Ledakan Bom di Gereja Surabaya
Disaat Jenazah Puji Kuswati Ditolak Keluarga,Begini Reaksi Ibu Dito Oepriarto Soal Kematian Putranya
Perilaku terorisme yang dilakukan oleh keluarga Dita Oepriarto menyisakan luka mendalam bagi banyak pihak,
Saat Dita Oepriarto pulang, istrinya tidak pernah dibawa.
Rentetan aksi peledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo membawa duka bagi banyak orang.
Mirisnya, deretan aksi tersebut dilakukan oleh sekelompok anggota keluarga.
Kejadian pertama yang disoroti adalah peledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.
Aksi tersebut dilakukan Dita Oepriyanto bersama istri dan empat orang anaknya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan Dita berbagi tugas bunuh diri pada seluruh anggota keluarganya.
Dita menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dengan mengendarai mobil Avanza, menabrakkannya ke gedung gereja, dan meledakkan diri.
Selanjutnya, istrinya Puji Kuswati serta dua anak perempuannya datang ke Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan meledakkan diri menggunakan bom di pinggang.
Ada pula dua anak laki-laki Dita menerobos area Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, menggunakan sepeda motor dan meledakkan diri gunakan bom yang dipangku.(Sriwijayapost)
Simak video viral pengakuan Ibu Dita Oepriarto
Puji Kuswati diketahui lahir di Banyuwangi.
Meskipun Puji jarang pulang dan berkomunikasi, pihak keluarga tetap perhatian pada anak ketiganya itu.
Puji lahir di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.
Namun Puji sejak balita telah meninggalkan Banyuwangi.
Dikutip dari Surya, menurut Kepala Desa Tembokrejo, Banyuwangi, Sumarto, Puji memang lahir di desanya.
Namun tidak tercatat secara administrasi berdomisili di Banyuwangi.