Berita Palembang

Terus Jalan, Komisi V DPR RI Minta Jembatan Musi IV Ditinggikan Lagi

Ketinggian jembatan tidak sesuai kondisi di lapangan sehingga dapat mengganggu arus lalu lintas perairan di Sungai Musi.

TRIBUNSUMSEL.COM/ABRIANSYAH LIBERTO
JEMBATAN MUSI IV - Suasana pembangunan jembatan Musi IV, Palembang, Selasa (9/4/2018). Jembatan musi IV ini ditargetkan selesai sebelum Asian Games mendatang.TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pembangunan Jembatan Musi IV menuai kritikan.

Ketinggian jembatan tidak sesuai kondisi di lapangan sehingga dapat mengganggu arus lalu lintas perairan di Sungai Musi.

Komisi V DPR RI minta pembangunan dihentikan.

Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono, dalam kunjungan kerja ke Palembang, Kamis (19/4), menyebut Musi IV merupakan proyek "ngawur".

Hal ini dilihat dari ketinggian antara permukaan dengan jembatan sangat rendah, berbeda dengan aturan yang semestinya setinggi 40 meter.

Dengan kondisi saat ini, menurutnya, jembatan justru akan menghambat laju perekonomian mengingat Palembang masih mengandalkan perairan.

Sungai Musi juga merupakan jalur transportasi beberapa kab/kota di Sumsel.

"Karena itu kami minta proyek ini dihentikan, atau jika tidak kami minta agar jembatan ini ditinggikan kembali," tegasnya.

Bambang mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum tidak bisa seenaknya menabrak aturan dengan tidak berkoordinasi lagi dengan Kemenhub.

Padahal, Kemenhub lebih tahu terkait trafik jumlah dari logistik serta jumlah mobilisasi orang.

Menurutnya, persoalan ini lantaran ego sektoran dari KemenPU tanpa memikirkan sektoral lainnya.

"Kami akan panggil KemenPU ini, jangan sampai proyek yang ada dibuat main-main," tegasnya.

Kritikan Bambang itu dibenarkan Kepala Dinas Navigasi Klas I Palembang, Supardi saat ditemui usai kunjungan anggota DPR RI Komisi V di Kantor Navigasi Pelabuhan Boom Baru.

Supardi mengatakan, ketinggian jembatan dengan permukaan air agar bisa dilalui kapal yakni sekitar 20 meter.

Sedangkan, ketinggian saat ini hanya sekitar 15 meter. Itu untuk tinggi kondisi air sedang surut, akan jadi masalah lagi jika kondisi air sedang pasang.

Supardi mencontohkan seperti kapal milik KSOP, saat melewati Jembatan Musi IV harus menurunkan antenanya berbeda saat melewati Ampera.

Karena itu, sampai saat ini pihaknya belum berani untuk memasang alat navigasi

"Di dalam UU juga ketinggian permukaan air dengan Jembatan harus 40 meter. Kami harap nantinya akan ada solusi terbaik untuk mengatasi persoalan ini," ujarnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan dan Jembatan Musi IV BBPJN, Suwarno membantah terkait hal tersebut.

"Apa yang kami kerjakan tidak ada yang ngawur dan kami pastikan kebenaran data dan pengerjaannya," tegasnya.

Ia menjelaskan ketinggian jembatan Musi IV antara permukaan air sungai dengan kontruksi yakni mencapai 13,50 meter.

Sedangkan ketinggian permukaan air sungai ke jembatan Ampera hanya 11,25 meter.

Artinya, jembatan Musi IV lebih tinggi 2 meter dibandingkan jembatan Ampera.

"Kondisi ketinggian ini dihitung saat air sedang pasang tertinggi," katanya.

Pihaknya juga telah meminta izin ke navigasi bahwa selama proses konstruksi Musi IV ketinggian akan sama dengan Ampera.

Tapi setelah kontruksi selesai maka dipastikan akan lebih tinggi dari jembatan Ampera.

"Mungkin ada kesalahpahaman dalam surat izin tersebut. Karena itu saya meminta untuk memahami dulu isi surat tersebut," ujarnya.

Ia juga menegaskan, proses pembangunan jembatan Musi IV ini akan terus berjalan karena semua sudah dibahas semua pihak, termasuk DPR RI 2014 -2015.

"Jadi kami pastikan proyek ini sesuai dan kami bekerja tidak pernah ngawur," katanya.

Pakai Sensor Beban

Sebelumnya, Suwarno, mengatakan, progres pembangunan Jembatan Musi IV sudah mencapai 75,8 persen.

Artinya masih tersisa sekitar 24,2 persen dan pihaknya tetap optimis dapat selesai sebelum Asian Games.

"Sekarang ini fokus pengerjaan konstruksi di tengah sungai yaitu melakukan pengerjaan box girder atau bentang tengah. Sampai saat ini sudah menyelesaikan empat segmen dari total 18 segmen yang harus dikerjakan," ujar Suwarno dibincangi, Selasa (10/4) lalu.

Lebih lanjut ia mengatakan, pengerjaan di bagian tengah tersebut tersisa 14 segmen.

Memang dalam pemasangan ini cukup memakan waktu, pemasangan satu segmen itu paling tidak memerlukan waktu lima hari.

"Jadi kurang lebih dua bulanan lagi atau sekitar bulan Juni Jembatan Musi IV ini akan tersambung. Jika pengerjaan ini selesai, kita baru akan melakukan perapian dan masuk tahap finishing," katanya.

Ia menjelaskan, kendala dalam pembangunan jembatan ini jika secara teknis sebenarnya tidak ada.

Namun, ketika melakukan pengecoran tidak bisa dikerjakan pada siang hari, melainkan harus dikerjakan saat malam hari.

Hal tersebut dikarenakan suhu di siang hari selalu berubah-ubah berbeda dengan suhu di malam hari yang relatif stabil.

"Kendala lainnya adalah cuaca dan suhu. Hal tersebut dikarenkan kita menggunakan beton mutu tinggi yang dimana saat pengerjaannya harus menyesuaikan suhunya," bebernya.

Kepala Satker Pelaksana Jalan Metropolis Yudian Budi Khrisna mengatakan Jembatan Musi IV akan menerapkan sistem keamanan Structural Health Monitoring System (SHMS) atau sensor yang berfungsi untuk mendeteksi beban dan kerusakan jembatan.

Alat sensor ini rencananya ditempatkan sebanyak 22 titik di setiap sudut jembatan.

"Kami targetkan pembangunan Jembatan Musi IV ini selesai sebelum Asian Games mendatang," ujarnya.

Pembangunan Jembatan Musi IV yang menghubungkan kawasan Seberang Ilir dan Seberang Ulu progresnya sudah mencapai 75,8 persen.

Saat ini kontraktor di lapangan tengah fokus dalam pengerjaan konstruksi yang berada di tengah Sungai Musi. (nda)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved