Sempat Heboh Ramalan Kematian Julia Perez, Ini yang Akan Terjadi Pada Peramal Tersebut

Tak hanya yang diramal, sang peramal pun terkadang juga merasa tidak percaya dengan hasil yang muncul.

Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
Kolase Tribunsumsel.com

TRIBUNSUMSEL.COM- Banyak orang yang tidak percaya dengan adanya ramalan.

Namun beberapa hal yang diramal justru menjadi kenyataan dikemudian hari.

Keyakinan seseorang mengenai sebuah ramalan memang tak bisa dipaksakan.

Ada yang tak percaya, ada pula yang menganggapnya sebagai doa jika isi ramalannya memang positif.

Tak hanya yang diramal, sang peramal pun terkadang juga merasa tidak percaya dengan hasil yang muncul.

Hal inilah yang dialami oleh istri pesulap Denny Darko, Vina Candrawati.

Vina yang terkenal lewat talentanya melukis diatas pasir ternyata memiliki kelebihan lain.

Vina bisa membaca ramalan dari sebuah kartu yang dipilih oleh seseorang yang ingin diramal.

Saat Julia Perez masih sehat dan aktif di dunia entertainment ia juga sempat diramal oleh Vina.

Saat itu mereka sedang sama-sama syuting di acara Pesbukers.

Jupe diminta oleh Vina untuk memilih sebuah kartu.

Vina kemudian menggambar dimedia pasir dari kartu yang dipilih oleh Jupe.

Selesai menggambar, Vina tiba-tiba menangis sesenggukan.

Istri Denny Darko ini tak sanggup menjelaskan maksud dari gambar yang ada pada kartu yang dipilih Jupe.

Jupe pun meminta Vina untuk terus melanjutkan isi ramalan tersebut.

Tak sanggup menjelaskan arti dari kartu yang dipilih Jupe, Vina memanggil sang suami.

Denny Darko pun muncul dan melanjutkan maksud dibalik kartu yang dipilih Jupe tersebut.

Dilansir Tribunstyle.com dari akun Instagram @komentatorpedas mengunggah cuplikan dari tayangan tersebut.

Denny yang menjelaskan maksud dari gambar tersebut tak mau berasumsi kalau wanita yang muncul dikartu merupakan sosok Jupe.

Pesulap kondang ini juga menceritakan kalau sang istri juga pernah meramal seorang temannya dan hal tersebut menjadi kenyataan.

Hal inilah yang tampaknya membuat Vina tak sanggup menjelaskan maksud dari kartu tersebut.

Lantas bagaimana menyikap ramalan tersebut.

Apalagi penduduk Indonesia mayoritasnya adalah muslim.

Percaya begitu saja dengan ramalan ?

Mereka yang percaya ramalan dan yang melakukan ramalan akan mendapat balasan dari Allah berupa.

1. Shalatnya Tidak Diterima 40 Hari

Disebutkan bahwa shalatnya tidak diterima sebanyak empat puluh hari.

Nauzu billahi min zalik. Rasulullah saw bersabda:

Siapa yang mendatangi arraf lalu ia menanyakan sesuatu dan membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari.

2. Kufur kepada Agama Islam

Barangsiapa mendatangi Kahin , lalu membenarkan apa yang diucapkannya, niscaya ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. {HR Abu Daud, at-Tirmidz Ibnu Majah, Ahmad dan ad-Darimi}

Sebab, di antara yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. adalah bahwa hal-hal yang gaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah.

Allah berfirman:

Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib tak ada yang mengetahuinya selain Dia sendiri. Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya. {QS Jin: 26 -27}

Bahkan Nabi Muhammad saw sendiri tidak mengetahui hal-hal ghaib kecuali yang diberitahukan Allah kepadanya melalui wahyu, karenanya Allah berfirman kepadanya: Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah, dan sekiranya aku men getahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

Begitu juga jin, yang oleh para tukang sihir dan dukun dimintai pertolongan, mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui hal-hal gaib.

Al-Quran menceritakan bahwa jin-jin Nabi Sulaiman alaihis-salam tidak mengetahui kematian beliau.

Maka tatkala ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka men getahui yang ghaib, tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.

Karena itu, membenarkan para dukun dan peramal yang mengaku mengetahui hal yang gaib- adalah pengingkaran terhadap ayat-ayat yang telah diturunkan Allah.

Jika mendatangi dan membenarkan mereka demikian buruk kedudukannya dalam agama, maka bagaimana dengan para dukun dan peramalnya sendiri? Mereka telah melepaskan diri dan agama dan agama berlepas diri dan mereka, sebagaimana dalam hadits:

Tidak termasuk golongan kami orang yang melakukan tathayyur atau minta di-tathayyur, atau menjadi dukun atau minta dibuatkan perdukunan untuknya, atau menyihir atau minta disihirkan untuknya.

Na 'udzubillahi min dzalik. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang percaya pada ramalan. Amin

Berikut penjelasan lebih detil dari DR Zakir Naik (Berbagai Sumber/ Youtube)

FATWA MUI TENTANG PERDUKUNAN DAN PERAMALAN
8 Maret 2012 pukul 17:27 
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005

Tentang

PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN (‘IRAFAH)

 Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional

MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H/ 26-29 Juli 2005 M,

setelah:

 Menimbang :

 1. bahwa akhir-akhir ini semakin banyak praktek perdukunan (kahanah) dan peramalan (‘irafah) di masyarakat serta semakin marak tayangan media massa, baik cetak maupun elektronik yang berhubungan dengan hal tersebut ;

 2. bahwa hal tersebut telah meresahkan umat dan dapat membawa masyarakat kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah), dosa paling besar yang tidak diampuni Allah SWT. ;

 3. bahwa untuk menjaga kemurnian tauhid dan menghindarkan masyarakat dari aktivitas yang dapat membawa kepada kemusyrikan, Majelis Ulama Indonesia memandang perlu menetapkan fatwa tentang Perdukunan (kahanah) dan Peramalan (‘iraafah) untuk dijadikan pedoman.

Mengingat :

Firman Allah subhanahu wa ta’ala :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisa’ [4] : 48)

 “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”. (QS. An Nisa’ [4] : 116)

 “… Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-seolah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”. (QS. Al Hajj [22] : 31)

 “Katakanlah : ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah’. (QS. An Naml [27] : 65)

 "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak adan yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. al-An’am [6] : 59)

 “Katakanlah: Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudlaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orangorang yang beriman.” (QS. al-A’raf [7] : 188).

 “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak akan memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridlai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” (QS. al-Jin [72] : 26-27)

 "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi- Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang mengetahui di bumimana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman [31] : 34).

 "Jika Allah menimpakan suatu kemudlaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan DialahYang Berkuasa atas sekalian hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am [6] : 17-18)

 2. Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, antara lain :

“Orang yang mendatangi tukang ramal (paranormal) kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam” (HR. Muslim & Ahmad dari sebagian istri Nabi [Hafshah])

 “Orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian membenarkan apa yang dikatakannya maka orang tersebut telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. (HR. Ahmad & al Hakim dari Abu Hurairah)

“Orang yang mendatangi (bersetubuh dengan) istri yang sedang haid, atau (bersetubuh dengan) istri dari duburnya atau mendatangi dukun kemudian membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya orang tersebut telah lepas (kafir) dari apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud & Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

 Dari Abu Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang pemanfaatan harga jual beli anjing, bayaran pelacuran (perzinahan) dan upah dukun. (HR. Bukhari & Muslim dari Abu Mas’ud)

 “Kunci perkara ghaib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Allah Ta’ala; (1) Tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Allah Ta’ala, (2) tidak ada seorang pun mengetahui apa yang ada di dalam kandungan selain Allah Ta’ala, (3) tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan terjadinya hari Kiamat selain Allah Ta’ala, (4) tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Allah Ta’ala, dan (5) tidak seorang yang mengetahui kapan hujan akan turun selain Allah Ta’ala”. (HR. Bukhari & Ahmad dari Ibnu Umar)

 “Orang yang menggantungkan (memakai) jimat maka dia telah melakukan perbuatan syirik”. (HR. Ahmad, Thabrani & Al Hakim dari Uqbah bin Amir al-Juhany)

3.    Kaidah fiqih :

 “Segala jalan yang menuju kepada sesuatu yang haram, maka jalan (wasilah) itu juga haram”.

“Mencegah kemafsadatan lebih didahulukan daripada menarik kemashlahatan”.

 Memperhatikan : Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005.

Dengan bertawakkal kepada Allah Ta’ala,

Memutuskan

Menetapkan : Fatwa tentang Pedukunan (Kahanah) dan Peramalan (‘Iraafah)

Segala bentuk praktek perdukunan (kahanah) dan peramalan (‘iraafah) hukumnya haram.

Mempublikasikan praktek perdukunan (kahanah) dan peramalan (‘iraafah) dalam bentuk apapun hukumnya haram.

Memanfaatkan, menggunakan dan/atau mempercayai segala praktek perdukunan (kahanah) dan peramalan (‘iraafah) hukumnya haram.
 

Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1426/ 28 Juli 2005

Musyawarah Nasional VII Majelis Ulama Indonesia

Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa

Ketua;

KH. Ma'ruf Amin 

Sekretaris;

Drs. Hasanuddin, M.Ag

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved