Kapolri Tito Karnavian Sebut Kasus di Yogya dan Indramayu Bukan Serangan Tapi Perlawanan Teroris

Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut kasus terorisme yang terjadi di Yogyakarta dan Indramayu

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan penetapan gelar perkara kasus Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di ruang rapat utama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/11/2016). Polri menetapkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka dalam kasus penistaan agama murni berdasarkan fakta hukum yang ditemui tim penyelidik. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut kasus terorisme yang terjadi di Yogyakarta dan Indramayu dalam beberapa hari terakhir, bukan sebagai aksi serangan.

Tito menyebut aksi tersebut sebagai perlawanan teroris yang sedang dibongkar jaringannya oleh kepolisian.

"Agar keluarga, masyarakat dan teman media tidak salah paham, peristiwa di Yogja dan Indramayu ini bukan serangan terorisme yang diinisiasi, tapi inisiatif mereka (melawan dari buruan polisi)," ujar Tito di Lapangan Mako Brimob Depok, Jawa Barat, Senin (16/7/2018).

Menurut Tito, aksi para terduga teroris ini merupakan inisiatif perlawanan dalam operasi surveillance, operasi penjajakan dan operasi pencarian yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dalam rangka penangkapan jaringan terorisme.

Tito mengatakan, kasus di Yogya dan Indramayu berbeda dari kasus serangan teroris di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Menurut Tito, pasca serangan di Surabaya, Polri terus memburu dan melakukan penangkapan terhadap jaringan teroris.

"Ini inisiatif di tangan kami, kami mengejar. Mereka melawan, kami sikat, karena membahayakan petugas, menyerang petugas," kata Tito.

Dalam waktu dua hari yakni Sabtu (14/7/2018) dan Minggu (15/7/2018), Densus 88 Anti Teror melakukan penangkapan terhadap 5 orang terduga teroris.

Penangkapan dilakukan di Jalan Raya Kaliurang Km 9,5, Yogyakarta dan Indramayu, Jawa Barat.

Penangakapan terduga teroris di Yogyakarta dilakukan pada Sabtu malam.

Tiga orang terduga teroris yang tertangkap di Yogyakarta seluruhnya tewas. Mereka terpaksa ditembak lantaran melakukan perlawanan terhadap petugas ketika akan ditangkap.

Penangkapan tiga orang terduga teroris tersebut merupakan hasil dari pengembangan sebelumnya. Beberapa waktu sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan terhadap beberapa orang di wilayah Yogyakarta.

Video Pilihan Dari tangan ketiga orang terduga teroris, polisi mengamankan berapa barang bukti berupa senjata api dan senjata tajam. Dalam penangkapan tersebut, dua orang anggota Densus 88 dikabarkan mengalami luka-luka.(Kompas.com)

Pelaku Dugaan Bom Panci adalah Anggota JAD Haurgeulis

Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Agung Budi Maryoto memastikan jika dua pelaku bom di depan markas polres Indramayu berasal dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Minggu Siang (15/7/2018).

Agung menambahkan jika pelaku merupakan suami istri yang mencoba melakukan serangan di depan Polres Indramayu.

Suami istri tersebut tergabung dalam JAD yang ada di daerah Haurgeulis.

"Iya JAD di Haurgeulis, daerah situ," kata Agung seperti yang dikutip TribunWow.com dari tayangan Kompas TV.

Mulanya, polisi mencurigai keberadaan mereka yang mencoba menerobos masuk Polres menggunakan motor tanpa lampu.

Lalu polisi mencoba menegur namun mereka tidak mau berhenti.

"Yang bersangkutan (terduga serangan), polisi mencurigai kok ada motor tanpa lampu mencoba masuk, tidak mau berhenti, lalu kaget. Dia punya barang jatuh semacam panci, kemudian ketakutan lalu kami melakukan tembakan peringatan," kata Agung.

Ketika dibuka, barang yang dibawa suami istri tersebut berisi semacam petasan dari potasium.

"Dibuka isinya semacam petasan dari potasium, low explosif (kekuatan ledakan)," tambah Agung.

Sementara itu, dikutip Kompas.com, di lokasi penjagaan di Polres Indramayu diperketat pasca penyerangan.

Sisa-sisa ceceran bahan peledak nampak masih ada di lokasi meskipun sudah dibersihkan oleh petugas.

Informasi yang berhasil dihimpun di lapangan dari berbagai saksi, penyerangan itu dilakukan oleh dua orang dengan berboncengan sepeda motor.

Pelaku langsung menerobos penjagaan di Mapolres merangsek masuk ke dalam.

Sehingga, petugas jaga melepas beberapa tembakan untuk melumpuhkan pelaku.

Meski demikian, pelaku bisa lolos keluar Mapolres dan kabur dengan luka tembakan.

Saat kabur pelaku melemparkan panci diduga berisi bahan peledak dan kabur ke arah Bunderan Mangga Indramayu.

Ceceran darah masih nampak di jalan depan Polres walau sudah dibersihkan.

Sementara itu, dalam kejadian tersebut tidak ada petugas yang luka.

Kedua pelaku kini telah diamankan pihak kepolisian. (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kapolda Jawa Barat Pastikan Pelaku Dugaan Bom Panci adalah Anggota JAD Haurgeulis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved