Nenek Beri Nasihat ke Manager Wanita,Bukan Menerima Ia Balik Menghina,Selanjutnya Bikin Ia Menyesal
Seorang wanita berpenampilan anggun berusia 40 tahun .Membawa anaknya jalan- jalan di taman sebuah gedung perkantoran elite.
TRIBUNSUMSEL.COM -- Seorang wanita berpenampilan anggun berusia 40 tahun .
Membawa anaknya jalan- jalan di taman sebuah gedung perkantoran elite.
mereka berdua kemudian duduk di kursi taman sambil menikmati cemilan.
Tidak lama kemudian, setelah cemilannya habis dimakan.
si ibu langsung membuang sesukanya sisa bungkusan makanannya ke tanah.

Dilansir dari epochtims,tidak jauh dari sana,
ada seorang nenek yang sedang menyapu sambil merapikan bunga.
Nenek ini tidak berkata apa-apa, ia berjalan ke arah ibu tersebut, memungut sampah mereka.
Lalu membuangnya ke tong sampah yang hanya terletak di sebelah kursi taman.
Dan tak lama kemudian, ibu itu kembali membuang sampah semaunya.
Sekali lagi nenek yang melihat hal itu lalu memungut dan membuang sampah tersebut ke tempat semestinya.
Begitulah hal seperti ini terus terulang sampai 3 kali berturut-turut!.
Akhirnya, sambil menunjuk ke arah nenek itu, si ibu berkata kepada anaknya,
“Coba lihat nak, kalau kamu tidak belajar dengan baik dan rajin,"
"maka saat besar nanti kamu akan seperti nenek itu! Hanya bisa mengerjakan pekerjaan rendahan!”
Nenek yang mendengar perkataan tersebut kemudian menghampiri si ibu.
“Permisi, tempat ini adalah taman pribadi kantor XX, bagaimana Anda bisa masuk ke sini?”

Dengan angkuhnya, ibu paruh baya pun menjawab : “Tentu saja bisa, saya adalah manajer baru di kantor ini.”
Pada saat itu, seorang pria tampak terburu-buru menghampiri si nenek, dan dengan hormat berdiri di hadapan si nenek.
Pria itu berkata dengan sopan pada nenek : “Bu direktur, rapatnya sudah mau dimulai.”
Nenek itu pun membalas, “Baik, sebelumnya tolong bantu saya untuk pecat manajer baru ini!”
“Siap bu! Saya akan langsung proses sesuai dengan instruksi ibu!” jawab pria itu sopan.
Pria ini langsung pergi setelah mendengarkan perintah nenek.

Dengan lembut, si nenek penyapu itu membelai kepala si bocah sambil berkata.
“Saya harap kamu mengerti, hal yang paling penting di dunia ini adalah kita harus belajar menghormati setiap orang dan hasil kerja keras yang dicapainya.”
Ibu si anak itu sontak tercengang melihat kejadian mendadak di depan matanya.
Dia pun terduduk lemas di bangku taman.
Dan tentu saja dia tidak akan semena-mena dengan angkuhnya .
andai saja dia tahu nenek itu adalah direktur gedung perkantoran ini.
Ia baru sadar, ternyata nenek tukang sapu taman yang baruan dihinanya itu adalah bos besarnya!.
Tapi sayang, semuanya sudah terlambat, ibarat kata, nasi sudah menjadi bubur.
Pelajaran disini jangan lah menilai seseorang berdassarkan identitas dan status sosialnya.
Sikap seseorang akan terlihat secara alami dari perilakunya.
Ingat, kekayaan tidak bisa dijadikan sahabat seumur hidup, tapi belajar menghormati sesama adalah sumber kekayaan.
