Dulu Dagangannya Tak Laku, Lalu Ia Lakukan Ini dan Pelanggan Pun Berebut Ingin Makan Nasinya

"Kami sama-sama berteriak sampai tenggorokan kering memanggil orang untuk membeli nasi briyani saya yang dijual di tepi jalan.

thereporter

TRIBUNSUMSEL.COM, SELANGOR - Banyakkan bersedekah dari mengambil untung.

Itulah prinsip dalam bisnis yang dilakukan oleh pendiri Nasi Briyani Antrian di Malaysia, Halilur Rahman Mohd Ismail, 62, yang disiarkan Harian Metro dari thereporter.

Pada awalnya, nama warung yang digunakan adalah Nasi Briyani Rahman.

Namun banyak orang yang menyebut gerainya dengan nama Nasi Briyani Antrian.

Dan Halilur Rahman mulai menggunakan nama itu sejak enam tahun yang lalu.

Halilur Rahman mengatakan, sudah 17 tahun meniaga nasi briyani.

Dan berbagai tantangan yang harus ditempuhnya untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan.

"Ketika itu anak-anak saya masih kecil."

"Kami sama-sama berteriak sampai tenggorokan kering memanggil orang untuk membeli nasi briyani saya yang dijual di tepi jalan.

"Sampai saya pernah berjanji dengan klien bahwa saya akan mengembalikan duit mereka dua kali lipat jika nasi saya tidak sedap," katanya ketika ditemui wartawan Harian Metro, Asrizal Aris, di bazar Ramadan Pinggiran Batu Caves, Kuala Lumpur.

Ketika bisnis nasi briyaninya mulai dikenal dan memiliki pelanggan tetap.

Rahman memperbanyak bersedekah dengan memastikan nasi yang diberikan tidak mengecewakan pembeli.

"Prinsip saya, kalau sudah berikan nasi berbukit-bukit, jika terlebih, jangan kembalikan lagi."

"Atau keluarkan nasi itu tapi anggap saja kita bersedekah kepada pembeli."

"Kadang-kadang saya terambil dua ayam untuk nasi briyani tetapi saya tidak taruh kembali."

"Saya tidak pernah berpikir untuk untung lebih," katanya.

Bagi Halilur Rahman, dia lebih mengutamakan penghargaan dari pelanggannya.

Yang sanggup menunggu tanpa peduli hujan atau panas demi mendapatkan Nasi Briyani Antrian yang memiliki aroma tersendiri.

Sepanjang bulan Ramadan, gerai Halilur Rahman mampu menjual nasi briyaninya sampai 600 bungkus yang dihabiskan dalam waktu tidak sampai dua jam.

Nasi Briyani Antrian dijual dengan harga RM8 (sekitar Rp 24 ribu) untuk ayam.

Sementara RM9 (sekitar Rp 27 ribu) untuk daging di bazar Ramadan Pinggiran Batu Caves.

Selain itu, Rahman juga memiliki restorannya, Rahman Briyani, yang terletak di Batu Caves.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved