Cerita Pilu Cucu Soeharto yang Pernah Jadi Paskibraka, Ditipu Rp 2 T hingga Perkawinan Berantakan

Saat itu, Abbas Said menjadi ketua Pengadilan Negeri Poso.

Farhat saat itu lolos seleksi dari tingkat kecamatan hingga menjadi Paskibraka tingkat kabupaten.

Dia mewakili Kabupaten Poso dan lolos menjadi Paskibraka tingkat provinsi.

"Bangga sekali kami jadi pengibar bendera. Memakai pakaian serba putih, tegap. Kami termasuk siswa pilihan," katanya suatu ketika.

Namun mantan suami artis Nia Daniati menyebut ada bau nepotisme pada perekrutan Paskibraka pada zamannya.

Yakni cuma anak pejabat yang bisa menjadi anggota Paskibraka.

Mulai anak gubernur, bupati, hingga pengusaha.

"Hampir semua anak pejabat pasti pernah jadi anggota Paskibraka. Tapi, sekarang bergantung kemampuan lah," katanya.

Menjadi anggota Paskibraka, kata Farhat, harus memiliki penampilan fisik yang prima. Mereka harus berbadan tegap dan bertampang rupawan.

"Khusus untuk cewek, mereka harus cantik lahiriah dan batiniah," katanya.

Selain menjadi wadah bagi alumni, PPI membina anggota Paskibraka. Setiap kali even pengibaran bendera akan dilakukan, mereka terjun mendidik para junior. Beberapa even pengibaran bendera selain HUT kemerdekaaan pada 17 Agustus adalah Hari Pendidikan dan Sumpah Pemuda.

Khusus untuk perayaan 17 Agustus, para alumni diundang ke Istana untuk mengikuti pengukuhan Paskibraka, termasuk Farhat.

Setelah pengibaran bendera pada 17 Agustus, mereka akan mengikuti jamuan makan malam di Istana bersama para pengibar bendera.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kisah Pilu Cucu Soeharto yang Pernah Jadi Paskibraka, Ditipu Rp 2 T hingga Perkawinan Berantakan, http://makassar.tribunnews.com/2017/08/18/kisah-pilu-cucu-soeharto-yang-pernah-jadi-paskibraka-ditipu-rp-2-t-hingga-perkawinan-berantakan?page=all.

Editor: Ilham Arsyam