Berita Palembang
Demo Ribuan Ojol Protes Aplikator di Palembang, Nyawa Kami Dihargai Rp 6.000
Ainun (44) wanita penarik ojek online terlihat di barisan paling depan diantara massa pria yang ikut aksi 234 di halaman DPRD Sumsel, (23/4).
Setiap ketua komunitas ojol bergantian berorasi menyampaikan aspirasi, rata-rata tuntutan mereka sama yaitu pihak aplikator bisa menaikan tarif sesuai tuntutan serta menurunkan penilaian performa saat menarik penumpang.
Dalam orasi, para ojek online ini pun mengaku akan mundur dari perusahaan Gojek maupun Grab bila tidak mengabulkan tuntutan pendemo.
Bahkan mirisnya, seluruh mitra Gojek dan Grab ini setiap menarik penumpang bila terjadi sesuatu hanya dihargai seharga dua pempek kulit.
"Nyawa kami hanya dihargai Rp 6.000, kalau kecelakaan pun hanya ditutupi koran, kemana hati nurani pihak aplikator," teriak orator demo.
Bahkan pihak aplikator dinilai tak bersuara ketika harga bahan bakar minyak naik dan malah semakin menyengsarakan mitra dengan menurunkan tarif.
Koordinator Aksi, Sandi Aulia menilai saat ini para aplikator terus berperang atas kepentingan mereka seperti tarif yang sangat rendah, serta performa. Akibatnya, para driver pun merasa seperti diperbudak atas kebijakan tersebut.
"Karena itu, kedatangan kami ke DPRD ini untuk meminta DPRD untuk mengadu agar mengambil tindakan atas apa yang dilakukan aplikator," katanya.
Mereka menuntut aplikator agar menaikkan tarif yang semula hanya Rp 1.600 per kilometer menjadi Rp 3.000 per kilometer. Kemudian, pihaknya juga menuntut agar aplikator menurunkan performa dan poin.
Menurutnya, dengan tarif yang rendah dan performa sangat tinggi membuat para driver sangat sulit mendapatkan penghasilan.
Diakui penilaian performa hanya dihitung bila mencapai 70 persen, hal itu dinilai berat karena untuk satu jam belum tentu mendapat orderan baik penumpang maupun barang.
"Sebaiknya diturunkan menjadi 40 persen, karena kalau 70 persen sangat berat, dengan demo ini kami pun siap menerima konsekuensi dari apilkator," ungkapnya.
DPRD Panggil Aplikator
Wakil Ketua DPRD Sumsel, Chairul S Matdiah berjanji akan menyampaikan aspirasi dari ribuan driver tersebut serta mendorong agar aplikator mendengarkan aspirasi yang dinilai merugikan para ojek online.
"Kami hanya penyambung lidah, bukan pengambil keputusan sehingga kami hanya bisa menyampaikan saja," katanya.
Nantinya, pihak DPRD Sumsel akan memanggil aplikator untuk memberikan solusi. Bahkan, pihaknya meminta agar aplikator juga mengundang perwakilan dari Jakarta agar dapat menentukan sikap.
Hasil mediasi bersama Pimpinan DPRD tersebut nantinya akan dilakukan lebih lanjut pada Senin 30 April mendatang, dengan menghadirkan kedua perusahaan untuk berdialog mengenai permasalahan tersebut.
"Rencananya pekan depan (Senin) pertemuan ini akan dilakukan lagi," katanya.
Dalam pertemuan tersebut hadir juga perwakilan grab Palembang. Mereka berjanji akan membawa permasalahan ini ke pihak aplikator yang ada di Jakarta untuk dicarikan jalan keluar terbaik. (men/mg2/SP)