Tak Diberi Uang Pengemis Ucapkan Kata Ini Yang Sukses Sulut Emosi Pemilik Kendaraan

Bahkan saat ini mereka merasa serba salah untuk menangani masalah pengemis dan anjal di kota Lubuklinggau ini.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
tribunsumsel.com/Eko Hepronis
Rombongan pengemis anak-anak saat sedang mengemis di pertigaan Simpang RCA Kota Lubuklinggau. 

Laporan wartawan Tribunsumsel.Com, Eko Hepronis 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --‎ Sepekan memasuki bulan suci ramadan‎ aktivitas pengemis, anak jalanan (anjal) dan gelandangan mulai banyak di jumpai di sudut-sudut kota Lubuklinggau.

Mereka mengemis disetiap perempatan lampu merah dan meminta-minta langsung kepada para pemilik warung dengan cara berkeliling dari satu toko menuju toko yang lainnya.

Salah satu tempat yang menjadi favorit ‎para pengemis yakni pertigaan Simpang lampu merah RCA Kota Lubuklinggau, para pengemis yang terdiri dari  sejumlah anak-anak ini ketika lampu merah menyala langsung berkeliling dari satu pengendara kepengendara lainnya sambil menadahkan tangan. 

Bahkan mereka  tak segan-segan mengetok kaca sambil mengintip meminta langsung kepada para pengendara. Tak jarang bila tak diberi pengendara mereka langsung mengupat dengan nada sinis"ai pelit nian" sembari meninggalkan para pengendara.

Tidak selamanya upatan para pengemis anak-anak tersebut tidak direspon oleh para pengendara.

Bahkan ada salah satu pengendara terlihat emosi.

Seperti yang terjadi hari ini Jumat (2/6/) seorang ibu-ibu yang tidak diketahui namanya terlihat terpancing emosi dengan balik mengupat  ‎"nah awak mintak makso pulok," (nah padahal minta memaksa pula) ketusnya sembari menutup kaca mobilnya.

Menanggapi banyaknya pengemis  Pemerintah ‎pemerintah Kota Lubuklinggau seakan tak berdaya menertibkan pengemis-pengemis ini.

Seperti yang disampaikan oleh Kasat Pol PP Kota Lubuklinggau, Elba Roma yang mengaku belum menemukan solusi terkait banyaknya pengemis dan anjal  yang ada di kota Lubuklinggau saat ini.

Menurutnya upaya penertiban sudah sering dilakukan oleh Pol PP kota Lubuklinggau, namun ketika usai ditertibkan mereka di data lalu dimasukkan di rumah singgah.

Setelah itu selang beberapa hari kemudian mereka ‎bebas lagi.

"Untuk itu sejauh ini kita  belum bisa berbuat banyak dan belum bisa melakukan pembinaan. Karena percuma saja apabila sehabis ditertibkan lepas lagi‎. Harusnya Dinsos juga pro aktif kalau mau ditertibkan dan sama -sama mencarikan solusinya,"katanya.

Bahkan saat ini mereka merasa serba salah untuk menangani masalah pengemis dan anjal di kota Lubuklinggau ini.

Dia berujar Jika mau ditertibkan bisa saja. Saat ini pun jika mau dilakukan penertiban bisa. Hanya saja kembali lagi penanganan ketika usai ditertibkan bagaimana.

"Ketika selesai ditertibkan apakah Dinas Sosial (Dinsos) mampu untuk menampungnya, mungkin tidak bisa jika 1X24  jam. Alasannya tentu karena tidak ada anggarannya. Jadi untuk sekarang belum bisa kita melakukan penertiban itu," ucapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved