Andi Arief Sudutkan terus Soal Mahar Rp 500 M, Ini Balasan yang Dilakukan Gerindra

Andi Arief Sudutkan terus Soal Mahar Rp 500 M, Ini Balasan yang Dilakukan Gerindra

Tribunnews/Twitter/kolase
Andi Arief, Prabowo dan Sandiaga. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, M Syahbeni

TRIBUNSUMSEL.COM-  Andi Arief Sudutkan terus Soal Mahar Rp 500 M, Ini Balasan yang Dilakukan Gerindra

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Andi Arief sempat menyebut Sandiaga Uno memberikan mahar masing-masing Rp 500 miliar ke PAN-PKS untuk syarat pencawapresan dirinya dengan Prabowo Subianto.

Awalnya, Andi sempat menuding bahwa Sandiaga Uno membayar Rp 500 Miliar ke Partai Amanat Nasional dan Partai Keadilan Sejahtera agar kedua parpol tersebut merelakan kursi cawapres Prabowo untuk dirinya.

Namun, setelah hari ini Partai Demokrat resmi mengusung Prabowo-Sandiaga, Andi justru tidak berani memastikan kebenaran soal tudingannya tersebut.

 "Itu kan saya dapat informasi dari orang, kita belum tahu benar atau tidak," kata Andi saat dihubungi, Jumat (10/8/2018) seperti dikutip dari Kompas.com

Mengejutkan Andi mengaku hanya mendapat informasi soal adanya mahar politik tersebut dari orang luar.

Ia pun mengatakan, masalah soal tudingannya ini akan dibicarakan dan diselesaikan secara kekeluargaan di internal koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga.

"Intinya proses penyelsaian akan dibicarakan di koalisi," ujarnya. Sebelumnya, baik Gerindra, PKS dan PAN sudah membantah tuduhan yang dilontarkan Arief di akun twitternya itu.

Bahkan, PKS bersiap untuk membawa kicauan Andi itu ke ranah hukum.

Kicauan Andi

Diancam akan dibawa ke ranah hukum, Andi Arief kembali menggulirkan bola panas terkait isu mahar politik yang dilakukan Sandiaga Uno ke PAN dan PKS.

Melalui akun twitternya Andi menjelaskan kronologis munculnya dugaan mahar Rp 500 miliar tersebut.

Diunggah sekitar pukul 10.00 WIB, Andi menuliskan bahwa informasi mahar itu diungkap oleh tim kecil Gerindra yaitu Fadli Zon, Dasco, Prasetyo, dan Fuad Bawazier.

Berikut penjelasan Andi Arief seperti dikutip dari akun twitternya @AndiArief__

1. Soal Mahar ke PKS dan PAN maaing2 500 M ini penjelasan Saya: Sekjen Hinca, Waketum Syarief Hasan dan sekrt Majelis tinggi partai Amir Syamaudin mendapat penjelasan itu langsung dari tim kecil Gerindra Fadli zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier 8 Agustus 2018 pk 16.00 .

2. Soal Mahar 500 M masing2 pada PAN dan PKS itu yang mwmbuat malam itu saya mentuit jendral kardus. Besar harapan saya dan partai Demokrat Prabowo mwmilih Cawapres lain agar niat baik tidak rusak.

3. Tanggal 9 Agustus pagi, pertemuan SBY-Prabowo membahaa soal bagaimana kembalikan politik yang baik dan terhormat tanpa mahar. SBY usulkan Prabowo cari cawapres lain yang bukan Sandi, bukan AHY, bukan Zul hasan, bukan Salim Al jufri seperti permintaan Zul has agar tokoh netral.

Twitt Andi Arief
Twitt Andi Arief (Twitter)

4. Prabowo tetap tak hiraukan usul SBY soal tokoh netral. Herannya Zul Has dan Salim Al Jufri juga berubah pendiriannya dari harus figur dari PAN atau PKS atau tokoh netral tiba2 aepakat memilih aetuju Sandi yang juga dari gerindra, ada apa?

5. Semua sudah terjadi, tapi proses ini pubik harus menegerti.

6. Saya terpaksa mentuit soal mahar ini karena PAN dan PKS memberi ancaman untuk membawa ke ranah hukum. saya siap dan kesempatan ini menjelaskan pada publik.

Twitt Andi Arief
Twitt Andi Arief (Twitter)

Terus disudutkan Andi Arief terkait isu mahar politik, akun twitter Gerindra membalas cuitan tersebut.

Akun partai Gerindra yang telah terverifikasi ini menuliskan sanggahannya sekitar pukul 13.00 WIB.

Gerindra menyebut apa yang dilakukan Andi Arief sangat tidak pantas.

Dirinya harus menghormati pengorbanan dari segala pihak demi terbentuknya koalisi Gerindra, Demokrat, dan PKS.

Gerindra juga meminta agar Andi Arief tidak lagi mengutamakan perasaan pribadi demi perjuangan besar untuk Indonesia

Hormatilah upaya dan pengorbanan dari segala pihak demi terbentuknya koalisi ini. Jangan saudara terus melontarkan statement yang tidak elok. Dalam perjuangan besar untuk Merah Putih dan Bangsamu, tidak boleh ada ruang untuk perasaan pribadi.

Gerindra
Gerindra (Twitter)
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved