Mereka Terus Berjuang

Tanpa Sosok Suami, Nisma Bertahan Hidup Dengan Cara Seperti Ini

Sekitar Pukul 10 pagi Nisma sudah memulai berjualan kemplang di Jalan Pipa Reja tak jauh dari rumahnya dan tutup pada sore harinya.

Penulis: Shinta Dwi Anggraini | Editor: Hartati
Tribunsumsel.com/Andri Hamdillah
Nismawati (35) Warga Jalan Pipa Reja Kecamatan Kemuning berjualan kemplang untuk mencari rezeki. 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Andri Hamdillah

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Meski seorang perempuan tetapi tidak menyurutkan semangat Nismawati (35) Warga Jalan Pipa Reja Kecamatan Kemuning ini untuk mencari rezeki.

Dibantu kedua anaknya Sintia (10) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar 'SD' dan Alfina (15) pelajar Sekolah Menengah Pertama 'SMP', Nismawati dengan semangatnya memanggang kemplang untuk dijajakan, Sabtu (1/7/2017).

Nisma sapaan akrabnya ini terpaksa harus menjalankan dua peran sekaligus, yakni mendidik sekaligus menjadi tulang punggung keluarga.

Semenjak ditinggal pergi suaminya yang meninggal dunia beberapa bulan yang lalu, Nisma kini harus meneruskan usaha bisnis kemplangnya tanpa sosok sang suami.

"Suami telah meninggal, terpaksa saya harus bekerja lebih giat lagi untuk untuk mencukupi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak", ungkap Nisma.

Sekitar Pukul 10 pagi Nisma sudah memulai berjualan kemplang di Jalan Pipa Reja tak jauh dari rumahnya dan tutup pada sore harinya.

Kemplang yang dijajakan Nisma sendiri dijual dengan Harga 10 ribu perbungkus, satu bungkus kemplang berisikan 20 kemplang yang telah dipanggang.

Rata - rata penghasilan yang didapat Nisma perharinya berkisar Rp 80 ribu, jauh dari kata cukup untuk memenuhi kebutuhan Nisma dan ketiga anaknya.

Sambil memanggang kemplang dengan raut wajah yang seakan mencoba untuk tabah, Nisma juga menceritakan kalau dirinya juga harus menanggung biaya rumah yang disewanya perbulan.

"Beginilah semenjak tidak ada bapak terasa berat, tetapi saya tetap percaya dengan tetap semangat Allah akan memberikan rezekinya", jelasnya.

Nisma sedikit terbantu saat anaknya libur sekolah, dia bisa memanggang 1000 - 1500 kemplang seharinya.

Berbeda saat anaknya masuk sekolah Nisma hanya mampu memanggang 700 kemplang perharinya.

"Alhamdulilah anak saya sekarang sedang libur jadi bisa membantu saya memanggang kemplang, kalau tidak ada anak - anak saya sedikit kerepotan", kata Nisma.

Wanita kelahiran Ogan Komering Ilir ini berharap agar kehidupan anak - anaknya jauh lebih baik darinya.

"Meski sulit tetapi saya tetap berusaha untuk tetap menyekolahkan anak - anak saya agar mereka menjadi orang yang berhasil baik di dunia dan akhirat", tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved