Cerita Cinta Soeharto dan Ibu Tien, Candaan Masa Kecil yang Jadi Kenyataan Hingga Maut Memisahkan
Jangan pernah membayangkan mereka bertemu di medan juang atau seorang tentara luka lalu ditolong oleh wanita PMI.
TRIBUNSUMSEL.COM-Di zaman perang kemerdekaan Indonesia, semasa muda Soeharto seorang tentara.
Istrinya, Siti Hartinah aktif di Palang Merah Indonesia dan Laskar Wanita (Laswi).
Jangan pernah membayangkan mereka bertemu di medan juang atau seorang tentara luka lalu ditolong oleh wanita PMI.
Mereka saling mencintai tanpa hiruk pikuk. Cinta yang mewujud dalam setiap laku dan napas.
Hingga akhir hayat, hanya ada satu nama perempuan di hati Soeharto, juga hanya ada satu nama pria di hati Tien, sapaan Siti Hartinah.
“Kami, istri saya dan saya, memang sama-sama setia, saling mencintai, penuh pengertian, dan saling memercayai” - Soeharto.
Baca: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja Untuk 5 Posisi Bagi D3 Hingga S1, Daftar Online Sampai 20 Januari
MEMORI BANGKU SEKOLAH
Soeharto dan Hartinah sudah saling kenal sejak kanak-kanak.
Keduanya sama-sama bersekolah di satu SMP, di Wonogiri, Jawa Tengah.
Di sana, Hartinah merupakan adik kelas Soeharto. Kebetulan dia satu kelas dengan Sulardi, sepupu Soeharto.
Soeharto sendiri diceritakan tak pernah menunjukkan tanda-tanda naksir kepada Hartinah.
Justru Hartinah yang sempat berkelakar kepada Sulardi bahwa suatu saat nanti dirinya akan menjadi kakak ipar Sulardi.
Selepas sekolah, keduanya berpisah. Soeharto melanjutkan ke PETA dan terjun ke dunia ketentaraan. Sementara Hartinah aktif di Laswi dan PMI.
Baca: Tak Tahan Terus Dibully, Syahrini Bakal Beri Balasan ini Pada Hatersnya saat Konser
KETIKA NYALI SOEHARTO CIUT
Yogyakarta, 1947. Suatu hari, Soeharto yang sudah menginjak 27 tahun, bertandang ke kediaman keluarga Prawirowiardjo yang lama mengasuhnya.
Keluarga bibi dan pamannya itu belum lama pindah ke Yogyakarta dari Wuryantoro, Wonogiri.
"Harto," kata Bu Prawiro, adik Pak Karto, ayahanda Soeharto.