Pilpres 2019
Pengamat Menilai Jenderal Gatot Kandidat Capres dari Poros Ketiga, Ini Alasannya
Poros ketiga ini dimungkinkan akan muncul setelah Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto mengumumkan sosok cawapresnya
TRIBUNSUMSEL.COM - Poros ketiga masih sangat mungkin terbentuk jelang Pilpres 2019.
Poros ketiga ini dimungkinkan akan muncul setelah Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto mengumumkan sosok cawapresnya.
Baca: BREAKING NEWS : Hasil Sidang Putusan, MK Tolak Gugatan Sarimuda-Abdul Rozak
Baca: Wakil Ketua Gerindra : Prabowo-Sandiaga 99 Persen Berpasangan Maju Pilpres
Baca: Jokowi Solat Jumat di Masjid Sunda Kelapa, Baru ke KPU, Info Sekjen PSI
Sosok cawapres yang dipilih oleh kedua kubu akan mengejutkan banyak pihak hingga terbentuk poros ketiga.
Sehingga, poros ketiga muncul sebagai kelopok parpol yang merasa tersakiti lantaran kadernya tak dilirik menjadi Cawapres.
Nama Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo disinyalir memiliki peluang mengisi sosok di poros ketiga yang dipertarungkan melawan Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019.
Pengamat Politik Zaenal A Budiyono melihat justru jelang pilpres pertarungan sengit justru terjadi di posisi cawapres, di mana hingga kini sejumlah nama terus dibahas para elit kedua kubu.
Salah satu nama yang disinyalir memiliki peluang, salah satunya Gatot Nurmantyo.
Meski demikian, langkah eks Panglima TNI itu tidak mudah.
Alasannya, kata Zaenal, pertama, di internal Jokowi untuk nama-nama profesional, selain Gatot masih ada nama Moeldoko, Mahfud MD, Susi Pudjiastuti atau Sri Mulyani.
"Keempatnya bukan nama sembarangan, karena memiliki rekam jejak mentereng. Moeldoko adalah mantan panglima TNI, dan sekarang ketua Kantor Staf Presiden (KSP). Mahfud MD memiliki pengalaman di birokrasi, selain akademisi. Susi dikenal sebagai menteri berprestasi, sementara Sri Mulyani terakhir meraih gelar sebagai menteri keuangan terbaik di dunia," kata Zaenal dalam pernyataannya mengutip Tribunnews.com beberapa waktu lalu.
Kedua, lanjut Zaenal selain nama-nama dari internal Jokowi, koalisi parpol pendukung juga menyuguhkan nama-nama kuat.
Mulai dari Muhaimin Iskandar, Romahurmuzy hingga Airlangga Hartarto.
Bila pertimbangannya untuk perimbangan kekuatan politik dan memperkuat elektabilitas, Jokowi cenderung akan memilih calon dari parpol yang sudah memiliki basis.
Jika demikian, bagaimana peluang Gatot di kubu Prabowo? Dosen Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia ini mengatakan sulit membayangkan pasangan Prabowo – Gatot, karena keduanya memiliki latar belakang yang sama, yaitu militer.
Pengalaman tahun 2014, Prabowo yang berpasangan dengan sipil (Hatta Rajasa) justru hanya kalah tipis dari Jokowi – JK.
"Mempertahankan momentum 2014 menjadi penting bagi Prabowo, dan dalam upaya kesana, ia membutuhkan sosok sipil yang mumpuni,"kata Zaenal.
Lebih jauh Zaenal menjelaskan partner Gerindra, PKS sejauh ini belum secara terang benderang mendorong Gatot.
Sebab, PKS masih fokus agar kadernya dipilih Prabawo menjadi Cawapresnya.
"Satu-satunya peluang adalah mengharapkan poros ketiga mencalonkan Gatot sebagai Capres. Tapi sekali lagi peluangnya sangat kecil, karena PD juga memiliki calon tak kalah menarik pada diri AHY,"ujar Zaenal.
Di sisi lain, PKB sangat optimis bahwa MUhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin bakal dipilih menjadi Cawapres Jokowi di bursa pertarungan Pilpres 2019.
Sebab, hingga saat ini kedua kubu calon presiden 2019 belum juga mengumumkan siapa yang akan menjadi sosok cawapresnya baik itu dari Jokowi maupun Prabowo.
Hal itu terungkap dalam acara Mata Najwa Rabu (9/8/2018), yang mempertemukan partai-partai yang berada di poros Jokowi dan yang berada di poros Prabowo.
Mengutip Warta Kota, sebagai host acara tersebut, Najwa Shihab bertanya kepada kubu Jokowi terutama kepada partai PKB yang ternyata optimistis bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi cawapresnya Jokowi.
Pada acara Mata Najwa sebelumnya pun Cak Imin sempat mengatakan bahwa Jokowi pasti akan menang apabila berpasangan dengan dirinya.
"Dibuktikan saja. Kalau Cak Imin wapresnya pasti menang," ujar politikus PKB, Jazilul Fawaid dalam acara Mata Najwa.
Namun dirinya tidak bisa menjawab ketika ditanya oleh Najwa apakah PKB akan mengundurkan diri mendukung Jokowi apabila Cak Imin tidak disandingkan menjadi wakil presiden.
"Mbak Najwa, kalau orang lagi pacaran jangan ditanya kapan putusnya," tutur Jazilul Fawaid.
Ia begitu optimistis bahwa Jokowi akan menggandeng Cak Imin menjadi wakilnya,
"Kita tunggu saja, saya yakin kesepakatan dari koalisi pasti disepakati," ujarnya
Sementara itu dari poros Prabowo disebutkan, poros ketiga mungkin saja terbentuk. Ini dibuat apabila Prabowo tidak bisa mengindahkan keinginan PKS dan PAN.
"Kalau memang tidak sesuai PAN dan PKS, bisa jadi ada poros ketiga. Kalau Cak Imin tidak diambil Jokowi, bisa juga Cak Imin berpeluang," tutur Ketua DPP PAN, Yandri Susanto.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Poros Ketiga Terbentuk Usai Jokowi dan Prabowo Umumkan Cawapres, Gatot Nurmantyo Capresnya?, http://bogor.tribunnews.com/2018/08/09/poros-ketiga-terbentuk-usai-jokowi-dan-prabowo-umumkan-cawapres-gatot-nurmantyo-capresnya?page=all&_ga=2.109635269.1163598787.1533792866-91730632.1533792866.