Gadis Hina Malaikat Maut, Apa yang Terjadi Setelahnya Sungguh Mengejutkan
Gadis Hina Malaikat Maut, Apa yang Terjadi Setelahnya Sungguh Mengejutkan
Sebuah respon yang sangat frontal.
Orang tua berjanggut itu hanya bisa beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah.
Penumpang lain yang geram dengan tingkahnya mendekati gadis tersebut lalu bertanya,
"Jika saja saat ini Sang Malaikat pencabut nyawa mendatangimu"
"Apa yang akan engkau katakan padanya?" tanya penumpang lain yang mengenakan jilbab kepada gadis tersebut.
Ia pun menjawab dengan penuh cemooh: “Aku akan mengatakan kepadanya: "Hush..hush!"
Tak ingin berdebat lama, penumpang itupun kembali duduk di tempatnya.
Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap.
Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.
Sepuluh menit kemudian bis pun tiba di perhentian.
Gadis tersebut di dapati tertidur di muka pintu bis sehingga menghalangi penumpang lain untuk keluar.
"Bangunkan saja!" kata seorang penumpang.
"Iya, bangunkan saja!" teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming.
Salah seorang penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati gadis tersebut.
Kemudian menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah.
Namun, ia juga tak mau bangun
Tiba tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis. Sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya.
"Innalillahi, Gadis ini telah kembali menemui Robbnya dalam keadaan yang tidak disangka" ucapnya lirih.
Para penumpang menjadi cemas dengan berita yang menggemparkan itu.
Dalam suasana kelam kabut itu, tiba tiba tubuh gadis itu terjatuh ke pinggir jalan.
Orang orang segera berbuat untuk menyelamatkan jenazah gadis tersebut.
Tapi sekali lagi mereka terkejut.
Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya.
Mayatnya menjadi hitam seolah olah dibakar api.
Dua tiga orang yang coba mengangkat mayat tersebut juga keheranan.
Karena tangan mereka terasa panas dan hampir terbakar begitu menyentuh tubuh si mayat.
Kontan seisi mikrobus berucap istigfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya.
Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.
Sebuah akhir yang menakutkan.
Mati dalam keadaan menantang Tuhan.