Pantas Deddy Corbuzier Marah ke KPI, Inilah Tayangan Hitam Putih yang Bisa Bikin Orang Terinspirasi

Program televisi Hitam Putih mendapat sanksi teguran tertulis dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Editor: M. Syah Beni
Capture Youtube/Hitam Putih Trans 7
Dua remaja yang melakukan pernikahan dini di Kalimantan Selatan diundang ke acara Hitam Putih Trans 7 

Tujuannya untuk membuka lapangan kerja bagi mantan narapidana.

2. Qoyimah, Tukang Loak Mengajar Ngaji 

Qoyimah adalah seorang tukang loak yang rela mengajar mengaji anak-anak tanpa memungut biaya.

Ia juga merupakan relawan sosial yang sering membantu wanita-wanita lansia.

Diceritakan Qoyimah dirinya mencari loak menggunakan sepeda ke kota yang ditempuh sekitar 2 jam perjalanan.

"Kadang 15 ribu, 30 ribu, ada yang 50 ribu," ujarnya saat ditanya Deddy Corbuzier berapa penghasilannya.

Uang tersebut juga digunakan untuk membuatkan makan muridnya saat mengaji.

"Ada yang mau kasih uang. Saya tidak mau. Saya mau ibadah, lilahitaala," ujarnya

Berikut videonya

3.Via dan Coki Tobing, Pengusaha Kaki Palsu Yang Dermawan 

Coki Tobing, adalah pengusaha prosthesis asal Jakarta yang juga CEO Delivering Dreams dan pendiri DARE Foundation.

Prostesis adalah alat kesehatan yang didesain untuk menggantikan bagian tubuh tertentu yang mengalami cidera berat karena kecelakaan ataupun penyakit serius yang mengakibatkan tubuh si pasien harus diamputasi.

Coki Tobing adalah orang yang memberikan kaki palsu kepada Via.

Novia Kusuma Anggraini (Via) adalah difabel yang menyedot perhatian publik ketika dia menulis dengan menggunakan kaki kirinya untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang disapanya dengan sebutan "Om Coki".

Via berterima kasih karena Om Coki (Coki TObing) telah memberinya kaki palsu.

4. VIRAL, Bapak Naik Sepeda Cilacap-Ponorogo Demi Wisuda Putrinya

Demi menghadiri wisuda sang putri, Muhammad Juni (54) rela bersepeda dari Cilacap ke Ponorogo.

Sepeda yang dipakai pun bukan yang kekinian tetapi 'sepeda onthel'.

Warga Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah ini mengaku harus menempuh jarak sejauh 450 km untuk bisa sampai Pondok Modern Darussalam Gontor di mana sang buah hati menuntut ilmu.

Jarak itu ditempuhnya selama tiga hari.

Itu berarti dalam sehari bapak dua anak itu mampu menempuh jarak 150 km dengan bersepeda.

5 Kakek Tunanetra Yang Menyantuni 75 Anak Yatim 

Sarono, Sosok kakek tunanetra pemecah batu dan rela menyantuni 75 anak yatim.

Ia kehilangan penglihatannya sekitar tahun 1994.

Sarono mengemukakan, di usia 40 tahun ia menjadi tuna netra.

"Pertama cuma pegel di tengkuk, lama-lama lari ke pandangan," tutur Sarono.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved