Asian Games 2018
Siapa Petugas Berseragam Hijau yang Bawa Christoper Rungkat usai Raih Medali Emas
Betapa tidak, medali emas tenis berhasil diraih pasangan ganda campuran Christoper Rungkat bersama Aldila Sutjiadi.
Satu diantaranya adalah M. Ihsan Tarmizi, Person in Charge (PIC) Doping Control Asian Games 2018 untuk Palembang.
Berikut petikan wawancara dengan Ihsan yang didampingi oleh 2 chaperone Nur Chafizoh dan Wulan Imaniah di Doping Control Commmand Centre (30/08).

“Pemeriksaan Doping jelas untuk mengesahkan dan mengabsahkan pemenang, seorang pemenang bila diketahui menggunakan doping secara otomatis akan digugurkan medali yang diterimanya,” papar Ihsan.
Ihsan telah menjadi Doping Control Officer (DCO) di beberapa event seperti Pekan Olahraga Nasional 2004, Sea Games 2011, International Solidarity Games, Asean University Games dan berbagai event olahraga internasional lain.
Saat ditanya apa yang terjadi bila atlet menolak melakukan test Doping, Ihsan secara lugas menjawab boleh-boleh saja atlet menolak, namun sesuai aturan dari WADA (World Anti Doping Agency) atlet tersebut diwajibkan mengisi formulir penolakan dan dia dinyatakan menggunakan doping.
Dan artinya medali yang didapat otomatis gugur.
“Untuk pemeriksaan Doping di Asian Games kali ini selain In Competition (IC) kita juga melakukan Out of Competition (OOC) yang dilakukan sebelum ada pertandingan. Atlet dipilih secara random (acak) untuk mengikuti tes ini. Bila dari hasil lab atlet memakai doping, maka dia akan dipulangkan ke negaranya dan tidak diperkenankan mengikuti rangkaian pertandingan,” jelas Ihsan.
Ihsan juga menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan Doping Asian Games 2018, WADA bekerjasama dengan pihak ketiga untuk Sample Collection yaitu Professional Worldwide Control (PWC). PWC pun menurunkan DCO berstandar Internasional dari berbagai penjuru dunia.
“Untuk di Palembang sendiri, sample collectionnya lebih dari 300 buah, kita menurunkan tim yang telah mengikuti pelatihan dan bersertifikat internasional sebanyak 72 orang, terdiri dari 16 DCO dan 56 chaperone,” urai pria yang sehari-hari bekerja sebagai Dosen di Poltekkes jurusan Analis Kesehatan ini.

Sampel yang diambil berupa urine atlet dan ada juga sebagian kecil berupa darah (blood).
“Sampel yang sudah diambil akan diperiksa di Laboratorium Doha Qatar, hasilnya akan diketahui dalam 1 hari. Dan resultnya akan diumumkan oleh Olympic Council of Asia (OCA),” jelas Ihsan.
Sementara itu 2 orang Chaperone Nur Chafizoh dan Wulan Imaniah yang mendampingi Ihsan nampak antusias menceritakan pengalaman mereka selama bertugas di Asian Games 2018.

Nur dan Wulan Tim Doping Control Asian Games 2018
“Ini adalah pengalaman pertama kami menjadi bagian dari Doping Control, saat mendengar ada tes untuk menjadi bagian ini saya langsung mendaftar,” kata Nur yang tercatat sebagai mahasiswi Poltekkes.
Menjadi bagian tim bukan perkara mudah karena mereka diwajibkan bisa berbahasa Inggris.