Mereka Terus Berjuang
Usai Senja Harusnya Asiah Menikmati Masa Tua di Rumah Tapi Begini Kesehariannya Bikin Terharu
Keadaan Asiah sangat memprihatinkan, dirinya 'Asiah' sudah tidak mempunyai gigi lagi dan saat berjalan Asiah tampak sangat lambat.
Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Hartati
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sebagian besar orangtua biasanya menghabiskan masa tuanya di rumah sambil bercengkrama bersama cucu - cucunya, tetapi apa yang dilakukan nenek tua bernama Asiah (89) sangat bertolak belakang, Kamis (13/7/2017).
Dimasa tuanya Asiah belum bisa bersantai di rumah, ada aktivitas rutin yang tidak bisa ia tinggalkan.
Dengan tubuh rentannya setiap pagi Asiah membawa peluit yang dikalungkan di leher dan tak lupa juga mengenakan rompi berwarna orange stabilo bertuliskan Juru Parkir.
Meski sudah tidak mudah lagi, Asiah masih tetap gigih berjalan sambil meniup peluit ketika kendaraan akan keluar dari parkiran.
Keseharian Asiah menjadi juru parkir Alfamart yang berada di Jalan Jendral Sudirman dekat persimpang lampu merah Sekip.
"Dari pukul 08.00 pagi sudah jaga parkir, pulangnya jam 20.00 malam", singkat Asiah.
Setiap pagi hari Asiah menuju lokasi parkirannya diantar oleh anak laki - lakinya.
Awalnya Asiah hanyalah ibu rumah tangga biasa tetapi semenjak kehilangan sosok suami yang telah meninggal dunia, Asiah akhirnya menggantikan peran suami yang dulunya bekerja sebagai juru parkir.
"Dulu suaminya yang bekerja parkir disini, semenjak dia meninggal saya menggantikan perannya", ungkap Asiah.
Asiah telah bekerja sebagai juru parkir selama 9 tahun.
Asiah yang sudah sangat tua terlihat sesekali kelelahan dan duduk bersandar di kursi dekat parkirannya.
Asiah juga terlihat memegangi bungkusan kecil berwarna hijau.
Sambil duduk Asiah lalu membuka bungkusan tersebut.
Bungkusan yang dibawa Asiah ternyata berisikan obat batuk, yang sebelumnya telah dibawa dari rumah.
"Bungkusan ini isinya obat batuk, saya sering batuk - batuk dan harus secepatnya minum obat agar cepat sembuh", kata Asiah.
Sedikit kesulitan untuk berbicara dengan Asiah karena faktor usia Asiah yang sudah sangat tua, Asiah sulit untuk mendengar dengan jelas.
Beberapa kali Asiah tidak mendengar saat di ajak bicara karena mengalami masalah pada telinganya, tetapi untuk pengelihatan Asiah sama sekali tidak memiliki masalah yang serius.
Tak hanya bermasalah pada pendengaran saja, nenek 89 tahun tersebut juga mengalami penurunan ingatan, terbukti saat ditanya anak dan cucunya Asiah terlihat bingung sudah memiliki berapa cucu dan nama anak - anaknya.
Sementara untuk makan sendiri Asiah mengatakan biasanya saat sedang bekerja anaknya mengantarkan makanan untuk dirinya.
"Biasanya anak saya datang dan memberikan makanan untuk saya", ujar Asiah.
Kembali ditanya soalnya anaknya, Asiah mengatakan anaknya ada yang bekerja sebagai sopir angkutan umum, hanya itu saja yang Asiah tahu.
Asiah mengatakan anaknya berjumlah 8 orang yang terdiri dari 6 orang laki - laki dan sisanya perempuan.
Mengalami banyak masalah dengan kesehatan, Asiah masih tetap bersemangat bekerja.
"Kalau saya tidak bekerja sayang tidak ada yang menjaga parkiran", tegasnya.
Asiah tidak mau hanya diam saja di rumah, dia 'Asiah' lebih memilih bekerja dan tidak mau menyuruh orang lain menjaga parkirannya.
"Saya masih bisa berjalan, masih bisa bekerja", singkat Asiah.
Keadaan Asiah sangat memprihatinkan, dirinya 'Asiah' sudah tidak mempunyai gigi lagi dan saat berjalan Asiah tampak sangat lambat.
Setiap motor dan mobil yang akan keluar parkiran, Asiah langsung dengan sigap mendekati sambil meneriakan 'terus mundur, pelan - pelan'.
Asiah sama sekali tidak mematok tarif harga untuk kendaraan yang memarkir ditempatnya bekerja.
"Kalau biasanya terserah orang mau bayar berapa, ada yang memberi Rp 2.000 dan kadang juga ada yang memberi Rp 10.000", jelas Asiah.
Asiah juga menambahkan untuk penghasilan perhari uang yang didapat tidak pasti, kalau sedang ramai Asiah bisa mendapatkan Rp 50 ribu dan kalau sedang sepi Asiah hanya mendapatkan Rp 30 - 40 ribu saja.