Rupiah Melemah ke Rp 14.815 Per Dollar AS, Analis Ini Ungkap Penyebabnya

Rupiah Melemah ke Rp 14.815 Per Dollar AS, Analis Ini Ungkap Penyebabnya Perang dagang yang mulai mengganggu kestabilan ekonomi global

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi 

Hal tersebut membuat investor menjauhi rupiah.

Padahal, data ekonomi Indonesia cukup stabil bahkan di Agustus 2018 terjadi deflasi 0,05%.

Dini berpandangan, sentimen dalam negeri meski data ekonomi stabil, tetapi pemerintah tampaknya belum ada upaya tambahan dalam menghadapi ketidakstabilan perekonomian global yang bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.

"Belum ada intervensi dan upaya tambahan dari pemerintah, ya belum bisa menaikkan minat investor balik ke aset rupiah," kata Dini.

Namun, Dini berpandangan rupiah saat ini belum underpriced.

Potensi terjadinya koreksi dan penguatan rupiah masih ada secara terbatas.

Jika dilihat secara teknikal rupiah bisa menguat karena saat ini sudah capai level terendahnya.

Untuk jangka pendek, Dini memproyeksikan rupiah masih akan melemah di rentang Rp 14.780 per dollar AS hingga Rp 14.825 per dollar AS.

Sementara, untuk jangka menengah hingga akhir tahun, Dini memproyeksikan pergerakan rupiah cenderung sideways karena pelaku pasar wait and see merespon kenaikan suku bunga The Fed. 

Jangka menengah, Dini memproyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.725 per dollar AS hingga Rp 14.870 per dollar AS.

Sedangkan, untuk jangka panjang Dini berharap ada tindakan priced in setelah suku bunga The Fed naik di akhir tahun, sehingga rupiah berpeluang naik.

Jangka panjang, Dini proyeksikan rupiah berada direntang Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.900 per dollar AS.

Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Rupiah melemah ke Rp 14.815/dollar AS tertekan ketidakstabilan ekonomi global


Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved