Bahaya di Balik Segarnya Sparkling Water yang Perlu Kamu Ketahui

Gelembung dalam air berkarbonasi berasal dari penambahan tekanan karbon dioksida untuk menciptakan air yang mengandung asam karbonat lemah.

Editor: Hartati
zoom-inlihat foto Bahaya di Balik Segarnya Sparkling Water yang Perlu Kamu Ketahui
Istimewa
Sparkling water

TRIBUNSUMSEL.COM - Menenggak minuman air berkarbornasi (sparkling water) memang terasa lebih menyegarkan.

Minuman ini juga bisa menjadi alternatif bagi orang yang tidak suka minum air putih yang polos tanpa rasa.

Namun, tahukah Anda bahaya meminum air berkarbonasi?

Menurut para ahli, ada dua efek negatif konsumsi air berkarbonasi yakni bisa membuat gigi busuk dan membuat gemuk.

Gelembung dalam air berkarbonasi berasal dari penambahan tekanan karbon dioksida untuk menciptakan air yang mengandung asam karbonat lemah.

Adam Thorne, seorang dokter gigi di Harley Street London, mengatakan bahwa asam tersebut dapat merusak gigi.

“Kebanyakan orang tidak tahu bahwa air berkarbonasi sangat asam, memiliki pH3 pada skala keasaman. Gelembung ini dapat mengikis enamel gigi dan dari waktu ke waktu ini menyebabkan kerusakan gigi seperti gigi yang retak.”

Pendapat tersebut dibantak oleh Edmond R. Hewlett, juru bicara American Dental Association.

Seperti dikutip dari Food Network, Hewlett mengatakan air berkarbonasi tak ada masalah dan rasa asamnya berasal dari penambahan rasa.

Dia mengatakan, yang menurunkan pH (meningkatkan keasaman) dan berpotensi merusak gigi adalah perasa, bukan karbonasi.

"Penelitian laboratorium telah menunjukkan bahwa potensi erosif dari sparkling water sangat rendah dan tidak menimbulkan risiko terhadap enamel gigi,” kata Hewlett.

Namun, ia mengakui bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk menilai efek air berkarbonasi.

Awal tahun ini, sebuah studi mengungkapkan bahwa air berkarbonasi justru bisa membuat Anda lebih gemuk, meski tidak mengandung kalori.

Penelitian menunjukkan bahwa karbon dioksida dalam minuman dapat membuat Anda merasa seperti belum makan dan memicu "hormon lapar”.

Akhirnya kita makan lebih banyak.

Ilmuwan dari Israel juga mencatat bahwa hormon lapar ghrelin melonjak pada orang yang meminum air berkarbonasi.

Orang-orang yang mengasup air berkarbonasi saat sarapan memiliki enam kali tingkat ghrelin dibanding yang minum air putih.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved