Workshop Driving Innovation
Berbagai Lika-liku Merealisasikan KEK TAA, Ini Dampak Luar Biasa Jika Proyek Ini Selesai
Pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dinilai yang paling intens di Indonesia. Gubernur Provinsi Sumsel, H. Alex Noerdin bahkan mengklaim
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Melisa Wulandari
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dinilai yang paling intens di Indonesia.
Gubernur Provinsi Sumsel, H. Alex Noerdin bahkan mengklaim, dana yang dikucurkan untuk pembangunan berbagai proyek infrastruktur di Bumi Sriwijaya yakni mencapai Rp 67 triliun.
Jumlah ini setara dengan 10 kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumsel tahun 2016 yang 'hanya' sebesar Rp 6,7 triliun.
Dana sebanyak itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pihak ketiga atau swasta.

Dari 'segudang' proyek pembangunan di Sumsel, Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api Api (KEK TAA) yang dinilai paling prestisius dan paling kompleks.
Mewujudkan KEK ini pun tidak mudah dan menemui berbagai rintangan, bahkan cemoohan dari sebagian orang.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama (Dirut) PT. Sriwijaya Mandiri Sumsel (PT SMS) , I Gusti Bagus Surya Negara.
Sekadar informasi, PT SMS merupakan pengelola KEK TAA yang dipercaya oleh Pemprov Sumsel.
"KEK TAA ini adalah sasaran akhir dari pembangunan di Sumsel. Sedangkan Asian Games 2018 sebagai langkah awal pembangunan yang dapat mendatangkan hampir Rp 100 triliun dana dari luar Sumsel," ujarnya saat workshop bertajuk "How to Build your Business di lantai 5 ballroom Hotel Emilia Palembang, Rabu (20/12/2017), Palembang, Rabu (20/12/2017).
Surya, sapaan akrabnya mengungkapkan, pada mulanya banyak pihak yang pesimistis dan skeptis dengan proyek ini.
"Saya pernah ketemu Menko Perekonomian, Darmin Nasution. Beliau bilang, 'apa (pembangunan) KEK itu? Belum apa-apa (dibangun), sudah minta Pelabuhan Tanjung Carat'," ujar Surya menirukan ucapan Menko Darmin.
Selaku pengelola KEK TAA, Surya mengaku tidak patah arang dengan pernyataan minor yang dapat meruntuhkan semangat membangun Sumsel.
Menurutnya, dengan terealisasinya KEK TAA, dampak memberikan dampak ekonomi luar biasa dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumsel di atas 6 persen, yang saat ini pertumbuhannya baru menyentuh angka 5,26 persen.
Selain itu, dampak lainnya yakni KEK TAA dapat menyerap 300 ribu tenaga kerja.
"Kalau ini (KEK TAA) jadi, bisa jadi yang terdepan di Indonesia. Tapi untuk pembiayaannya harus menggandeng swasta agar negara tidak dirugikan," papar Surya.