Hati-hati! Binatang-binatang Turun Gunung ke Rumah Warga dan Status Gunung Agung Berubah

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM, mengumumkan kenaikan status Gunung Agung di Karangasem, Bali,

TRIBUN BALI/TWITTER/SUTOPO_BNPB/KOLASE TRIBUNWOW.COM
Gunung Agung ketika meletus pada tahun 1963 (foto kiri). Gunung Agung kini berstatus awas, Sabtu (23/9/2017), sebelumnya ditetapkan berstatus siaga pada, Senin (18/9/2017). Tampak pemetaan dari atas area Gunung Agung dengan beberapa area di sekitarnya (foto tengah). Kondisi Gunung Agung saat status Siaga (foto kanan). 

TRIBUNSUMSEL.COM, KARANGASEM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM, mengumumkan kenaikan status Gunung Agung di Karangasem, Bali, dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) terhitung mulai Jumat pukul 20.30 Wita.

Sementara itu Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra mengeluarkan rekomendasi bagi seluruh warga di lereng kaki Gunung Agung untuk tidak beraktivitas di radius 9 Kilometer hingga wilayah sektoral 12 kilometer.

"Rekomendasi daerah bahaya tidak boleh ada aktivitas radius 9 kilometer plus sektoral barat daya, selatan, tenggara, timur laut dan utara sejauh 12 Kilometer," ucap Dewa Indra dilansir dari grup Whatapps Wapena Bali, Jumat (22/9/2017), seperti dilansir dari Tribun Bali.

Bahkan sebelumnya diberitakan Tribun Bali, warga sekitar Desa Adat Sogra, Kecamatan Selat seluruhnya telah mengungsi.

Mereka khawatir dengan kondisi Gunung Agung.

Suasana Gunung Agung terlihat dari Jalur Sebelas, Kelurahan Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. Pada Senin (18/9/2017) status Gunung Agung naik menjadi Siaga.
Suasana Gunung Agung terlihat dari Jalur Sebelas, Kelurahan Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. Pada Senin (18/9/2017) status Gunung Agung naik menjadi Siaga. (Tribun Bali/Saiful Rohim)

Penyebabnya, tanda – tanda jika gunung akan meletus mulai terlihat.

Seperti keluarnya binatang buas, seperti ular dan kera ke pemukiman warga.

Jumat (22/9/2017), Bandesa Adat Sogra, Kecamatan Selat, Jro Mangku Wayan Sukra mengatakan, monyet dan ular sudah mulai keluar sejak tiga hari lalu.

Binatang turun gunung ke rumah warga.

”Mungkin kepanasan di atas Gunung Agung. Makanya binatang ke luar dan  ke pemukiman warga,” kata Jro Mangku.

Pria yang juga Pangelingsir Pura Pasar Agung, Desa Adat Sogra menjelaskan, turunnya binatang dari puncak gunung menjadi tanda akan terjadi erupsi gunung.

Sebelum erupsi 1963, binatang buas di atas keluar.

Seperti macan, ular, kera, dan binatang unik yang jarang ditemukan di pemukiman warga.

“Hewan yang turun jumlahnya masih sedikit, bisa dihitung. Kebanyakan hewan turun hingga di parkiran Pura Pasar Agung," ungkapnya.

"Mungkin ini tanda – tanda gunung akan meletus . Kondisi ini  tidak  seperti  biasanya,” akui Jro Mangku.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved