Gila Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Disuguhi Acara Tari Perut, Reaksinya Bikin Netizen Ngakak
Profesor Anwar Nasution merupakan ekonom kelahiran Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 5 Agustus 1942.
Meski gerobak tersebut tanpa atap yang melindungi dari panas dan hujan, anak tersebut seperti sudah terbiasa dan sangat nyaman tidur didalam gerobak.
"Dia anak saya yang paling kecil, usianya baru 6 tahun", singkatnya.


Keseharian Gupriyadi sendiri mencari barang rongsokan dan plastik bekas, dirinya selalu dibantu istri tercinta saat mencari barang rongsokan dan plastik bekas.
Bagi Gupriyadi barang rongsokan yang sudah terpakai seperti potongan besi bekas dan plastik sangat mempunyai nilai yang berharga.
Dari plastik bekas itulah ia bisa memberi makan anak - anaknya.
Gupriyadi memiliki dua orang anak, Tegar (10) dan Isnaini (6).
Tegar sendiri anak pertama yang sekarang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas V, dan adiknya Isnaini masih kelas 1 SD.

"Anak pertama saya 'Tegar' saya titip dengan tetangga, kalau yang kecil terpaksa kami bawa karena tidak enak kalau menitipkan kedua - duanya", jelasnya.
Gupriyadi dan istrinya Sri Anjani biasanya saling bekerja sama demi memberi makan anak - anaknya.
Tak tanggung - tanggung jarak tempuh ia dan istrinya menorong gerobak besar bisa mencapai puluhan kilo.
"Biasanya kami keluar sore sekitar jam 17.00 - 00.00 dengan bantuan istri langsung menarik gerobak menjelajahi jalanan kota palembang", terangnya.
Bahkan ia istrinya pernah berjalan sambil menorong gerobak dari rumahnya sampai KM 12 dan Kenten Laut.
Jarak yang sangat jauh, untuk pejalan kaki ditambah lagi sambil menarik dan menorong gerobak yang sangat besar serta bermuatan.
Demi menyekolahkan sang buah hati, Gupriyadi rela menyembunyikan rasa lelahnya.
"Kalau lelah iya harus ditahan, kasian anak - anak kalau saya hanya diam di rumah saja, mereka bisa - bisa tidak makan", tuturnya.