Karena Tergoda Pelayanan Janda, Pria Tampan ini Tak Bisa Menikah Seumur Hidup, Miris
Cobaan itu diberikan untuk mengetahui seberapa besar iman hambanya. Apakah dengan cobaan itu ia akan semakin taat atau malah menjauh dari Allah.
Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM- Banyak cara Allah Subhanahu Wa Taala dalam menguji hambanya.
Cobaan itu diberikan untuk mengetahui seberapa besar iman hambanya.
Apakah dengan cobaan itu ia akan semakin taat atau malah menjauh dari Allah.
Allah tidak memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya.
Karena itulah tak ada alasan untuk umatnya menyerah.
Kisah pemuda di Mesir yang mendapat ujian berat ini dapat kita petik pelajarannya.
Semoga setelah membacanya kita terhindar dari perbuatan yang serupa.
Berikut kisahnya
Banyak orang mengatakan aku tampan. Itu yang membuatku percaya diri ketika ada gadis yang mencuri perhatianku. Namun, baru kali ini aku terkesima.
Saat menikmati kopi di sebuah kedai market, seorang gadis cantik lewat di depanku. Tampak beberapa kali ia memandangku. Ada kesan menggoda. Tapi entah kenapa justru aku langsung menyukainya.
Segera kuikuti dia hingga masuk ke sebuah toko. Di sana kami berkenalan dan dengan sopan ia meminta nomorku. Hari-hari berikutnya kami sering saling SMS dan telepon.
“Sebenarnya aku janda, usiaku 31 tahun,” katanya berterus terang. Aku yang lebih muda dua tahun dan masih perjaka, tak peduli dengan itu. Kecantikannya telah mengesampingkan segalanya.

Kami pun sering bertemu. Getar-getar cinta semakin menggelora, namun aku tak pernah bisa menyentuhnya. Itu yang membuatku semakin kagum. “Dia wanita terhormat,” gumamku.
Suatu hari, ia meminta tolong kepadaku. Ia mengeluarkan sebuah cek atas namaku senilai 10.000 riyal, tiket ke Kairo dan voucher menginap tiga hari di Hotel bintang lima Samir Amis. “Pergilah kamu ke Kairo, setelah tiba di hotel hubungi nomor ini dan ia akan mengajakmu ke perusahaan. Kamu cukup tanda tangan mewakili aku dan nanti pakaian-pakaian internasional dari Paris akan dikirim kepadaku. Apakah kamu bersedia?”
“Pasti, sayang. Demi kamu pasti akan kulakukan,” aku segera menerima permintaan itu meskipun harus mengambil cuti dari kantor.