Eksklusif Tribun Sumsel

Kisah Peternak Berbagi Formalin dengan Pedagang Tahu, Penyesalannya Tidak Berujung

Penyesalan senantiasa dirasakan diakhir sebuah perbuatan atau tindakan yang telah dilakukan.

Penulis: Yohanes Tri Nugroho |
tribunsumsel.com
Ilustrasi formalin dari tribunsumsel.com 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Penyesalan senantiasa dirasakan diakhir sebuah perbuatan atau tindakan yang telah dilakukan.

Penyesalan muncul saat seseorang menyadari sebuah kesalahan apalagi perbuatan telah berakibat buruk bagi banyak orang.

Hal itu dirasakan seorang peternak ayam potong asal Kota Palembang, berinisial WA (60). Ia mengaku pernah berbagi formalin dengan pedagang tahu.

Formalin yang juga merupakan pengawet mayat pada usaha peternakan dipergunakan untuk membasmi bakteri pasca panen.

"Formalin itu disinfektan, kami (peternak) biasa gunakan untuk bersihkan bakteri di kandang pasca panen ayam," katanya kepada Tribunsumsel.com.

Ia melanjutkan formalin bagian dari paket obat obatan, pakan serta kebutuhan peternakan yang didapatkan dari dari perusahaan mitra.

Paket itu biasanya dikirimkan perusahaan menjelang masa pembesaran ayam dimulai, sehingga saat anak bibit ayam tiba, kandang ayam dalam kondisi siap.

"Jelang ayam masuk itulah banyak yang datang, rata rata pedagang tahu, mereka langsung sampaikan tujuan minta dibagi formalin," katanya

Ia mengaku berulangkali menolak kehendak sejumlah orang yang meminta formalin. Apalagi dirinya mengetahui penggunaan dari zat kimia itu.

Penolakan tegas disampaikan terutama orang orang tidak dikenalnya dengan alasan persediaan formalin sangatlah terbatas.

" Tujuannya jelas untuk pengawet tahu, karena mereka semua memang berprofesi sebagai pedagang tahu, jadi tidak ada kemungkinan lain," katanya

Namun diakuinya dirinya pernah satu kali tidak berdaya menolak permintaan formalin dari seseorang pengusaha tahu.

Pengusaha itu tidak lain adalah kenalan yang telah cukup dikenalnya, bahkan berteman cukup dekat selama bertahun tahun.

"Saya mengalami pergulatan kala itu, akhirnya saya putuskan untuk memberi, tapi tidak begitu banyak ,” jelasnya

Setelah memutuskan untuk memberikan formalin berhari hari memikirkan langkah yang telah diambilnya itu termasuk dampak pada orang lain.

Terutama orang orang yang mengkonsumsi tahu yang bercampur formalin itu. Bahkan juga dampak jangka panjang bagi kesehatan yang ditimbulkan.

"Batin saya bergejolak, saya membayangkan dampak bagi orang orang yang mengkonsumsi tahu itu," katanya

Ia menyadari kesalahan atas perbuatannya itu, dan akhirnya bertekad tidak akan lagi memberikan formalin kepada siapapun.

Menurutnya, memberikan formalin kepada pedagang tahu merupakan satu kesalahan besar dalam hidupnya. Dan mungkin tidak akan termaafkan.

"Tidak akan terulang kembali, semoga tidak terjadi apapun kepada mereka yang mengkonsumsi tahu berformalin itu," tukasnya

Ia melanjutkan belakangan telah berganti perusahaan mitra dan perusahaan baru itu tidak menggunakan formalin lagi sebagai disinfektan.

Penggunaan bahan kimia lain sebagai disinfektan menurutnya kemungkinan dilatarbelakangi oleh banyaknya penyalahgunaan yang terjadi.

" Mudah mudahan saya yang terakhir, tidak ada peternak lain, apalagi sengaja menjual formalin kepada penjual makanan," tutupnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved