Penasaran Kisah Jenderal Dibunuh, Ratusan Kawula Muda Nobar Film G30S/PKI
Besarnya rasa ingin tahu para kawula muda bahkan membuat kegiatan nonton bareng melewati prediksi penyelenggara dimana hingga larut malam
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
PRABUMULIH, TRIBUNSUMSEL.COM - Ratusan kawula muda warga kota Prabumulih beramai-ramai, menyaksikan acara nonton bareng film Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI).
Pantauan Tribun Sumsel dilapangan, acara nonton bareng (nobar) yang digelar selama dua malam berturut-turut tersebut antusias dihadiri masyarakat yang didominasi anak kecil dan para kawula muda.
Besarnya rasa ingin tahu para kawula muda bahkan membuat kegiatan nonton bareng melewati prediksi penyelenggara dimana hingga larut malam para kawula muda masih betah menonton.
Kegiatan nobar yang diselenggarakan Koramil 0404/02 Prabumulih, Camat Prabumulih Timur dan Tokoh Masyarakat itu diselenggarakan di lapangan Kelurahan Gunung Ibul Barat dan Kelurahan Gunung Ibul dan dihadiri unsur muspida Pemkot Prabumulih dan para tokoh masyarakat.
"Kami ikut nobar karena penasaran, selama ini baik di televisi maupun di sosial media ramai membahas film G30S/PKI makanya ingin tahu," ungkap Riska, satu diantara pelajar SMA ketika dibincangi usai kegiatan nonton bareng, Sabtu (23/9/2017) malam.
Menurut Riska, usai menonton dirinya baru mengetahui mengapa PKI begitu dilarang disebabkan kejam dan melakukan perbuatan menyimpang diluar rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia.
"Kalau tidak nonton tidak fakta sejarah karena sekarang di media sosial sulit membedakan mana benar mana tidak, dengan diputarnya film sejarah ini kami jadi tahu. Wajar saja banyak orang benci PKI karena kejam dan tidak ada kemanusiaan, orang ditembaki berkali kali, disayat sembilu, ngeri pokoknya, setuju diputar biar banyak tau," katanya.
Hal yang sama disampaikan Budi Suyanto (56) tokoh masyarakat kelurahan Gunung Ibul Barat sekaligus penyelenggara yang menuturkan, nobar diselenggarakan disambut antusias masyarakat.
"Kami awalnya siapkan kursi 700 buah namun penuh dan banyak yg tegak serta duduk di tanah, sebagian besar yang menonton banyak anak muda, mereka menonton hingga tengah malam, diluar prediksi kami," katanya seraya mengatakan film sudah sejak 1998 tidak diputar.
Budi mengatakan, kegiatan nobar ini perlu diadakan di tiap Kelurahan dan desa sehingga semua masyarakat khususnya kawula muda mengetahui sejarah kelam bangsa Indonesia.
"Film ini kan fakta dan sejarah jadi harus disebarkan ke seluruh masyarakat, jika perlu pelajar di sekolah juga diputarkan film ini, sehingga sejarah kelam ini tidak lagi terjadi," katanya seraya mengharapkan ke TNI jika ada gerakan PKI langsung ditumpas tegas.
Sementara, Camat Prabumulih Timur, Fauzan mengatakan, pihaknya sangat kaget ketika yang menonton ratusan orang di semua tempat digelar khususnya ramai anak muda.
"Kita terkejut sekali nonton ini justru banyak anak mudanya, padahal kalau biasa-biasanya anak muda itu mudah bosan nonton yang seperti itu tapi mungkin karena mereka penasaran jadinya beramai-ramai nonton. Kita yang sudah belasan tahun tidak nonton saja masih penasaran apalagi kawula muda yang tidak pernah nonton," katanya.
Untuk itu Fauzan menuturkan, kegiatan nobar film G30S/PKI tersebut akan diselenggarakan pihaknya secara bertahap di seluruh wilayah Prabumulih Timur.