Mangsa Tangan Tasir Buaya Enam Meter Dibedah, Ternyata Ini Dia Isinya
Korban berhasil berlindung di balik sebuah pohon besar yang berada di pinggir sungai.
TRIBUNSUMSEL.COM, NUNUKAN - Warga Desa Pembeliangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menangkap buaya sepanjang 6 meter dengan lebar badan 80 cm di Sungai Sebuku.
Buaya yang diduga menyerang Tahir, seorang nelayan desa setempat, itu ditangkap beramai-ramai oleh warga Desa Pembeliangan pada Minggu siang.
“Ditangkapnya jam 12.00 Wita. Buaya sepanjang 6 meter ini merupakanbuaya terbesar yang pernah ditangkap warga,” ujar Kapolsek Sebuku AKP Syahrir Bajeng, Senin (3/7/2017).
Perut buaya yang sempat bertarung dengan Tahir tersebut kemudian dibedah warga untuk mencari potongan tangan kiri korban yang sempat dimangsanya.
Namun, warga tidak menemukan apa-apa setelah mencari potongan tangan kiri Tahir di dalam perut buaya.
Bahkan warga juga tidak menemukan sisa tulang apapun di perut bangkai buaya tersebut.
“Diduga buaya ini yang menyerang warga, tapi setelah dibedah tidak ditemukan potongan tangan korban,” imbuhnya.
Sebelumnya, Tahir, seorang nelayan dari Desa Pembeliangan, diserang seekor buaya pada Sabtu (17/6/2017) saat sedang memancing ikan di Sungai Sebuku harus kehilangan tangan kirinya setelah bertarung dengan seekor buaya sepanjang 7 meter.
Ibrahim, Tetangga yang juga ikut menolong korban, mengatakan, Tahir disambar buaya saat sedang memancing di Sungai Sebuku.

"Kejadian Sabtu jam 17.00 Wita. Dia (korban) mancing sendiri karena dia memang pekerjaannya nelayan," ujar Ibrahim, Senin (19/6/2017).
Ibrahim menambahkan, buaya yang sudah mendapatkan tangan kiriTahir terus menyerang perahu korban.
Serangan buaya membuat korban mengalami luka robek di telinga kiri dan membuat korban terpental ke pinggir sungai yang kebetulan terdapat sebuah pohon.
Buaya yang menggigit tangan Tahir terus menyerang korbannya yang berhasil berlindung di balik pohon.
“Tangan kirinya sudah putus, dia berlindung di balik pohon, tapi buayaitu masih menyerang si Tahir,” jelas Ibrahm.
Setelah memastikan buaya yang menyerangnya pergi, Tahir kemudian kembali ke perahunya dan menghubungi adiknya untuk meminta pertolongan.
Warga yang menolong Tahir kemudian langsung melarikan korban ke Puskesmas Sebuku, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Malinau karena jaraknya yang lebih dekat.
“Jam 22:00 wita langsung dilarikan ke RSUD Malinau. Tadi siang saya barusan telepon keluarganya katanya tanaganya dioperasi,” ucap Ibrahim.
Ibrahim yang juga merupakan ketua RT 02 di Desa Pembeliangan, kejadian buaya menyerang manusia di sepanjang Sungai Sebuku sudah sering terjadi.
Tahun 2016 tercatat 2 warga Desa Pembeliangan meninggal karena diserang buaya di Sungai Sebuku yang memang merupakan habitat buaya muara tersebut.
Parahnya, tidak ada rambu-rambu peringatan terhadap buaya di sepanjang Sungai Sebuku.
“Tidak ada peringatan sama sekali di sini. Dua korban yang ditemukan tinggal tulang belulang itu baru korban dari Desa Pembeliangan saja, belum dari desa lain,” pungkas Ibrahim.
Buaya sepanjang 6 meter tersebut berhasil menyambar tangan kiri Tahir hingga terputus sepanjang lengan.
Korban selamat setelah sempat bertarung dengan buaya tersebut.
Korban berhasil berlindung di balik sebuah pohon besar yang berada di pinggir sungai.
Saat ini, korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, untuk memulihkan luka di lengan kirinya.
Berita ini sebelumnya sudah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Cari Potongan Tangan Tahir, Warga Tangkap dan Bedah Buaya Sepanjang 6 Meter