Ini 7 Bahaya yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil Bertubuh Pendek,Yuk Cari Tahu Cara Menanggulanginya!
Benarkan tingga badan ibu hamil akan memengaruhi kelahiran bayi?Banyak obrolan di masyrakat yang mengatakan bahwa kehamilan
TRIBUNSUMSEL.COM -- Benarkan tingga badan ibu hamil akan memengaruhi kelahiran bayi?
Banyak obrolan di masyrakat yang mengatakan bahwa kehamilan ibu bertubuh pendek lebih berisiko.
Nah, ternyata kabar ini bukan sekedar isapan jempol.
Hasilnya, cukup mengejutkan, di mana ada hubungan yang menarik antara ibu hamil yang memiliki postur tubuh pendek dengan kelahiran bayi prematur.
Mereka menyimpulkan, bahwa selain masalah genetika, nutrisi, kebiasaan dan gaya hidup, tinggi ibu, juga memengaruhi kelahiran.
Meski begitu, studi ini mengatakan bahwa perempuan tidak perlu terlalu khawatir karena memiliki postur tubuh pendek saat mereka hamil, asalkan mereka melakukan perawatan prenatal yang tepat.
Selain itu, seorang perempuan dengan tinggi badan kurang dari 5 kaki ternyata juga memiliki risiko lain.
Melansir boldsky.com, berikut 7 komplikasi yang bisa terjadi jika ibu hamil memiliki postu tubuh pendek:
1. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir sebelum 37 minggu dianggap bayi prematur.
Bayi ini biasannya memiliki masalah pernapasan dan pencernaan.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada beberapa perempuan mengatakan, bahwa ketinggian ibu mempengaruhi durasi mereka mengandung.
2. Sulit untuk melahirkan dengan normal
Hilangnya cephalopelvic
Ini adalah kondisi medis di mana kepala bayi tidak sebanding dengan panggul ibu untuk persalinan normal.
Dalam kebanyakan kasus, sangat mungkin kepala bayi lebih besar untuk melewati jalan lahir.
Hal ini bisa terjadi pada perempuan yang lebih pendek, karena mereka cenderung memiliki pelvis kecil dibandingkan dengan yang lain.
3. Fistula obstetrik
Fistula obstetrik adalah lubang yang terbentuk antara vagina dan saluran kemih atau rektum.
Kulit di antara kedua organ tersebut secara harfiah memberi jalan untuk menciptakan sebuah lorong.
Bila bayi terlalu besar untuk jalan lahir dan jika dia terlalu lama mengalami dorongan saat melahirkan, kemungkinan kerusakan jaringan lebih tinggi.
Probabilitas fistula obstetrik lebih tinggi pada perempuan yang lebih pendek.

4. Berat dan tinggi badan bayi rendah
Karena ukuran rahim dan pelvis lebih kecil untuk perempuan yang lebih pendek, bayi tidak mendapatkan cukup ruang untuk berkembang dan ini membuat bayi menjadi kecil.
Hal ini mempengaruhi berat badan dan bahkan mungkin tingginya pertumbuhan bayi.
5. Episiotomi
Kondisi ini akan banyak dirasakan pada kondisi persalinan pertama.
Sayatan kecil akan dibuat antara vagina dan anus untuk membantu kepala bayi keluar.
Sayatan yang dibuat pasti akan lebih dalam untuk perempuan yang lebih pendek dan butuh waktu yang lebih lama untuk sembuh.
6. Kesusahan janin
Karena proses persalinan yang berkepanjangan, janin mungkin akan merasa tidak nyaman di dalam rahim dan kadang-kadang, janin mungkin gagal menerima jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Tapi, kondisi ini sangat jarang terjadi.
7. Perdarahan berlebih
Orang dengan tinggi badan lebih pendek akan mengalami perdarahan lebih hebat lanaran ruang bayi yang kecil.
Ruang bayi yang kecil bisa menyebabkan kerusakan vagina dan bisa menyebabkan pendarahan berlebih dari baisanya.
Untuk ibu yang memiliki kondisi tinggi badan yang pendek, mereka bisa mengusahakan dari luar.
Bumil bisa memilih makanan dengan asupan tepat, olahraga rutin, dan jedai waktu antar kehamilan 18-23 bulan antara kehamilan.
Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah berkonsultasi dengan dokter secara rutin dan tepat.
(TribunStyle.com, Triroessita Intan Pertiwi)