Berita Palembang
Tol Palindra Alami Peningkatan 200 Persen Kendaraan di Hari Pertama Mudik, Cukup Bayar Rp 6000
Tol Palindra Alami Peningkatan 200 Persen Kendaraan di Hari Pertama Mudik, Cukup Bayar Rp 6000
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Tol Palindra Alami Peningkatan 200 Persen Kendaraan di Hari Pertama Mudik, Cukup Bayar Rp 6000
H-7 Hari Raya Idul Fitri 1439 H arus lalu lintas di Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) sudah terpantau ramai lancar, Sabtu (9/6/2018).
Kendaraan roda empat asal luar Sumsel seperti dari Jakarta, Jambi, Bandung dan lain-lain mulai nampak mendominasi jalan tol Trans Sumatera tersebut.
Kepala Cabang Tol Palindra, Darwan Edison menerangkan pada hari pertama arus mudik tercatat ada sekitar 7456 kendaraan roda empat yang masuk dan keluar jalan Tol Palindra.
Jumlah tersebut bertambah dari hari biasanya yang hanya menyentuh 2734 kendaraan perhari.
"Hari pertama arus mudik peningkatan kendaraan sampai 200 persen. Terakhir sebelum arus mudik ada sekitar 2734 kendaraan pada bulan Mei yang lalu lalang," ujarnya.
Diakuinya, ramainya para pengendara yang melintas tak terlepas dari euforia masyarakat hendak melakukan aktifitas mudik sehingga membuat lonjakan pengguna tol lebih besar.
Kendati demikian, ribuan kendaraan yang melintas dari Palembang menuju Indralaya ataupun sebaliknya terbilang seimbang.
Dengan hanya merogoh kocek Rp 6.000 dan diskon 10 persen membuat masyarakat lebih memilih melintasi tol yang memiliki panjang 22 KM itu ketimbang jalan nasional, dipilihnya tol Palindra tak terlepas dari akses yang mudah dan terhindar dari kemacetan.
"Perkiraan kita lonjakan akan terjadi pada hari Sabtu dan Minggu. Lonjakan pengguna jalan tol pasti akan lebih besar lagi," tegasnya.
Ruas jalan tol Palindra sendiri memiliki sepanjang 22 km ini terbagi menjadi beberapa jalur yaitu operasional sepanjang 7 km dan fungsional sepanjang 15 km.
Jalur tol operasional di mulai dari seksi Palembang menuju Pemulutan, sementara dari seksi Pemulutan ke Simpang Susun (SS) KTM sepanjang 5 km dan dari SS Pemulutan menuju Indralaya sepanjang 10 km masih merupakan jalur fungsional.
Untuk jalur operasional dari Palembang ke Pemulutan, pengguna jalan tol akan dikenai tarif tol sebesar Rp 6.000 saja.
Setelah itu, bisa melanjutkan ke jalur fungsional yang masih gratis penggunaannya.
"Funngsional adalah jalan yang dapat dilintasi oleh kendaraan, jadi persyaratan tidak sama dengan jalan yg beroperasi berbayar. Jalan fungsional hanya jalan alternatif membantu keramaian di jalan nasional," bebernya.
Sementara itu, Jalur Lintas Timur (Jalintim) yang berada di perbatasan Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan juga mulai dipadati para pemudik memasuki H-7 lebaran.
Seluruh kendaraan baik roda dua maupun roda empat terlihat melintas di kawasan terminal Kayuagung, kabupaten OKI Sumsel.
Lalulintas jalanpun diatur satu persatu oleh dinas perhubungan setempat yang ada dilokasi. Kondisi medan jalan di Jalintim telah mulus dilintasi para pemudik tanpa adanya lubang.
Pejabat Pembuat Komitmen XII Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Iwan Fiqri mengatakan, perbaikan seluruh jalan di jalur lintas timur telah dilakukan sejak Februari lalu berupa tambal sulam.
"Bisa dikatakan kondisi jalan sudah 90 persen. Lubang-lubang besar dipastikan sudah tidak ada lagi, begitu juga yang kecil," kata Iwan, saat meninjau Jalintim.
Anggaran perbaikan Jalintim pun, menghabiskan dana sebesar Rp 1 Miliar dengan menggunakan dana transisi APBN.
Namun, dana tersebut menurut Iwan masih sangat minim, dikarenakan idealnya pengerjaan jalintim OKI-Palembang bisa memakan dana sebesar Rp 2,5 Miliar.
"Untuk lebih meningkatkan fungsi jalan maka akan dilakukan pengaspalan mulai Juli 2018 menggunakan dana APBN senilai Rp 50 miliar," ujarnya.