Tragis! Banting Tulang Kerja, Pria Hapal Quran ini Kaget saat Tahu Istrinya Ditemukan di Tempat ini
Ini adalah kisah nyata seorang Hafizh Al-Qur’an 30 Juz yang diselingkuhi istrinya. Bahkan sang istri diduga telah berzina
Secara fisik saya kalah jauh karena saya tidak tampan, tidak tinggi, dan juga tidak atletis berotot. paling tidak saya bertanggung jawab soal keluarga dan saya juga pekerja keras, dan saya juga hapal Al – quran sejak lulus kuliah.
Dan sekalian saya berpesan untuk semua lelaki-lelaki tampan dan wanita-wanita cantik di luaran sana, ingatlah Allah sudah memberikan kelebihan fisik di atas rata-rata kepada kalian namun janganlah kalian gunakan kelebihan fisik tersebut untuk merusak dan menghancurkan rumah tangga seseorang.
Ingatlah yang kalian sakiti pada saat berselingkuh bukan 1 orang saja, tapi 1 keluarga, anak istri dan suami orang lain jadi korban semua.
Dan bila ada istri atau suami seseorang yang tertarik kepadamu, menjauh lah dan ingatkan mereka soal anak dan suami/istri yang menunggu nya di rumah, mudah2x an mereka sadar dan Allah ganti kebaikan yang kamu lakukan dengan pahala dan derajat yang tinggi.
Butuh waktu untuk sembuh, walau sudah 1 tahun masih ada rasa sesak kalau teringat, walau tidak seperti dulu. Seorang sahabat mengatakan ” itu Allah baik sama kamu, kasih liat watak istri mu sebenarnya, penghianat pergi tidak usah kau tangisi “
Bicara memang mudah kawan, tapi bila tidak mengalami dan merasakan sendiri tentu pasti tahu butuh waktu untuk menata kepingan hati yang hancur berantakan, walau pun berhasil tertata tidak akan seperti dulu kawan.
Ada bekas luka di sana yang kau bisa rasakan, ada duka di wajah ku yang kau tidak bisa hapus walau dengan lelucon dan tingkah mu yang kadang teramat konyol, dan ada getir di suaraku yang kau bisa dengar, dan tidak kah kau melihat kawan? Jalanku pun tidak lagi tegap seperti dulu.
Rumah yang di bangun dengan susah payah serasa tidak berarti lagi, terasa sepi, andai tidak ingat anak-anak tentu sudah lama rumah ini saya tinggalkan, terlalu banyak kenangan di rumah ini.
Ranjang pun terasa dingin, tidak ada lagi yang bisa kupeluk, tidak ada lagi yang bisa ku ajak berbagi cerita di kamar, berbagi beban dunia, dan tidak ada lagi kecupan menyambut pagi.
Ah, andai bisa kuputar waktu, tentu tidak akan ku izinkan kerja istri ku dulu. Andai cintaku dulu cuma melakukan kesalahan soal uang, tentu akan aku maaf kan dan bayar berapa pun kesalahan uang yang dia lakukan.
Entah apa yang Allah takdirkan untuk ku, andai saja aku bisa mengintip kitab yang sudah tertulis Lauh Mahfuz, aku berdoa semoga di sana tertulis juga akhir yang baik, dan tertulis nama pengganti pasangan yang sudah Kau usir dari sisi ku.
Ah istriku, andai kau lebih bersyukur dengan apa yang ada, tentu tidak akan ide untuk bekerja di pikiranmu
andai saja izin itu tidak ku berikan selama nya, tentu saat ini kau masih dalam pelukan ku.
Ah andai saja ketampanan semu itu tidak menggoda mu, dan senyum manis mu tidak membuat dia terpikat, tentu semua ini tidak akan terjadi. entah lah siapa yang jadi iblis nya di sini, kamu atau dia.
Walaupun aku tahu kamu sangat menyesali nya, tentu saja berat untukku menerima mu kembali, bukankah Allah sudah berfirman:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). ” ( An Nuur – 26 )