Pilpres 2019

Ijtima Ulama dan Manuver PKS Disebut Bikin 'Susah' Prabowo Subianto

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) semakin serius meminta Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk memilih Ketua Majelis Syuro PKS

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan 

Sebab, jika permintaan PKS tidak dituruti dan akhirnya partai tersebut hengkang, maka mereka terancam kehilangan representasi Islam dalam koalisi yang akan terbentuk nanti.

"Harus diakui yang membuat Prabowo mendapat label islami itu dari PKS. Mereka terbukti mengorganisir ulama dan umat Islam untuk pencapresan Prabowo ketimbang PAN," kata Adi.

Menurut Adi, apabila Prabowo kehilangan label keislaman, bisa dipastikan bakal semakin sulit melawan Jokowi di Pilpres 2019.

Sebab di kubu petahana terdapat PPP dan PKB yang menjadi representasi umat Islam tradisionalis.

"Selama ini yang terbukti bisa mengimbangi sentimen Islam tradisionalis di kubu Jokowi hanya PKS dan massa Islam puritannya," kata Adi.

Dalam hal ini, menurut Adi, Prabowo hanya memiliki dua cara agar tetap dapat mempertahankan PKS di dalam koalisinya.

Pertama, melakukan sharing power dengan PKS.

"Tentu nanti porsi menteri atau jabatan lainnya untuk PKS harus lebih banyak ketimbang partai lainnya," kata Adi.

Kedua, mengulur deklarasi cawapres pendampingnya sampai hari akhir pendaftaran guna meminimalisir peluang PKS menarik dukungan atau beralih dukungan ke kubu sebelah.

"Ya, tanggal 10 jam 10 malam lah," kata Adi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved