3 Kejadian Miris di Tempat Karantina Paskibra, Nomor 2 Blak-blakan Cewek Dipaksa Lari Tanpa Pakaian

Keberhasilan pelaksanaan pengibaran bendera pada upara peringatan HUT Kemerdekaan RI setiap tahun tak lepas dari kualitas latihan anggota Pasukan Peng

Ilustrasi pelecehan seksual 

TRIBUNSUMSEL.COM - Keberhasilan pelaksanaan pengibaran bendera pada upara peringatan HUT Kemerdekaan RI setiap tahun tak lepas dari kualitas latihan anggota Pasukan Pengibaran Bendera (Paskibra) dan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Selama masa latihan, calon anggota Paskibra dan Paskibraka juga menjalani karantina di hotel atau di wisma.

Namun, masa karantina tersebut ternyata menyisakan cerita miris.

Ada sejumlah peristiwa tak patut malah terjadi.

Mulai dari pelecehan seksual hingga makanan dicuri.

Selengkapnya, berikut tiga peristiwa memiriskan dari tempat karantina calon anggota Paskibra.

1. Minum Air Ledeng

Calon anggota Paskibra putri tahun 2010 (HUT Kemerdekaan RI ke-65) asal Jakarta tak sempat minum banyak selama masa orientasi di Cibubur, Jakarta Timur.

Mereka akhirnya terpaksa meminum air ledeng saat mandi.

Selama masa orientasi kepaskibrakaan atau OK di Bumi Perkemahan Cibubur, 3-6 Juli 2010, tersebut, para calon Paskibra hanya diberi dua botol minuman kemasan masing-masing ukuran 1 liter pada setiap latihan baris-berbaris dari pagi hingga siang.

Peserta putri yang berjumlah 15 orang diberi jatah satu botol minuman yang dibagi untuk semua orang, satu botol lain diberikan untuk peserta putra yang terdiri dari 14 orang.

"Dikasih minum, cuma dibatasi. Kalau kami latihan, dibawain dua botol," kata salah seorang Capaska putri sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

"Karena haus, pas lagi mandi (saya) curi-curi air keran," ujarnya.

Sebetulnya setiap calon Paskibra membawa bekal minum sendiri-sendiri.

Namun, minuman itu disimpan dalam barak tidur yang terbuka dan diawasi oleh Paskibra senior sehingga mereka takut untuk minum minuman mereka sendiri.

Pun tidak ada kesempatan untuk melakukannya karena setiap kali tidur malam mata mereka ditutup dengan handuk.

"Di kamar ada minuman. Takut (minum) di kamar, kayaknya tidak ada yang berani," kata salah satu Capaska tersebut.

Akibatnya, calon Paskibra tersebut muntah berak (muntaber) pada hari ketiga OK.

Dua pekan kemudian, dia mengalami gejala typhus dan demam berdarah.

2. Pelecehan Seksual

Sebanyak tiga orangtua calon anggota Paskibra DKI Jakarta mengadukan soal pelecehan seksual dialami anaknya selama OK di Cibubur, 3-6 Juli 2010.

Ketiganya mengeluhkan hal yang sama, yakni adanya perintah untuk berlari dari barak tidur ke barak mandi dan sebaliknya dalam kondisi tanpa busana.

Sejak hari pertama pelaksanaan OK, calon anggota Paskibra sudah diperintah melepas seluruh pakaian sebelum bersama-sama masuk barak mandi.

Ketika ada dua orang yang melakukan kesalahan, calon anggota Paskibra dikenai hukuman dan menjalankannya dalam kondisi tanpa busana.

Seorang calon anggota Paskibra asal Jakarta Selatan mengaku, instruksi berbaris tanpa busana itu berlaku untuk semua peserta putri, termasuk dua peserta yang mengenakan jilbab.

"Yang kasih perintah cuma satu, tapi yang nonton banyak. Ada sepuluhanlah, semuanya cewek, enggak ada yang cowok," kata seorang calon anggota Paskibra putri 2010 ketika ditemui Kompas.com di rumahnya.

"Dalam hitungan sepuluh, lepas baju," lanjutnya menirukan perintah instruktur.

Paskibra yang terpilih dari wilayah Jakarta Selatan itu mengaku, instruksi itu diberikan setiap kali ada kegiatan mandi, yakni pada pagi dan sore hari. "Tiap hari instrukturnya beda," ujarnya.

Pada hari pertama, sebanyak 15 calon anggota Paskibra putri itu diminta berbaris bugol di depan barak mandi, letaknya tak jauh dari barak tidur.

Handuk yang mereka bawa diletakkan di dekat barak mandi.

"Habis mandi, handuknya dikasihin sama senior buat bilas saja. Habis itu (kami) disuruh ke barak tidur sambil bawa (mendekap) pakaian," kata calon anggota Paskibra tersebut sambil menyilangkan tangan di depan dada untuk memeragakan cara membawa pakaian tadi.

Dia mengatakan, mulai hari kedua atau 4 Juli 2010, instruksi itu berubah.

Kali ini, setiap sebelum mandi semua Paskibra putri dijejer tanpa busana di depan barak tidur.

Pakaian mereka diletakkan di depan bilik tidur.

Setelah itu, mereka diminta cepat-cepat mandi bersama-sama.

"Bilangnya suruh cepat-cepat, jadi ya otomatis (kami) lari," katanya.

Begitu keluar barak mandi, mereka kembali lagi ke posisi mereka masing-masing tanpa mengenakan baju. 

3. Helm Hilang dan Makanan Diambil Senior

Menjadi anggota Paskibra atau Paskibraka pada peringatan HUT Kemerdekaan RI menjadi impian bagi sebagian pemuda dan pemudi Indonesia.

Pasalnya, melalui Paskibra atau Paskibraka, banyak pengalaman didapatkan ditambah bonus uang dan jalan-jalan ke tempat wisata.

Bagi anggota Paskibraka, ada jalur khusus untuk menjadi perwira militer melalui Akademi Kepolisian dan Akademi Militer.

Siapa sih nggak mau jadi anggota Paskibra atau Paskibraka jika sebesar ini keuntungannya?

Makanya, banyak yang berlomba-lomba ikut seleksi hingga panitia harus memperketat aturannya.

Namun, di balik itu, menjadi anggota Paskibra atau Paskibraka tak selamanya berakhir manis (happy ending) karena ada yang harus bernasib pilu.

Contohnya adalah Muh Alkidam Rakhmat, anggota Paskibra Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Perwitasari Rakhmat dan Muhammad Alkidam Rakhmat.
Perwitasari Rakhmat dan Muhammad Alkidam Rakhmat. (DOK PERWITASARI RAKHMAT)

Kabupaten Mamuju merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Barat.

Diceritakan kakaknya, Perwitasari Rakhmat melalui Facebook sejak Jumat (18/8/2017), Alkidam harus menerima kenyataan dimana uang jasa (honor) dia selama menjadi anggota Paskibra tingkat kabupaten hanya Rp 100 ribu.

Derita Alkidam tak cukup sampai di situ.

Helmnya saat karantina hilang, serta makanan titipan orangtuanya melalui panitia selama karantina ternyata tak pernah sampai ke tangannya.

Sungguh memiriskan.

Tak terima adiknya diperlakukan demikian, Perwitasari sekaligus pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Mamuju terpaksa curhat melalui Facebook.

"Paskibraka dihargai dengan 100rb luar biasa, helm yg sempat terbawa oleh paskibraka yg boncengan temannya katanya dak usah dibwa kembali kermh. Nanti disimpan panitia (red). Selesai tugasnya jd paskibraka, hendak pulang dan tidak lupa meminta helmnya."

"Dengan entengnya panitia bilang hilang dan tdk ada yg mau bertanggung jawab."

"Orang tua dan saudaranya dari paskibraka yg datang bawa makanan, buah dan cemilan utk anaknya selama dikarantina dak ada yg sampai. Kl mmg dak boleh, kenapa panitia ambil dengan bilang nanti disampaikan. Woii...komakan itu haramm nah."

"Heran... beginikah tanggung jawab kalian??? Hey kalian, mana semua itu tanggung jawabmu hah???"

"Cari untungko kah??? Kutauko semua nah...bagus saya lapor dimanako???"

"Luar biasaaaaaa perbuatanmu semua. Tdnya kita bangga liat semangtnya paskibraka yg walaupun dalam proses pelatihan mereka bnyk kekurangan, slah satunya kostum utk latihan dak ada sama sekali. Tp kl begini kenyataannya kebanggaan berubah jadi kekecewaan. Kasian penerus berikutnya takutnya dak ada lagi yg mau jadi paskibraka."

"#Miriss."

Demikian ditulis Perwitasari.

Curhat yang menjadi status pada Facebook tersebut kemudian ramai dikomentari facebookers.

Facebooker pemilik akun Chiwing sekaligus mengaku sebagai Wakil Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Provinsi Sulawesi Barat mengatakan, sedikitnya nilai uang honor anggota Paskibra dikarenakan alokasi uang saku memang tak jelas hingga upacara selesai digelar.

Selain alokasinya tak jelas, agar uang honor dapat diterima, pemilik akun Chiwing mengaku, pengurus PPI sempat menekan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju sebagi penanggung jawab.

"tabe dindaku .. saya sebagai pengurus paskibraka sulbar juga prihatin .. adik adik sudah bekerja keras bahkan limit waktu latihan hanya empat hari .. tapi kegigihan peserta paskibraka luar biasa itu bisa dibuktikan dengan susksesnya pengibran ... sebagai wakil ketua PPI sulbar ..tgl 18 pagi sampai sore ada memang kekisruan .."

"sebenarnya untuk uang saku belum ada kejelasan padahal adik adik dari kecamatan sudah mau beranjak pulang kampung ... maka kami breefing menanyakan hal itu ke leading sektor bid. kepemudaan ... ketika teman teman presure maka terbagilah uang saku itu namun kami dari pengurus tidak mengetahui berapa jumlah tersebut (karna bukan wewenang kami ) .."

"perlu di ketahui saya PASKIBRAKA 1997 (PASK.8) pemerintah pada saat itu apresiasi kami dalam pengibaran dan memberikan piagam setinggi tingginya kepada kami semua.. kalaa itu kami diberikan uang saku sebagai bentuk apresiasi pemerintah sebanyak 150Ribu (uang dulu ) ..."

Demikian ditulis pemilik akun Chiwing.

Pemilik akun Zulfadly Rasyid yang mengaku sebagai pegawai dinas pemuda dan olahraga setempat mengatakan, minimnya nilai uang honor dikarenakan terjadi kesalahan saat penyusunan anggaran.

"Tabe Mohon Maaf Kami akui Anggaran utk Paskibraka Kab Mamuju Tahun 2017 Terkesan Dadakan Akibat Dari Berita Simpang Siur Mengenai Peralihan Wewenang Pemda kab/kota Atas SMA kpd Pemprov Sehingga Pada Saat Penyusunan Anggaran Nyaris Tdk Dianggarkan Sama Sekali Utk Tahun 2017,Perbandingan Alokasi Anggaran Antara Pemprov dan Kabupaten Nyaris 5 Kali lipat. Semoga Kedepanx Menjadi Prhatian Kami,Terima Kasih Atas Kritik Dan Saranx," demikian dia tulis.

Kemudian ditanggapi Perwitasari dan berbuah debat.

Sementara itu, soal titipan makanan yang tak pernah sampai di tangan, pemilik akun Chiwing mengatakan, memang ada aturannya jika calon anggota Paskibra tak boleh menyantap makanan dari luar selama karantina sebab dikhawatikan akan mengganggu kesehatannya.

"khsusus untuk snack dan makan memang kami sudah surati sejak bulan kemarin ini berlaku di seluruh kabupaten .. agar orang tua jika berkenan menjenguk agar tidak membawa makanan dalam bentuk apapun terkecuali ada obat dari dokter ... termasuk barang berharga seperti emas .. jika adik adik kami membawa handphone maka kami sita sementara ( akan kami berikan disaat saat tertentu untuk berkomunikasi ) ..."

"tapi terkadang orang tua juga masih membawa makan nah hal ini biasanya panitia/atau pendamping atau kakak barak memblock ( tapi ketika orang tuanya pulang biasanya di informasikan ke peserta paskibraka bahwa ada titipan snack atau makanan.... yang terjadi adalah biasanya peserta paskibraka mengatakan silahkan kak di makan dari pada mubassir atau basi ) ... tapi apapun itu saya malam ini perintahkan para pengurus untuk breefing di barak paskibraka provinsi di wisma berkah ..."

Pemilik akun Ince Nur Fajriani juga menjelaskan soal larangan membawa makanan untuk anggota Paskibra saat masa karantina.

"Ijin yg soal snack setelah org tua yg bersangkutan memaksakan untuk mnitipkan makanan untuk anaknya krn katana itu anaknya tidak bisa kalau tdg makan malam dan sy sdh tegaskan makanan snack dan sgala macam di larang di bawa masuk dan orng tua yg bersngkutan memaksakan untuk mnitipkan snacknya."

"Dan akhirnya sy ambil itu snack dan membawa masuk ke kamar pendamping. Trus sy panggil itu ank yg bersangkutan sy tnyakan ini snack ndg bsa d makan sdh ada peraturan dan ank itu yg berangkutan blng silahkan di makan saja kak. Sdh ada ijin dri ank yg berangkutan. Kalau memang dia melapor yg tidak2 sy siap berhadapn dgn ank yg bersangkutan itu."

Soal helm yang hilang, pemilik akun Gi mengklarifikasi.

"Mohon ijin kanda,"

"Sebelumnya saya mohon maaf."

"Kalo persoalan helm (red) itu memang sempat tercecer. Tadi memang adek kami meminta helmnya, trus sy carikan. Sy bilang 'dek sabar, tunggu saya disini saya yg akan carikan karena pasti it helm ta amanji. krna nd mungkin ada baku ambil2 kalo pada2 kita ji'. Nah, pada saat saya mencari helmnya ke kamar2, saya temukan helm (red) tersebut. Tapi setelah saya kembali ke depan recepcionist 'Wisma M*laqbi' adek tersebut sudah meninggalkan tempat."

"Mohon ijin, Saya tegaskan, bahwa helm adek tersebut aman dan ada pada kami saat ini. Inshaallah akan kami kembalikan. Terima kasih."

Demikian ditulis pemilik akun Gi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved