Jual Beli Formalin Palembang
Ngeri! Obat Pembasmi Bakteri Kandang Ayam Ini Dijual ke Pengusaha Tahu dan Mi
Formaldehida atau dikenal dengan sebutan formalin biasa digunakan peternak untuk membasmi bakteri di kandang ayam usai panen.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Formaldehida atau dikenal dengan sebutan formalin biasa digunakan peternak untuk membasmi bakteri di kandang ayam usai panen.
Namun oknum di perusahaan obat menjualnya untuk bahan campuran makanan, seperti tahu dan mi, demi meraup untung besar.
Banyak pihak terlibat.
Tribun Sumsel berusaha mengungkap praktik bisnis nakal oknum penjual obat ini selama dua pekan.
Malam di pertengahan November, Tribun Sumsel menjumpai seorang pria yang bersedia mengungkap praktik ini.
Permainan ini disebutnya sudah berlangsung lama.
Ia geram dan khawatir apabila didiamkan maka semakin banyak orang menjadi korban akibat mengonsumsi formalin.
Formalin yang bersumber dari industri peternakan ayam menjadi sumber empuk untuk disalahgunakan.
Suplainya yang besar dan longgarnya pengawasan membuat orang banyak tergiur untuk bermain nakal.
Formalin pada bidang peternakan digunakan untuk membersihkan kandang dari bakteri seusai panen.
Rumusnya, tiap satu liter digunakan untuk kandang berpopulasi seribu ayam.
Sebagai disinfektan, formalin dianggap paling efisien karena harga murah dan hasil efektif.
Perusahaan obat hanya bisa mendistribusikan formalin ke perusahaan inti (tempat peternak plasma bermitra).
Selanjutnya, peternak plasma mengajukan kebutuhan formalin ke perusahaan inti.
Peternak ayam plasma tidak bisa langsung membeli formalin dari perusahaan obat.
Kalaupun ada peternak ayam mandiri yang ingin membeli formalin ke perusahaan obat syaratnya minimal harus memiliki 20 ribu ayam.
Oleh sebab itu, yang bisa membuat id pelanggan untuk pembelian formalin adalah perusahaan inti dan peternak mandiri dengan populasi ayam minimal 20 ribu.
Pada poin nomor dua ini, jumlah ayam di kandang bisa dimanipulasi.
Misalnya hanya terdapat 6.000 ayam diubah menjadi 60 ribu ayam.
Setidaknya ada 10 perusahaan inti di Palembang dan sekitarnya.
Sedangkan penyedia obat ayam berjumlah sekitar 25 perusahaan.
Modus yang banyak digunakan untuk penyimpangan peruntukkan formalin dengan menjual langsung formalin ke pengusaha makanan.
Cara pertama, oknum perusahaan membuat id pelanggan fiktif.
Artinya, nama yang didaftarkan bukan perusahaan inti melainkan nama peternak plasma.
Pada kasus ini, bisa mencatut nama peternak plasma tanpa diketahui si pemilik nama.
Atau dengan meminta izin pada pemilik nama.
Dari peternak itu kemudian formalin dijual ke pengusaha makanan. Keuntungan yang diperoleh mencapai 200 persen.
Tadinya formalin dibeli seharga Rp 10 ribu per liter, kemudian dijual ke pengusaha makanan seharga Rp 30 ribu per liter.
Pembuatan id pelanggan ini memungkinkan pembelian formalin bisa lebih banyak. Apabila petani plasma membeli dari perusahaan inti maka suplaiB hanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Cara kedua, pengusaha makanan membeli langsung dengan oknum pegawai obat hewan.
Karena tidak punya id pelanggan, maka oknum akan membuat nama khusus untuk penyaluran ke pelanggan dengan metode pembayaran tunai.
“Buat akun atau id pelanggan itu mudah, hanya KTP, alamat rumah, alamat kantor,” jelas sumber Tribun.
Peternak ayam dalam hal ini terbagi dua yakni ayam potong (broiler) dan ayam petelur (layer). Adapun formalin paling banyak dan rutin dipakai oleh peternak ayam broiler.
“Setiap satu liter dipergunakan untuk seribu ayam. Tapi ada yang beli sampai ber-drum-drum. Orang beli kenapa ditolak. Walau diluar kebutuhan. Pengawasan di perusahaan tidak ketat. Jual satu drum bisa untung Rp 3 juta. (TIM)
BACA JUGA:
Segera Diresmikan, Begini Indahnya Wihara Ekayana Serpong
VIDEO : Usai Hujan Banyak Buih-buih di Parit Pinggir Jalan, Saat Dipancing Hasilnya Bikin Kaget
Tak Cukup Sekali Dua Kali, Masyarakat Palembang Kembali Lakukan Aksi Kecam Trump dan Israel