Skybridge LRT Beroperasi Bersamaan dengan Stasiun Bandara SMB II
Pembangunan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Sumsel terus menunjukkan peningkatan progres yang signifikan.
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COOM, PALEMBANG – Pembangunan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Sumsel terus menunjukkan peningkatan progres yang signifikan.
Selain fisik proyek LRT, fasilitas pendukung seperti skybridge atau akses penumpang LRT ke bandara maupun sebaliknya, juga terus dikebut pengerjannya.
Menurut Manajer of Public Implementation Unit (PIU) proyek skybridge Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang,
Baca: Kebijakan Satu Peta Masih Banyak Kendala, Ini Alasannya

Khaerul Assidiqi, progres pengerjaan skybridge telah mencapai 82 persen dan ditargetkan rampung pada akhir April mendatang.
“Kita saat ini tengah fokus pada finishing. Artinya mulai dari penataan, pengecatan, pemasangan instalasi listrik saat ini tengah dikerjakan tim kita,” kata Khaerul kepada TribunSumsel.com, Kamis (15/3/2018).
Dilanjutkannya, skybridge sepanjang 120 meter terdiri dari tiga lantai tersebut tidak hanya sebagai akses penumpang yang menggunakan moda transportasi massal di bandara, namun juga secara umum menjadi ruang publik yang nyaman.
Baca: Irma Bertanam Vetiver di Jakabaring Sport City
Kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan di antaranya eskalator yang menghubungkan terminal bandara dan skybridge, serta travelator yang menghubungkan skybridge dengan stasiun LRT di zona 1 tersebut.
“Skybridge ini memudahkan akses penumpang karena tahun depan Bandara SMB II akan melayani 3,4 juta penumpang pertahun.
Lantai 3 merupakan akses utama penumpang dari terminal bandara ke stasiun LRT. Selain itu, di skybridge ini ada space yang disewakan bagi yang ingin berwirausaha di lantai 2,” paparnya.
Baca: Ayu Ting Ting Unggah Foto ini di Instagram, Raffi Ahmad Diapit Dua Janda
Rencananya, skybridge akan dioperasikan berbarengan dengan pengoperasian stasiun LRT Bandara SMB II yang akan diujicoba pada Mei mendatang.
“Ini (skybridge) akses LRT, kalau belum selesai, bagaimana mau dimanfaatkan saat ujicoba stasiun LRT,” pungkas Khaerul.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) LRT Sumsel, Suranto mengatakan, progres LRT Sumsel kini telah mencapai 88 persen. Kereta ringan pertama di Indonesia ini ditargetkan rampung 100 persen pada Juni mendatang.
Baca: KPU Pagaralam Pastikan Masyarakat Bisa Tonton Debat Publik
“Juni (pembangunan LRT Sumsel) selesai dan Juli akhir diresmikan. Agustus bisa beroperasi penuh,” kata Suranto.
Selain lintasan kereta, lanjutnya, pihaknya juga tengah mengupayakan mendatangkan rangkaian kereta secepatnya.
“Kereta sedang dibuat oleh PT INKA di Madiun (Jawa Timur). Kita akan kirim orang ke sana untuk melihat sejauh mana progres pembuatan rangkaian kereta karena rencananya 23 Maret akan dikirim dua trainset (rangkaian kereta).
Baca: Diserahkan ke Kejaksaan Negeri Karna Kasus Narkoba, Penampilan Jennifer Dunn Tetap Cantik
Tapi masih kita tinjau dulu,” terangnya. Suranto menjelaskan, satu trainset terdiri tiga kereta.
Pihaknya juga merencanakan akan mendatangkan 8 hingga 14 trainset, sesuai kebutuhan saat ujicoba maupun saat pengoperasian penuh.
“Satu rangkaian (kereta) kapasitasnya 534 orang. Hitungannya, 1 meter persegi untuk 8 orang penumpang,” paparnya.
Jika beroperasi penuh, penumpang seperti misalnya di stasiun Bandara SMB II hanya perlu waktu 20 menit untuk menunggu kedatangan kereta karena jarak rata-rata antarstasiun tidak lebih dari 2 kilometer.
Baca: Warga Eks Teratai Putih Palembang Geger Lihat Mayat Wanita Ini di Penginapan
LRT yang beroperasi 18 jam dalam sehari itu nantinya akan berhenti di setiap stasiun selama 30 detik.
“Jadi nanti kalau full operation seperti itu sistem pengoperasiannya,” jelas Suranto.
Untuk mendukung kecepatan dan ketepatan dalam mengangkut penumpang, LRT Sumsel akan memanfaatkan tenaga listrik.
Seperti diketahui, lintasan LRT Sumsel sepanjang 23,4 kilometer terdiri dari 1 depo dan 13 stasiun, dilengkapi dengan 9 gardu listrik berkapasitas 3,8 megawatt.
Baca: Tak Bisa Dikembangkan, Pelabuhan Tanjung Carat Akan Segera Dibangun Gantikan Pelabuhan Boom Baru
“Kalau ada yang tanya, bagaimana kalau ketika LRT jalan, tiba-tiba mati listrik?
LRT dijamin tidak akan mati listrik karena pihak BUMN menjamin pasokan listrik untuk LRT Sumsel,” tegas Suranto sambil mengatakan kecepatan maksimal LRT nantinya ditentukan 80 kilometer perjam.
Ke depan, PT KAI akan ditunjuk sebagai operator LRT Sumsel. Saat ini, proses pengerjaan kereta ringan ini masih menjadi tanggung jawab PT Waskita Karya selaku kontraktor.
“Diharapkan LRT Sumsel dapat mengatasi persoalan kemacetan di kota Palembang,” tandas Suranto.
Baca: Posting Foto dan Sebut Dirinya Mirip Prilly Latuconsina, Lihat yang Terjadi Pada Annisa Bahar
Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel, Uzirman Irwandi mengatakan,
selain untuk mengatasi persoalan kemacetan, pembangunan LRT Sumsel dan infrastruktur lainnya bermuara pada kepentingan rakyat, terutama menyangkut kesejahteraan.
“Kenapa Pak Gubernur (Sumsel, H. Alex Noerdin) giat membangun infrastruktur di Sumsel? Karena ini untuk kepentingan rakyat. LRT ini juga berguna untuk mendukung Asian Games 2018,” ujarnya.
Baca: Young Lex Komentari Postingan Instagram Marion Jola dengan Kata-kata ini
Uzirman menegaskan, pembangunan LRT bukan untuk mengedepankan sisi prestisi, melainkan manfaat jangka panjang yang dapat dirasakan masyarakat.
“Pembangunan LRT bukan untuk gagah-gagahan. Rp 68 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masuk ke Sumsel.
Kita ingin lewat event olahraga internasional, kita dikenal dunia dan banyak yang berivestasi di Sumsel.
Pendapatan daerah bertambah, rakyat sejahtera,” katanya menegaskan.
Baca: Inil Polwan dan Kowad yang Jaga Debat Kandidat Cagub dan Cawagub Sumsel