5 Fakta Dhea Praja IPDN Meninggal Mendadak Saat Diksar, Korban Tak Miliki
Rumah Dhea Amanda (17) di Jalan Untung Suropati No. 33 B, Kelurahan Labuhan Ratu Raya,
TRIBUNSUMSEL.COM-Rumah Dhea Amanda (17) di Jalan Untung Suropati No. 33 B, Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Kedaton Bandar Lampung, dipadati para pelayat pada Minggu (1/10/2017).
Melansir dari Tribun Lampung, Dhea Amanda adalah Praja Tingkat 1 Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) angkatan 28 tahun 2017 asal Lampung.
Diketahui, Dhea meninggal secara mendadak saat sedang mengikuti Pendidikan dasar (Diksar) di Semarang, Jawa Tengah.
Berikut tim TribunWow.com himpun fakta-fakta terkait meninggalnya Dhea sang Praja IPDN saat diksar.
Simak selengkapnya di sini!
1. Kronologi kejadian
Melansir dari Tribun Jateng, Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) Irjen Pol Rykco Amelza Dahniel menjelaskan bahwa kondisi calon praja kelahiran 9 Oktober 1999 tersebut dalam keadaan sehat saat mengikuti latihan dasar.
"Dhea bersama rekan-rekannya bangun pagi pukul 04.00 WIB untuk melaksanakan salat subuh berjamaah dan dilanjutkan pengajian," ujarnya.
Seusai melakukan kegiatan peribadahan, para calon praja pun langsung mengikuti serangkaian latihan dasar.
"Hingga pukul 07.45 WIB Dhea masih ikut makan bersama, setelah itu, dia melakukan latihan fisik dengan memutari lapangan. Tapi, saat berbaris di apel pagi, tiba-tiba Dhea terjatuh," terangnya.
Tim medis pun cepat memberi pertolongan dan membawa Dhea ke RS Bhayangkara, namun sayang, nyawa Dhea tidak tertolong.
"Memang ada satu calon praja yang mengalami musibah namun pemeriksaan dokter ini murni karena faktor kesehatan. Sebelum menjalani latihan, almarhumah mengeluh perutnya kembung kepada temannya," paparnya.
Karena kejadian ini, Rycko juga menjelaskan akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi karena pendidikan dasar sudah berjalan tiga kali hingga tahun 2017.
"Peserta yang mengikuti latihan ada 1.545 orang dan ini kali ketiga diksar dilaksanakan. SOP (standar operasional prosedur) sudah sesuai. Untuk prosesi jenazah, kami akan menunggu pihak keluarga yang sedang bertolak ke Semarang," ujarnya.
2. Pesan terakhir Dhea untuk adik dan temannya
Melansir dari Tribun Lampung, sebelum meninggal, dikabarkan Dhea sempat memberikan pesan terakhirnya kepada sang adik untuk melihat Instagramnya.
Hal ini pun dibenarkan oleh Amalia Putri (15) adik Dhea.
"Tadi pagi subuh nelepon papa, bilang keadaannya sehat-sehat saja, kemudian sms saya, pesan untuk melihat IG-nya, lalu kalau ada yang nanya tolong dijawab," ungkap Amalia, Minggu (1/10/2017).
Pada awalnya, Amalia hanya menanggappi biasa saja pesan dari sang kakak tersebut.
Namun, pada siang harinya ia dikejutkan dengan kabar kematian sang kakak.
"Jelas kaget, karena ini mendadak sekali pagi masih ada kabar, dan saya diberi tahu papa, cuman memang kakak hanya mengeluh soal lari, bukan ada masalah dengan seniornya," terang Amanda
Kabar terakhir yang didapat dari ayahnya, Dhea pingsan setelah lari pagi dan setelah itu berpulang.
Amalia juga tidak ada kecurigaan sebelum kakaknya meninggal.
"Tidak ada tanda-tanda, padahal dia orangnya baik, terus perhatian sama adiknya dan keluarga," kata Amalia.
Namun, Amalia teringat suatu pesan yang diucapkan kakaknya saat berziarah di makam keluarga.
"Itu pas setelah sholat Ied kemarin, dia sampai meminta maaf ke papa dan mama, dan bilang ke saya, Dek besok besok kamu solat ied sendiri ya gak sama kakak," kenang Amalia.
Tak hanya adiknya saja yang diberi pesan terakhir, Rinanda Salsabila (18) sahabat Dhea pun juga mendapatkannya.
Melansir kembali dari Tribun Lampung, Rinanda mengaku bahwa Dhea sempat mengirimkan Direct Message (DM) melalui Instagram untuk janjian bertemu dengan teman-teman sekolah.
"Kita syok banget karena DM-nya tunggu gua di Lampung, gak taunya pulangnya malah kayak gini sudah tiada," terang sahabat dekat Dhea ini.
Rinanda pun mendapat kabar kepergian Dhea dari Amalia melalui DM instagram pukul 10.00 WIB.
"Terakhir DM lewat IG itu, sudah itu dapat kabar seperti ini, memang selama saya kenal Dhea dia pendiam, tapi kalau sudah kenal orangnya crewet," sebutnya.
Namun Rinanda mengakui jika Dhea orangnya susah sosialisasi, kalau ketemu orang baru susah.
"Kalau soal akademik dia biasa, namun memang sejak kelas dua SMA dia sudah menyiapkan diri untuk masuk IPDN," terangnya.
Rinanda mengatakan persiapan Dhea untuk masuk IPDN sudah jauh-jauh hari.
3. Reaksi orangtua Dhea
Kabar meninggalnya Dhea tentu membuat orangtuanya sangat kaget.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pasangan Edi Hanafiah (51) dan Isnaini (48) langsung bertolak ke Semarang.
Edi Hanafiah sempat merasa kaget atas kabar yang diterimanya melalui sambungan telepon dari Deputi Tiga Airo IPDN.
"Jam 9.30 WIB, ada kabar kalau Dhea sudah tidak ada, jelas kaget pagi sebelumnya jam 5 masih telpon dan baik-baik saja," terang Edi di kediamannya sebelum bertolak ke Semarang, Minggu (1/10/2017) dilansir dari Tribun Lampung.
Edi menuturkan, jika pihak Deputi mengabarkan jika jam 8 pagi Dhea mengikuti olahraga lari seperti biasa. Namun ditengah kegiatan Dhea sakit perut dan jatuh.
"Sempat dibantu dan ketolong, padahal Dhea ini tidak ada riwayat sakit sebelumnya," tegas Edi.
Edi juga menjelaskan bahwa putri sulung dari tiga bersaudara tersebut tidak memiliki riwayat penyakit. Ia pun langsung menjemput jenazah dan melakukan autopsi.
"Karena tidak ada keluhan sakit, jadi hari ini juga kita mau autopsi, ya itu sebab pagi ini anak saya masih segar bugar gak ada keluhan, bahkan selama pendidikan disana," tegasnya.
Namun, Edi juga mengaku bahwa putrinya tidak pernah menceritakan soal kekerasan.
"Cuman pagi ini, cerita ke saya mau nebus foto dia, saya bilang ambil aja uang kan ada uang di atm, ambil secukupnya, dia malah pesan ke saya suruh olahraga dan jaga kesehatan," tutupnya.
4. Segera dilantik
Kembali melansir dari Tribun Lampung, kesedihan pun juga menyelimuti keluarga besar Praja IPDN tingkat I angkatan 28 atas berpulangnya Dhea.
Satu di antaranya adalah Jhon, ia adalah orangtua dari salah satu praja yang juga mengikuti diksar di Semarang.
"Ya sama-sama anak kami menjalani Diksar di Semarang, jadi kami sudah anggap saudara sendiri, namanya juga anaknya sama-sama berjuang di sana," ungkap Jhon saat di rumah duka, Minggu (1/10/2017).
Jhon juga turut berduka cita atas kepergian Dhea dan juga menyayangkan peristiwa ini.
Pasalnya, sebentar lagi para Praja dari Lampung itu segera dilantik.
"Padahal 7 Oktober mau balik ke Jatinangor dan tanggal 17 pelantikannya, kok malah gak ada," tutur Jhon.
Jhon juga mengungkapkan keberangkatan ke Semarang guna melakukan diksar dengan taruna Akpol.
Diketahui, sebanyak 52 Praja asal Lampung diberangkatkan dari Jatinangor sejak tanggal 7 September 2017 lalu.
"Ya memang awalnya ada 55 Praja asal Lampung yang dilepas oleh Pemprov menuju Jatinangor, tapi 3 diantaranya pulang, mungkin tidak memenuhi syarat, kemudian baru dikirim ke Semarang 52 Praja," tutupnya.
5. Dhea sebentar lagi berulang tahun
Diketahui, Dhea Amanda memang sudah lama memimpikan untuk menjadi seorang Praja.
Hal ini diungkapkan oleh Amalia.
"Mulai masih gemuk sampai dia kurus diet, ya karena ingin masuk sekolah kedinasan itu, selain itu memang didorong oleh orangtua," tutur Amalia, Minggu (1/10/2017) dilansir dari Tribun Lampung.
Meski demikian, setelah sudah masuk dan akan menjalani pendidikan ada sedikit perubahan dari kakak Amalia ini.
"Jadi dia pernah update di strory IG-nya, makan coklat biar gak stres, sebelumnya kakak juga menghapus foto-foto di IG, kalau facebook nya di nonaktifkan tahun lalu," kenang Amalia.
Amalia pun sangat terpukul sebab kurang beberapa hari lagi kakaknya akan berulang tahun.
.
"Iya tanggal 9 Oktober besok ini, kakak saya kelahiran tahun 1999, tinggal beberapa hari lagi usianya sudah genap 18 tahun," tutupnya.
Paman Dhea, Herniyanto, membenarkan hal tersebut, sedikit lagi Dhea akan berulang tahun tapi belum genap usianya sudah berpulang.
"Ya mendadak sekali ini, lulus juga rasanya baru kemarin, di SMAN 2 Bandar Lampung, anaknya biasa gak neko-neko," katanya. (TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)