Kacab Abu Tour Palembang Kabur, Uang Rp 119 Miliar Jemaah Hilang Entah Kemana
Nasib 7000-an jemaah umroh asal Sumsel semakin tidak jelas juntrungannya.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Nasib 7000-an jemaah umroh asal Sumsel semakin tidak jelas juntrungannya.
Kepastian kapan berangkat tidak juga diperoleh, apalagi penggantian ongkos umroh yang sudah dibayarkan. Kabar terbaru Kepala Cabang Abu Tour Palembang, Ridwan, sudah melarikan diri.
Jika dihitung rata-rata membayar ongkos umroh Rp 17 juta per orang, itu berarti terdapat sebesar Rp 119 miliar dana milik 7000-an jemaah umroh Sumsel.
Rumah Ridwan di kawasan Gasing Banyuasin ditinggalkan dalam kondisi kosong. Seluruh barang diangkut pergi.
"Tadi ada infonya seperti itu, rumahnya di Gasing Banyuasin sana, ternyata setelah dicek sudah tidak ada lagi. Kami pun sekarang bingung bagaimana nasib uang kami," jelas Yuni, seorang calon jamaah, Senin (12/2).
Namun Yuni masih menahan apakah akan melaporkan ke kepolisian atau tidak. Karena ia masih berharap untuk bisa berangkat.
"Ya kalau tidak pergi saya harap uang saya sebanyak Rp 40 juta kembali, uang itu saya kumpulkan jerih payah hasil keringat, kok bisa dilarikan seperti itu," ujarnya.
Pantauan Tribun, kantor operasional Abu Tour cabang Palembang yang berada di Pakjo sejak Kamis malam hingga Senin masih terkunci.
Meski ruko dalam keadaan tertutup, sejumlah calon jamaah yang merasa seharusnya sudah diberangkatkan terus mencari informasi.
Warga yang tinggal di sekitar lokasi mengungkapkan, bahwa setiap malam ada beberapa orang yang diduga orang Abu Tours datang dan membuka kantor.
Dengan menggunakan mobil, orang tersebut mengeluarkan barang dan memasukkannya ke dalam mobil.
"Kalau mau ketemu orang Abu Tours datangnya malam, biasanya ada yang datang. Beberapa hari ini mereka sudah angkut barang barang yang ada di dalam kantor," kata warga di Jalan Inspektur Marzuki Pakjo Palembang.
Warga tersebut menjelaskan, barang barang yang ada di dalam kantor sebagian besar sudah diangkut. Namun dia tak tau kemana arah barang tersebut diantar.
"Kami tak kenal siapa siapa yang datang, tapi sudah beberapa malam ini selalu ada yang datang dan membawa barang," katanya.
Pengakuan warga ini juga diperkuat dengan kondisi di lapangan. Salah satunya di pos satpam di kantor tersebut. Barang barang di antaranya kipas angin, lampu dan sebagainya sudah tak ada lagi di lokasi.
Kondisi di dalam pos berantakan, beberapa kertas brosur bertebaran dan acak- acakan.
Selain itu, para jemaah pun sulit berkomunikasi dengan karyawan dan pimpinan Abu Tours yang ada di Palembang.
Segala kontak sudah terputus, dan tidak ada satu orang pun yang bekerja yang bisa ditemukan.
Karena melihat persoalan ini tak ada jalan keluarnya. Akhirnya puluhan jemaah mendatangi Mapolda Sumsel di Jalan Jendral Sudirman Palembang.
Calon jemaah umroh tersebut melaporkan pihak Abu Tours, karena sudah merasa tertipu dan mengalami kerugian tak sedikit.
Sehingga para jemaah menyerahkan kasus ini ke pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. '
"Kami sudah datang ke kantor tapi kantor Abu Tours tutup, kami sudah berusaha menunggu etikad baik dari pihak travel, tapi hingga kini tak ada kabar, kami serahkan kepad apihak polisian untuk mengusut," kata salah seorang jemaah umroh Edi Junaidi.
Menurut Edi, jemaah sudah berusaha menunggu pihak Abu Tours menyelesaikan masalah ini.
Namun penyelesaian itu tak kunjung mereka dapatkan.
Edi langsung terbang ke Jakarta untuk menemui pihak Abu Tours ke jakarta, menanyakan nasib kejelasan jemaah.
Di sana ia mengaku berjumpa dengan Manager Distrik Wilayah Barat Abu Tour, Ahmad Wajidi.
Edi mengungkapkan, hasil pertemuannya tak membuahkan hasil.
Bahkan kata dia, Jemaah diminta menambah biaya sebesar Rp 15 Juta untuk bisa diberangkatkan.
"Kami diminta tambah biaya, angkanya relatif besar. Kami keberatan, "kata Edi.
Selain menambah biaya sebesar Rp 15 Juta Jemaah juga diminta untuk mengajak dua jemaah baru untuk mendaftar melalui Abu Tours Palembang.