Berita Musirawas

Pesepakbola Asal Musirawas Meninggal Dunia Usai Tabrakan dengan Penjaga Gawang TPK FC

Kabar duka menghampiri insan persepakbolaan Indonesia. Catur Arbyanto (23) pemain sepakbola Kecamatan

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Melisa Wulandari
tribunsumsel.com/Eko Hepronis
Pesepakbola Asal Musirawas Meninggal Dunia Usai Tabrakan dengan Penjaga Gawang TPK FC 

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis.

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Kabar duka menghampiri insan persepakbolaan Indonesia.

Catur Arbyanto (23) pemain sepakbola Kecamatan Muara Kelilingi meninggal dunia usai bertabrakan dengan penjaga gawang TPK FC dalam pertandingan sepakbola Bupati Musi Rawas Cup.

Warga desa G1 Mataram, Kecamatan Tugu Mulyo, Kabupaten Mura itu meninggal usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Sobirin milik Kabupaten Mura di Kota Lubuklinggau, Jumat (6/4) sekira pukul 04.00 WIB.

Baca: Live Streaming Liga 1 Indonesia: Super Big Match Madura United Vs Sriwijaya

Madio (61), orang tua catur menuturkan awal mula tidak tahu kalau anak keempatnya mengalami kecelakaan saat sedang main bola bersama PS Muara Kelingi.

"Saat itu saya pulang dari sawah Rabu pukul 05.30 WIB, ada teman ibuny Catur duduk rumah. Saya tanya ada apa? dia jawab tidak ada apa-apa," ungkapnya.

Setelah Catur keluar dari klinik C Wukirsari, teman ibunya itu baru berani bilang kalau anaknya habis masuk klinik karena sakit usai tabrakan saat bermain bola.

Baca: Viral Video Pria yang Menangis Lalu Peluk Mempelai Wanita Saat Resepsi,Terkuak Kisah Ini!

"Saat turun dari mobil harus diangkat, karena dia sudah tidak kuat lagi untuk jalan. Bagian perut sebelah kanannya saya lihat warna merah bekas spul sepatu," ujarnya.

Karena khawatir akhirnya Madio pergi kerumah mantri yang tak jauh dari rumahnya untuk mengobati dan memeriksa kondisi putranya keempatnya itu.

"Setelah dipriksa tidak langsung diobati oleh mantrinya, dia bilang tunggu dulu pak, jika kencingnya berdarah nanti kita obati," ucapnya.

Baca: Ingat Sosok Bocah Obesitas Aria Permana? Begini Kabarnya Sekarang Mengejutkan

Sekira Kamis (5/4/2018) dinihari pukul 02.00 WIB. Catur mengeluhkan rasa sakit, kemudian pihak keluarga membanya kembali ke klinik H Wukirsari, namun dokternya tidak ada karena baru datang sore harinya.

"Karen tidak kuat lagi, sekira pukil 10.00 WIB di Bawa kerumah Sobirin milik Kabupaten Mura di Kota Lubuklinggau, disana langsung ditangani oleh dokter," katanya.

Hanya saja belum ditangani lebih lanjut, karena cidera Catur dibagian perut membuat dokter RS menyuruhnya berpuasa terlebih dahulu.

Baca: 2 Trainset LRT Akan Tiba Di Palembang Paling Lambat 13 April 2018

Saat dirawat dia posisi sadar, dia tidur paling lima menit, Sebelum meninggal sekira Jumat (6/4) sekira pukul 03.00 WIB sempat ingin membuka oksigen dan infus," ungkapnya

Saat itu Catur curhat dengan Madio jika kapok untuk main bola lagi, selang satu jam kemudian sekira pukul 04.00 WIB pagi dia dinyatakannya meninggal dunia oleh dokter yang merawatnya.

"Kita ikhlas sudah terlanjur, kalau tidak ikhlas tidak boleh itu melanggar ketetapan takdir namanya," ucapnya.

Baca: Maia Estianty Blak-blakan Bocorkan Kekasihnya, 7 Fakta ini Bikin Melongo

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved