Pilpres 2019
Cak Imin Sulit Hubungi Nusron Wahid, Ternyata Takut Diminta Jadi Timses JOIN
Baik Nusron maupun Muhaimin kini tidak satu partai, Nusron lebih memilih Golkar ketimbang partai besutan Cak Imin yaitu PKB
TRIBUNSUMSEL.COM - Nusron Wahid dan Muhaimin Iskandar merupakan alumnus Pergerakan Mahasiswa Islam Idnonesia (PMII), dimana Nusron menjabat Ketua Umum PMII selama 2000-2003.
Sedangkan Muhaimin atau Cak Imin merupakan seniornya, karena lebih dulu menjabat Ketum PMII pada 1994-1997.
Baca: PKS Siapkan Rp 22,5 Juta Bagi Warga Indonesia, Baca Teks Proklamsi Semirip Suara Soekarno
Baca: Blak-blakan Ahok Melalui Surat yang Dibacakan Nicholas Sean, Minta Dipanggil dengan Sebutan ini
Baca: Letjen Suryo Prabowo Posting Foto Mudanya, Gegara Emak-emak Anggap Foto Ganteng Pasti Sandiaga
Baik Nusron maupun Muhaimin kini tidak satu partai, Nusron lebih memilih Golkar ketimbang partai besutan Cak Imin yaitu PKB.
Kehadiran Nusron Wahid waktu mendampingi Mahfud MD, dimana Mahfud MD digadang sebagai cawapres Jokowi namun tidak jadi, dan lebih memilih KH Ma'ruf Amin.
Cak Imin pun mengaku sangat sulit menghubungi Nusron Wahid sejak beberapa bulan terakhir.
Hal itu seperti yang dungkapkan Cak Imin pada akun twitternya, @cakimiNOW
Beberapa bulan gak ketemu maupun kontak nusron wahid, ternyata takut kumintai jadi timses JOIN, Alhamdulillah sekarang sdh JOIN juga, JOKOWI- MAKRUFAMIN
Rooon..!
Dilansir dari Kompas.com, Joko Widodo akhirnya secara resmi mengumumkan bahwa orang yang akan mendampinginya sebagai calon wakil presiden untuk Pilpres 2019 adalah Ma'ruf Amin.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam jumpa pers bersama para ketua umum dan sekretaris jenderal parpol pendukung di Restoran Plataran, Jalan HOS Tjokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) petang.
Nama Ma'ruf dipilih di antara sejumlah tokoh yang selama beberapa bulan terakhir ramai diperbincangkan.
Ma'ruf bukan satu-satunya tokoh Nahdlatul Ulama yang masuk dalam bursa calon wakil presiden.
Ada nama lain yang sebenarnya cukup dominan dibicarakan, yakni Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Baca: Berapa Banyak Sebenarnya Harta Soeharto? Inilah Pengakuan Mantan Ajudan Si Penyimpan Uang Soeharto
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu sudah jauh-jauh hari dideklarasikan oleh pendukungnya sebagai calon pendamping Jokowi.
Dalam sejumlah pertemuan dengan awak media, Cak Imin selalu optimistis dirinya akan dipilih sebagai calon wakil presiden. Keyakinan itu bukan sekadar kata-kata.
Pada April 2018 lalu, Cak Imin meresmikan Posko JOIN, akronim dari Joko Widodo – Muhaimin.
Menurut dia, JOIN dibentuk atas inisiasi relawan dan simpatisan PKB yang mengusung dirinya sebagai cawapres.
Petinggi PBNU Marsudi Syuhud menyampaikan bahwa untuk seterusnya, akronim JOIN yang sebelumnya diresmikan oleh Cak Imin akan tetap digunakan. Namun, kali ini istilah tersebut memiliki kepanjangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Pokoknya namanya sudah ada, JOIN, Jokowi-Ma'ruf Amin," ujar Syuhud yang disambut tawa para hadirin.

Dilansir dari Tribunwow, diberitakan sebelumnya, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengungkapkan kronologi saat proses pemilihan calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.
Mahfud MD mengatakan jika sebelumnya ia telah diminta oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyiapkan diri.
"Jadi begini ceritanya, pada tanggal 1 Agustus jam 23.00 WIB, saya diundang oleh Mensesneg Pratikno di rumahnya.
Saya diberitahu 'Pak Mahfud sekarang pilihan sudah mengerucut ke bapak harap bersiap-siap nanti pada saatnya akan diumumkan, syarat-syarat yang diperlukan segera mulai di siapkan tidak harus lengkap, yang penting ada dulu'," kata Mahfud MD.
Seminggu kemudian, kata Mahfud MD, dirinya diundang kembali oleh Pratikno.
"Diberitahu, 'besok akan diumumkan detail sudah diputuskan sudah disiapkan upacaranya nanti berangkat dari Gedung Joang 45 naik sepeda motor bersama Pak Jokowi. Pak Mahfud bonceng Pak Jokowi yang di depan," ujar Mahfud.
Baca: DM Pria Ganteng yang Bales Malah Pacarnya, Lihat Malunya Lucinta Luna Sampai Tulis Kalimat ini
"Terus saya bilang kenapa tidak naik sama-sama aja? Saya satu, Pak Jokowi satu, 'nanti tidak bagus tuh kalau Pak Mahfud belok kiri, Pak Jokowi belok kanan, dipotret sama wartawan jelek', jadi sudah detail," ungkapnya menambahkan.
Lebih lanjut, Mahfud mengatakan jika pada Kamis (9/8/2018) pagi dirinya diminta untuk membawa curriculum vitae (CV) untuk keperluan deklarasi cawapres.
Tak hanya itu, dirinya juga diminta untuk menyiapkan baju yang sesuai dengan model baju Jokowi.
"Kemudian saya antarkan CV, sambil menunggu duduk di ruang sebelah. Begitu akan deklarasi akan tampil tinggal nyebrang, saya datang, baju putih itu bukan seragamnya," jelas Mahfud.
"Kemudian seperti, yang terjadi akhirnya diumumkan Kyai Ma'ruf Amin, kenapa itu berubah, itu sudah ada analis-analis di depan, bukan saya. Saya diburu wartawan ya ndak apa-apa, saya menerima sebagai realitas politik," imbuh dia.