut di Sumsel tidak terbakar untuk mencapai target zero asap selama pelaksanaan Asian Games 2018 

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA- Malam nan pekat telah menyelimuti Desa Bakung Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir, akhir pekan lalu. Sebagian lampu penerangan deretan rumah yang berada di sisi jalan Patra Tani yang membelah desa telah padam, pertanda tuan rumah memulai beristirahat.

Sunyi Senyap tapi langit begitu terang malam itu, bintang bertaburan menemani bulan sabit, lolongan anjing sesekali terdengar seolah mengancam.

Di satu rumah, kesibukan terlihat saat empat orang lengkap dengan seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersiap menunaikan tugasnya.

"Kami akan melakukan patroli malam karhutla (Kebakaran hutan dan lahan), ada sembilan desa yang menjadi jalur pemantauan, semuanya merupakan lahan gambut yang sangat rentan terbakar," ungkap Komandan Tim I, Den Intai Darat Karhutbunla Indralaya Utara, Serda Hartono.

Sembilan desa itu masuk kelompok 55 desa prioritas dijaga supaya tidak terjadi kebakaran. Beberapa desa lainnya tersebar di kabupaten lain.

Tugas yang tidak mudah. Saat orang lain menikmati pesta olahraga terbesar di Asia, sejumlah prajurit dengan tanggung jawab besar mengamankan lahan supaya tidak terbakar.

Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan sebelumnya mengungkapkan, menjaga lahan tidak terbakar menjadi tugas besar TNI supaya pelaksanaan Asian Games 2018 bebas dari asap.

Prajurit TNI patrolo menggunakan sepeda motor pada malam pengujung Agustus di kawasan lahan gambut Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan
Prajurit TNI patrolo menggunakan sepeda motor pada malam pengujung Agustus di kawasan lahan gambut Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan (Tribun Sumsel/ M Ardiansyah)

Usai perlengkapan siap, perjalanan pun dimulai sekitar pukul 21.00, empat anggota TNI menggunakan tiga sepeda motor melaju menyusuri jalan. Komandan tim membawa pistol di pinggang, seorang lain membawa senjata laras panjang, sementara sisanya menjinjing ransel.

Wartawan Tribun Sumsel berkesempatan untuk mengikuti perjalanan patroli anggota Detasemen Intai Karhutbunla malam itu, regu melaju dengan kecepatan stabil 40 km/jam.

Tak lebih dari 15 menit melaju di jalan aspal hotmik, akses jalan di depan mata berubah menjadi jalan tanah berbatu koral.

Kecepatan sepeda motor pun tak menurun, debu jalanan nampak beterbangan disorot lampu sepeda motor yang mulai menjadi penerangan utama.

Di sisi kanan dan kiri jalan tak ada lagi deretan warga rumah, sama- samar hanya ada pohon kelapa sawit dan karet.

Hartono sebagai komandan tim melaju paling depan, sementara tiga orang anggota tim menyusul dibelakangnya. Sesekali regu berpapasan dengan truk pengangkut sawit, disaat itulah pandangan semakin gelap tertutup tebalnya debu beterbangan.

Wajah terasa mulai pekat dengan debu, beruntung debu tak sampai masuk ke alat pernapasan karena terhalang masker yang digunakan.
Kondisi jalan yang dilintasi semakin memburuk, kali ini tak hanya tanah berbatu koral tapi juga bergelombang bahkan berlubang.

Komandan tim yang ada yang didepan mulai memilih jalan yang dilintasi, di sisi jalan tak lagi ada pepohonan, tapi hamparan lahan gambut tak ditanami. Kecepatan sepeda motor menurun, pandangan kini tak hanya fokus pada jalan tapi juga pada hamparan gambut yang luas.

"Disini kemarin sempat terbakar, kalau siang hari mungkin terlihat sisanya, kami sempat dibuat panik karena hanya andalkan satu pompa air," ujar Hartono sesaat setelah menghentikan laju kendaraanya.

Pria yang berasal dari Kesatuan Yon Arhanud 12/SBP itu menceritakan kebakaran lahan gambut itu terjadi pada siang hari, informasi langsung dilaporkan ke pada tim gabungan dan langsung ditindaklanjuti. Pemadaman berlangsung sekitar tiga jam, sekalipun api sudah padam tapi asap masih terlihat hingga tiga hari kemudian.

Menurutnya, api sudah menjalar ke dalam gambut sehingga sekalipun permukaan sudah basah tapi didalam masih terbakar. Beruntung tiga hari berselang, kawasan ini diguyur hujan sehingga asap yang muncul dari dalam permukaan gambut lenyap.

"Kami bersyukur kemarin kawasan ini diguyur hujan, jadi asap yang sempat muncul pasca pemadaman selama tiga hari berturut turut langsung padam, ini benar benar kuasa Allah," jelasnya.

Pasukan TNI selain patroli mengamankan lahan juga selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar
Pasukan TNI selain patroli mengamankan lahan juga selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar (Tribun Sumsel/ M Ardiansyah)

Tak lama, perjalanan pun dilanjutkan, Tim pun menyusuri jalan setapak di pinggir kanal, jalan kebun yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Di kanan dan kiri hanya ada kegelapan, sesekali hewan malam beterbangan terusik deru sepeda motor.

Udara dingin mulai menusuk kulit menembus jaket yang menjadi pelindung terluar tubuh. Sesekali ranting pohon menyentuh bagian tubuh, membuat mata kembali waspada, mengusir rasa kantuk, dan lelah yang mulai datang.

Jarum jam tangan sudah menunjukkan pukul 01.00, tak terasa tim sudah menempuh perjalanan selama empat jam berkendara. Komandan tim yang ada di baris terdepan belum menunjukkan gelagat hendak beristirahat sejenak untuk meluruskan pinggang.

Jalan yang dilalui semakin ekstrem, jalan tanah berkubang kini ada didepan mata, kecepatan sepeda motor menurun drastis. Satu persatu sepeda motor mencoba menaklukan rintangan tersulit pada malam itu, komandan Tim pun sejenak berhenti memastikan seluruh anggotanya lolos.

Usai melahap jalan tanah, gelap gulita sejenak hilang, di sisi jalan terlihat ada deretan rumah warga. Tim pun kembali melintasi jalan tanah berbatu. Tepat di pinggir jalan sejumlah pernak pernik HUT Kemerdekaan RI berupa umbul umbul dan bendera merah putih telah dipasang.

Tak begitu lama kegelapan kembali menguasai, lampu kendaraan menjadi sumber penerangan utama hingga sampai diujung jalan koral. Di tempat itu Komandan tim menghentikan sepeda motornya diikuti semua anggotanya.

Gelap gulita, bahkan membuat semua anggota regu tak saling melihat keberadaan satu sama lain. Kondisi itu tak berlangsung lama, seorang anggota tim langsung memantik api dan menyalakan parafin serta meletakkannya di tengah jalan tanah berkoral.

Nyala parafin sontak membuat semua anggota tim duduk mengelilinginya. Sebagian duduk bersila sisanya memilih duduk dan meluruskan kedua kakinya. Disela mengusir letih, Tribun pun melanjutkan perbincangan dengan Tim Den Intai.

" Kami bertugas melakukan deteksi dini terjadinya karhutbunla, sehingga langkah patroli seperti ini menjadi sangat penting, baik siang maupun malam hari," ungkap Hartono.

Ia melanjutkan jika terjadi peristiwa kebakaran maka yang dilakukan adalah segera memberikan informasi kepada satgas gabungan. Serta melakukan pemadaman awal terhadap titik api sembari menanti satgas tiba ke lokasi kebakaran.

Termasuk juga mengamankan jika ada oknum tertentu yang kedapatan melakukan aksi pembakaran untuk segera diproses hukum. Deteksi dini bertujuan agar kebakaran dapat dipadamkan sesegera mungkin sebelum menyebar luas.

"Total ada dua tim, setiap tim beranggotakan empat orang, kami tim dua. kami bergantian mendiami posko. masing masing tim berjaga selama satu minggu sepenuh, " katanya

Ia menyampaikan wilayah operasi meliputi sembilan desa diantaranya Bakung, Pulau Kabel, Lorok, Parit, Tanjung Pule, Rambutan, Pulau Semambu, Soak Batok dan Palem Raya.

Menurutnya, pada sembilan desa itu terdapat sekitar 4000 hektar lahan yang sangat berpotensi terbakar pada musim kemarau ini. Keseluruhan merupakan lahan gambut yang memiliki kedalaman satu hingga empat meter.

"Itulah yang kami jaga agar pelaksanaan Asian Games yang dilaksanakan di Kota Palembang dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan asap," tegasnya

Wilayah Indralaya Utara menurutnya sangat berpotensi menyumbangkan asap ke kota Palembang jika sampai terbakar. Selain luasnya lahan gambut juga karena jarak yang cukup dekat.

Sejak ditugaskan pada pertengahan bulan Juli lalu, dari luasan lahan gambut itu tercatat baru satu kali terjadi kebakaran. Dalam waktu singkat kebakaran sudah menghanguskan sekitar tujuh hektar lahan.

"Kemarau panjang membuat membuat rumput di permukaan gambut sudah sangat kering sehingga sangat rentan terbakar. Digengam saja rumput sudah tercerai berai," katanya

Dalam kegiatan patroli, sepeda motor menjadi pilihan utama karena dapat menjangkau wilayah terjauh yang hanya memiliki akses jalan setapak. Sehingga seluruh areal lahan gambut dapat terpantau kondisinya.

Patroli malam menjadi sangat penting karena disaat itu masyarakat setempat tengah beristirahat di rumah masing masing. Jika terjadi kebakaran maka tidak akan terpantau sehingga akan semakin meluas.

"Patroli malam seperti ini kami cek satu persatu, jika ada yang terbakar akan mudah terlihat dengan mata karena langit akan memerah," jelasnya

Menurutnya, Asian Games merupakan ajang pembuktian harga diri bangsa bukan hanya dalam prestasi para atlet meraih medali tapi dalam kesuksesan menjadi penyelenggara event.

Sebagai anggota TNI harga diri bangsa menjadi sangat penting untuk dipertahankan apapun caranya akan ditempuh. Dan ini bentuk dari tugas TNI untuk menjaga semua atlet tidak terganggu akan ancaman asap dari kebakaran lahan.

" Kami prajurit ditempa untuk mengabdi pada Nusa dan Bangsa, Jika harga diri bangsa dipertaruhkan maka akan menjadi yang terdepan. Asian Games tanpa asap adalah harga mati," tegasnya

Tak terasa sudah hampir satu jam beristirahat, perjalanan pun kembali dilanjutkan, regu kembali melakukan tugas patroli. Menembus kegelapan malam, menyusuri jalan tanah sembari memperhatikan hamparan lahan gambut di sisi jalan.

Malam yang begitu panjang, regu kembali melahap perjalanan hingga tiga jam lamanya untuk memantau seluruh lahan. Tak ada lahan terbakar malam itu, patroli berakhir sekitar pukul 04.15, saat tiba di jalan lintas Timur (jalintim) Palembang- Indralaya.

Tribun Sempat memerhatikan spedo meter yang ada pada dasbor sepeda motor pada saat mencatat jumlah kilometer awal dan akhir perjalanan bersama Tim , tak terduga jarak tempuh yang dilalui mencapai 241 kilometer.

“Memang sekitar itu, sekali perjalanan 240 kilometer. Sehari semalam bisa mencapai 500 kilometer, ” tutup Hartono.

Komandan Korem 044 Gapo Kolonel Inf Iman Budiman sekaligus Dan Satgas Karhutbunla Sumsel melalui Kapenrem 044 Gapo Mayor Inf Aris Barunawan menegaskan untuk mengantisipasi karhutbunla di Sumsel pihaknya menurunkan tidak kurang dari 595 personil TNI gabungan.

"Hingga saat ini total ada 595 personil yang kami kerahkan. Mereka berasal dari berbagai kesatuan mulai dari Rider, Arhanud, Kostrad hingga Armed," ungkapnya dibincangi Tribun.

Ia menjelaskan, para personil disebar di sejumlah daerah yang berpotensi rawan karhutbunla mulai dari Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Muara Enim dan Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Muba.

Penyebaran prajurit ke sejumlah daerah rawan karhutbunla ini, sesuai dengan tingkat kerawanan karhutbunla yang terjadi di daerah tersebut. Wilayah yang tinggi ancaman karhutbunlanya, akan dikirim lebih banyak prajurit.

"Satgas Darat dibagi dalam tiga subsatgas, mulai dari detasemen intai, pasukan bantuan BKO, dan Pasukan kerangka, mereka memiliki tugas yang saling melengkapi," katanya

Detasemen Intai memiliki tugas terdepan untuk mendeteksi dini kebakaran, serta patroli selama 24 jam. Pasukan BKO bertugas membantu proses pemadaman jika terjadi kebakaran.

Terakhir, pasukan kerangka bertugas melakukan sosialisasi dan melakukan pembinaan desa yang berpotensi karhutla. Setiap Subsatgas ditempatkan pada 55 Desa yang termasuk dalam kategori rawan karhutbunla.

" Satgas udara bertugas untuk melakukan operasi water boombing, satgas gakkum berasal dari kepolisian, satgas komunikasi yakni BMKG, satgas doa dari para tokoh agama dan satgas kabupaten atau kota berasal dari BPBD setempat," jelasnya

Ia melanjutkan sejauh ini kebakaran yang terjadi di wilayah Sumsel dapat terkendali dengan baik berkat kerjasama antar Satgas yang bertugas dilapangan serta bantuan pihak terkait lainnya.

Sebagai satu Indikator keberhasilan Satgas adalah dapat menjaga ISPU di wilayah Sumsel, khususnya Kota Palembang tetap dalam kategori baik.

“Salah satu keberhasilan dalam melakukan tugas operasi penanggulangan Karhutbunla adalah terjaganya Indeks Standart Pencemaran Udara (ISPU) dalam posisi kategori Baik,” jelas.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved