Selain Narkoba Zat Adiktif Ini Juga Perlu Diwaspadai Bahayanya Bikin Ngeri
Hajat mengungkapkan, penggunaan lem aibon di kota Lubuklinggau bukan hanya pada orang dewasa.
Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
Sebelum sampai ke Sekolah tempatnya belajar, dirinya bertemu dengan RA dan mengajak untuk membantu aksi yang sudah direncanakan.
Sehingga kedua pelaku membolos sekolah dan menuju Jembatan Benai untuk mendiskusikan rencana A.
Setelah dijanjikan akan diberikan imbalan uang Rp 50 juta tanpa diberitahu maksud dan tujuan A, RA menghendaki saja sehingga berperan sebagai joki atau membawa sepeda motor milik pelaku A.
Sekitar pukul 08.00, kedua pelaku langsung menghampiri tempat sekolah Ad yang berada di SD Negeri 7 Megang Sakti.
A yang sudah menyiasati perbuatannya tersebut lantas menemui kepala sekolah korban, dimana dijelaskan bahwa dia adalah sepupu korbannya sendiri dan akan menjemput Ad karena kedua orang tuanya akan berangkat ke Bengkulu.
"Setelah meyakini Kepala Sekolah, akhirnya guru kelas Ad mengizinkan untuk diizinkan pulang. Dari situ saya langsung membawanya keliling-keliling dan membawa ke tempat aman," jelas A saat ditemui di Mapolres Musirawas.
Diceritakan A, setelah berhasil membawa korban, dirinya lantas mengirim pesan singkat sekitar pukul 09.00 agar orang tuanya yang tak lain tantenya sendiri untuk menebus sejumlah uang untuk pertukaran Ad yang sudah diculik.
Setelah mengirim pesan singkat, ketiganya lantas mengitari wilayah Megang Sakti dan beberapa kali mampir untuk makan, Ad yang hanya ikut saja tidak menunjukan gelagat takut, sebab A merupakan orang yang dikenalnya.
Tak kunjung mendapat balasan SMS, pelaku mengambil inisiatif untuk menunggu di terminal Megang Sakti, namun karena telah mengirim pesan singkat untuk bertemu di Jembatan Benai tak jauh dari tempat kejadian Ad ditemukan.

Bahkan, A telah memberitahu kepada RA kalau ada mobil Innova warna hitam yang melintas itu adalah mobil pembawa uang yang tak lain mobil orang tua korban.
"Saya kaget melihat warga ramai menghampiri kami, karena takut saya suruh RA membawa motor untuk lari, tapi kami akhirnya jatuh setelah ditendang," jelasnya yang mengaku menyesal dan hanya iseng melakukan perbuatan tersebut.
Sementara itu, Prayitno ayah korban mengetahui kalau anaknya diculik setelah diberitahu oleh istrinya. Sebab saat itu dia akan menuju ke kebun karet sekitar pukul 10.00.
"Istri saya memperlihatkan isi SMS bahwa anak saya diculik dan penculiknya meminta tebusan sebesar Rp 3 miliar, nomornya juga tidak dikenali," jelas Prayitno.
Mendapat kabar anaknya diculik, lantas dia memberitahu kepada sejumlah warga lainnya.
Tak ayal ratusan warga langsung berkumpul dan membantu Prayitno untuk mencari keberadaan pelaku serta korban penculikan.