Mahasiswa Indonesia Teliti Karakter Tinky Winky di Film Teletubbies, Hasilnya Sangat Mengejutkan
Namun, bukannya soal tayangannya, namun desas-desus yang kurang menyenangkan dari tiap karakter Teletubbies.
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNSUMSEL.COM - Film Teletubbies pernah berjaya di era 2000-an, dimana anak-anak sangat menyukai film tersebut.
Karakter dari empat badut lucu ini memiliki sifat yang menggemaskan dalam setiap tayangannya.
Meski sempat menurun, pamor Teletubbies sempat kembali naik baru-baru ini.
Namun, bukannya soal tayangannya, namun desas-desus yang kurang menyenangkan dari tiap karakter Teletubbies.
Santer beredar isu kalau karakter Teletubbies sarat dengan homoseksualitas.
Menanggapi isu yang beredar di masyarakat itu, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung melakukan penelitian ilmiah mengenai isu homoseksualitas dalam tayangan televisi Teletubbies, terutama pada salah satu tokohnya, Tinky Winky.
Seperti dikutip dari laman unpad.ac.id, penelitian ini dilakukan oleh idya Permata Sari (Sastra Inggris 2012), Annisa Hida Robbiani (Sastra Inggris 2012), Vera Citra Utami (Sastra Inggris 2012), Shifa Amali Firdaus (Sastra Inggris 2012), dan Rio Alfajri (Hubungan Internasional 2012) dengan dibimbing oleh Kasno Pamungkas, dosen program studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unpad.
Mereka melakukan penelitian yang dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan metode analisis deskriptif-interpretatif.
Menurut ketua tim, Lidya mengatakan penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat tanda-tanda visual dalam tayangan Teletubbies.
Dalam hal ini, mereka memfokuskan pada satu karakter Teletubbies, yakni Tinky Winky yang menyiratkan isu homoseksualitas.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat tiga tanda visual yang menyiratkan isu homoseksualitas, yaitu antena segitiga terbalik, penggunaan tas merah, dan juga penggunaan rok balet oleh Tinky Winky.

Kemudian, hasil dari analisis tersebut dikaitkan dengan nilai-nilai penyiaran yang ada di Indonesia untuk menemukan apakah terdapat penyimpangan terhadap nilai-nilai penyiaran yang ada di Indonesia.
Dan ternyata, hasilnya tayangan Teletubbies memiliki ketidaksesuaian dengan beberapa nilai yang terkandung dalam aturan-aturan penyiaran di Indonesia, yang terdiri dari Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Peraturan Pedoman Penyiaran (P3) dari KPI, dan Standar Program Siaran (SPS).
Penelitian ini mendapatkan dana hibah dari Kemenristek Dikti dan berhasil menjadi perwakilan Unpad pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-29 bidang PKM Penelitian Sosial Humaniora.
Pimnas sendiri telah dilakukan pada 8-12 Agustus 2016 di Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Penelitian ini juga sudah terdaftar dalam 2nd International Conference on Advances in Education and Social Sciences,” ungkap Vera.
Hasil dari penelitian Sosial Humaniora ini telah dikemas dalam sebuah buku berjudul Panduan Menjaga Anak Menonton Televisi bagi Orang Tua atau disingkat menjadi Panto.
Selain itu, tim ini juga telah membuat sebuah line pengaduan yang ditujukan bagi masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan mereka mengenai tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai di Indonesia.
Seperti Ini Sosok Pemain Teletubbies
Tak hnya Tinky Winky, Dipsy, Laa Laa, dan Po saja yang ada di film Teletubbies, ada pula bayi yang menjadi matahri di acara tersebut.
Tayang pada tahun 1997 sampai 2001, film yang diterbitkan oleh Ragdoll Productions ini tak bisa lagi dijumpai di televisi.
Sebanyak 365 eposide tayang selama 24 menit per episodenya.
Tinky Winky adalah Teletubby lelaki tertua, tergemuk dan terbesar.
Berwarna ungu dengan bentuk segitiga di kepalanya. Barang kesayangannya adalah tas tangan.
Dipsy adalah Teletubby lelaki berwarna hijau. Benda favoritnya adalah topi bercorak hitam putih.
Punya bentuk garis lurus di atas kepalanya.
Laa-Laa adalah Teletubby perempuan kuning.
obinya bermain bola.
Memiliki bentuk spiral di atas kepalanya.
Po adalah Teletubby perempuan merah yang terkecil.
Po adalah karakter yang paling polos di antara semua Teletubby (walaupun semuanya bersifat agak polos) dan paling kecil.
Hobinya bermain skuter, ia memiliki bentuk lingkaran di kepalanya.

Dikutip dari Mirror.co.uk, ada seorang gadis cantik bernama Jess Smith, mengaku bahwa dirinyalah yang memerankan matahir dalam film itu.
Bayi lucu yang hanya tertawa dan mengatakan 'Eh Oh' saat munculk ini kini teklah tumbuh menjadi remaja berumur 19 tahun.
Kini ia telah beranjak dewasa, ia tercatat sebagai seorang mahasiswa di pendidikan tari di Canterbury Chist Church University, Inggris.
Dia terpilih menjadi bayi matahrei saat umurnya menginjak sembilan bulan.
Saat itu, wajahnya menjadi paling terpopuler di dunia.
Kabar ini merembak dari sebuah berita dan berita yang mengatakan bahwa bayi matahari itu yakni bintang berumur 27 tahun.
Sampai aksirnya Jess mengkofirmasi itu lewat akun media sosialnya.

“Saya matahari dari Teletubbies. Ada beberapa orang berpura-pura menjadi matahari tersebut, tapi aku berkata yang sebenarnya. Aku adalah orangnya,” ujar Smith.
Nama Jes Smith diajukan oleh ibunya , Anji Smith kepada seorang rekruitmen saat sedang di rumah sakit Edenbridge, Kent.
Seseorang telah diminta untuk mencari seorang bayi yang tersenyum.

Saat itu Jess duduk di sebuha kursi, dibuat seolah dia melihat ke bawah seperti layaknya matahari.
Saat itu Jess hanya dibayar £ 250 atau sekitar Rp 3 juta saat ini dan diberi mainan untuk dibawa pulang.
Itu karena sutradara belum mengetahaui bahwa film itu akan terkenal.(*)