Berita Prabumulih
Kembar di Prabumulih Ini Kurus Tinggal Tulang Alami Cerebral palsy dan Gangguan Pencernaan
Sungguh malang nasib yang dialami si kembar Oky Saputra (7) dan Oke Samudera (7), bocah yang merupakan warga Jalan Prabumulih-Muaraenim Talang
Penulis: Edison | Editor: Kharisma Tri Saputra
"Kalau anak dirawat iya biaya perawatan gratis tapi kami menunggu mau makan dan anak sulung saya siapa yang urus, apalagi di Palembang tidak ada keluarga," ungkap Sabri ketika dibincangi dengan mata berkaca di kediamannya, Rabu (18/4/2018).
Sabri mengatakan, dirinya tidak mau merawat anaknya ke Palembang karena tidak memiliki penghasilan lebih.
Per bulan dirinya hanya menghasilkan uang Rp 500 ribu dengan bekerja sebagai buruh sadap karet, tetapi dengan kondisi karet turun saat ini membuat penghasilan yang diperoleh sangat kecil.
"Bagaimana mau mencukupi kebutuhan keluarga, penghasilan sangat rendah."
"Saya terus mencari penghasilan tambahan usai menyadap karet, namun lantaran kebutuhan sehari-hari tinggi ditambah anak sekolah membuat ia bersama sang istri hanya bisa pasrah," katanya.
Sementara ibu si kembar, Mina Rosila mengatakan, perkembangan kedua anaknya itu terhambat sejak berumur 1 tahun disebabkan makan kurang.
"Petugas dari puskesmas rutin datang memberikan bantuan susu dan roti, namun sejak umur 1 tahun makan kurang dan perkembangan anak kami lambat," katanya dengan tatapan kosong.
Mina dan suaminya Sabri berharap kelak selain dinas kesehatan pemerintah kota Prabumulih, juga ada masyarakat yang mengukurkan tangan dan memberikan bantuan untuk menyembuhkan penyakit yang dialami dua anak tersebut.
"Kami mengharapkan uluran tangan pemerintah, sehingga anak kami ini bisa dirawat dan disembuhkan. Kami ini orang miskin, tidak punya uang dan kelurga di Palembang," harap pasangan suami istri ini sedih.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Pemkot Prabumulih, dr Happy Tedjo melalui Kepala Puskesmas Prabumulih Barat, dr Bambang Wahyu Nugroho mengatakan kedua anak kembar yang mengalami Cerebral palsy (kelumpuhan otak) dan gangguan pencernaan itu telah dipantau serta dirawat pihaknya sejak 2012 atau umur 1 tahun.
"Oky Oke rutin tiap bulan kami pantau untuk PMT (pemberian makanan tambahan). Tapi tak banyak berubah berhubung ada kecacatan sejak lahir," ujarnya.
Bambang mengatakan, Cerebral palsy dialami kedua kembar itu yakni gangguan otak belakang dan kelainan dibagian tubuh sehingga mengalami gangguan dalam makan.
"Kami telah lakukan juga terapi dan makanan tambahan namun karena tidak ada perubahan lalu pada 2014 kita usulkan dirawat ke dokter spesialis di rumah sakit umum palembang gratis."
"Tapi karena kendala biaya dari orang tua saat menunggu sehingga mereka menolak namun tetap kami pantau untuk posyandu dan pemberian makanan tambahan tiap bulan," bebernya.
Ditanya penyebabnya, dr Bambang mengatakan biasanya disebabkan sejak kehamilan kemungkinan ibu memakan obat yang tidak dianjurkan dokter atau kurang kandungan gizi sehingga menyebabkan anak gangguan otak.