Pendiri Matahari Meninggal Dunia
Kisah Hari Darmawan, Bangkrut, Merantau ke Jakarta Sukses Bangun Matahari Departement Store
Pendiri Matahari Departement Store, Hari Darmawan, meninggal dunia di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018).
TRIBUNSUMSEL.COM-Pendiri Matahari Departement Store, Hari Darmawan, meninggal dunia di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018).
Hari yang juga pemilik Taman Wisata Matahari dikabarkan meninggal dunia tadi pagi.
Humas TWM, Teja Purwadi pun membernarkan hal tersebut.
"Iya betul beliau meninggal tadi pagi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.
Teja melanjutkan bahwa dirinya belum mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya pemilik TWM itu.
"Kalau itu bisa ditanya ke pihak keluarga saja," jelasnya.
Dia menambahkan, saat ini jasad Hari berada di RSUD Ciawi.
"Iya dibawa ke RSUD Ciawi, sekarang masih di sana," terangnya
Meninggalnya Hari Darmawan memang mengejutkan.
Sebelum dinyatakan meninggal dunia.
Dilansir dari Tribunnews.com, Hari Darmawan sempat dinyatakan hilang.

Tak lama kemudian jasad diduga Hari Darmawan ditemukan mengambang di sungai Ciliwung.
Hingga kini TribunnewsBogor masih mencari informasi tarkait meninggalnya Hari Darmawan.
Berikut Fakta-fakta Terkait Hari Darmawan dikutip dari Wikipedia.
1. Lahir di Makassar
Hari Darmawan lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 27 Mei 1940).
2. Merantau ke Jakarta
Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, dia merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Dia bertemu dan menikahi putri dari pemilik "Mickey Mouse", sebuah toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru, yang pada saat itu merupakan sebuah distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta.
3. Keluarga pengusaha.
Ayah Hari Darmawan, Tan A Siong, adalah seorang pengusaha lokal Makassar yang behubungan dengan produk-produk pertanian.[1] Dia dilahirkan dari keluarga besar 12 bersaudara.
Dengan latar belakang keluarga pedagang seperti ini, menjadikan Hari kecil tumbuh menjadi seorang pemuda yang tekun, ulet, jujur, pantang menyerah, dan ingin selalu menjadi pemenang.
5. Keluarga sempat bangkrut.
Pada tahun 1950-an usaha keluarganya mengalami kesulitan dan akhirnya bangkrut.
Sehingga Darmawan bersama orangtuanya harus berjuang keras untuk menjalankan usaha dari nol lagi.
6. Pendiri Matahari
Ayah mertua Hari Darmawan kemudian menjual toko serba ada tersebut kepadanya.
Di bawah pengelolaannya, toko berkembang pesat.
Pada tahun 1968, dia membeli toko serba ada terbesar di Pasar Baru waktu itu yang bernama "Toko De Zon" (dari bahasa Belanda yang berarti The Sun atau Matahari dalam bahasa Indonesia).
Dia mengganti namanya menjadi "Matahari"dan gerai pertama dibuka pada tanggal 24 Oktober 1958 yang menempati gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta.
Pada tahun 1980-an, "Matahari" membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia dan toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia.
7. Jabat ketua Aprindo
Darmawan pernah terpilih sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Semasa krisis moneter tahun 1997, bisnis Darmawan terkena dampaknya dan menanggung kerugian besar.
Akhirnya, bisnisnya dibeli oleh Lippo Group.
Darmawan sendiri kemudian mendirikan perusahaan baru bernama "Pasar Swalayan Hari-Hari".
Selain di bidang bisnis retail, Hari Darmawan juga telah merambah ke bidang pariwisata dengan membangun Taman Wisata Matahari[6] yang berlokasi di Cisarua, Bogor.
8. Meniggal Dunia
Pendiri Matahari Departement Store, Hari Darmawan, meninggal dunia di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3/2018).
Sebelum dinyatakan meninggal dunia.
Dilansir dari Tribunnews.com, Hari Darmawan sempat dinyatakan hilang.
Tak lama kemudian jasad diduga Hari Darmawan ditemukan mengambang di sungai Ciliwung.