17 Saksi Diperiksa Terkait Penganiayaan di UIN Raden Fatah
Ia mengatakan ke-17 saksi yang diperiksa pada Rabu malam (9/8/2017) namun semuanya masih dalam status diperiksa.
Penulis: Sri Hidayatun | Editor: Hartati
TRIBUNSUMSEL. COM, PALEMBANG- Aksi pengeroyokan yang terjadi di kampus UIN Raden Fatah yang berujung penusukan pada Selasa (8/8/2017) di lapangan basket UIN Raden Fatah sekitar pukul 17 00 wib terus didalami pihak Polresta Palembang.
Penindakan kasus ini pun berawal dari laporan korban yakni Reza Tri Andy (23) jalan Sosial KM 5 rt12 rw 02 kelurahan Sukabangun kecamatan Sukarami Palembang ke SPKT Polresta Palembang.
Kasatreskrim Polresta Palembang, Kompol Yon Edi Winara mengatakan pihaknya saat ini sudah memeriksa 17 saksi atas kasus tersebut.
"Sudah ada 17 saksi dari kedua belah pihak termasuk R ini, " ujarnya saat dibincangi, Kamis (10/8/2017).
Ia mengatakan ke-17 saksi yang diperiksa pada Rabu malam (9/8/2017) namun semuanya masih dalam status diperiksa.
"Belum ada tersangka tapi semua ke 17 ini sudah kita pulangkan, "tegasnya.
Diberitakan sebelumnya mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Reza (23), dirinya harus mengalami luka tusuk sebanyak 1 liang dibagian bawah punggung, Rabu (9/8/2017).
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 17.00, bermula ketika temannya Razik (22) diminta tolong oleh dosen UIN Jumanah untuk mengawasi keponakannya yang sedang mengikuti Orientasi Perkenalan Kampus (Ospek) di halaman kampus, tepatnya didekat Fakultas Syariah.
Razik datang menuju ke tempat Ospek akhirnya bertemu dengan Siska (keponakan Jumanah).
Setelah bertemu tiba - tiba Siska dihubungi oleh kakak damping Ospek yang bernama Maya Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI).
Dengan nada membentak, Maya langsung memarahi Siska.
Bermaksud ingin melerai Razik langsung mengambil alih percakapan dengan menelpon Maya melalui ponsel miliknya.
"Saya bermaksud mendamaikan dan menanyakan apa permasalahannya, kenapa tiba - tiba Maya menelpon Siska dengan nada marah", terang Razik.
Saat ia Menghubungi Maya, spontan saja ia juga dimarahi Maya.
"Kakak ini siapa, tunggu saja disana nanti saya datang", tegas Maya.
Berselang 15 menit setelah percakapan tersebut, Maya beserta rombongan teman lelakinya langsung datang dan memukuli Razik.
"Mereka langsung datang dan menyerang saya secara brutal", tegas Razik.
Melihat kejadian tersebut ketiga teman Razik yang bernama Reza, Hengki dan Kendi langsung mendekat dan mencoba untuk melerai.
Tapi bukannya perdamaian yang didapat melainkan pukulan dan tusukan yang langsung diarahkan kepada mereka bertiga.
Akibatnya Reza harus dirawat di rumah Rumah Sakit Umum Palembang (RSUP) karena mengalami luka tusuk sedangkan yang lainnya masing - masing menderita luka robek dan lebam dibagian kepala.
"Mereka datang orang 9, langsung mengeroyok saya dan ada yang mencabut pisau lalu menusukan ketubuh saya", jelas Reza.
Tidak terima dengan perbuatan penganiayaan tersebut, Reza akhirnya melaporkan kepada pihak kepolisian untuk segera ditindak lanjuti.
Disinggung mengenai sanksi bagi pelaku yang juga diduga merupakan mahasiswa UIN Raden Fatah, Wakil Rektor III UIN Raden Fatah RR Rina Antasari mengatakan dengan tegas, jika memang terbukti bersalah melakukan tindak kejahatan oleh anggota kepolisian.
Pelaku penusukan ini, terancam akan diberhentikan.
"Sudah pasti kita berhentikan. Jika memang pihak kepolisian sudah menetapkannya sebagai tersangka, dan proses hukum berjalan," ungkapnya.
Disinggung mengenai kejadian ini yang diduga melibatkan organisasi ekstra kampus.
Rina mengaku akan mengevaluasi hal tersebut.
Namun, ia tak bisa langsung memberikan sanksi pembubaran, karena organisasi tersebut merupakan organisasi besar.
"Nanti diperingatkan organisasi tersebut. Kita sekarang belum mendengar adanya hal itu. Di UIN Raden Fatah ini, ada enam organisasi ekstra kampus. Sejauh ini, kita memang belum mengevaluasi organisasi ekstra kampus ini, karena memang selama ini tidak ada masalah," katanya.