Ini Akibatnya Jika Tidak Mengerti Salat Tarawih

Dirinya kembali menegaskan, kualitas, kekhusyukan, tuma'ninah atau ketenangan dalam salat Tarawih adalah yang utama.

Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
net
Salat Tarawih 

Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Membicarakan kuantitas dan kualitas salat Tarawih memang tidak ada habisnya.

Kuantitas menyangkut jumlah rakaat, sementara kualitas menyangkut kekhusyukan salat Tarawih.

Masyarakat umumnya dihadapkan pada dua pilihan, apakah salat Tarawih dengan rakaat lebih sedikit namun tuma'ninah atau rakaat lebih banyak namun tergesa-gesa.

Menurut Ustad H Agus Muzani, Lc dari Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya, sedikit atau banyak, dalam hal ini 8 atau 20 rakaat, dua-duanya sama baiknya.

Namun berapa pun jumlah rakaat yang dipilih, harus mengutamakan kualitas salat.

"Kalau kita bisa menjalankan yang 23 rakaat dengan tuma'ninah atau dengan tenang, mungkin bisa khatam atau tamat satu juz Alquran, itu bagus. Jumlah rakaatnya lebih banyak, tentu pahalanya lebih banyak juga," jelasnya kepada TribunSumsel.com, Jum'at (2/6/2017).

Dilanjutkannya, jika yang 20 rakaat dijalankan dengan cepat dan tergesa-gesa seperti kebiasaan sebagian masyarakat, maka yang 8 rakaat tuma'ninah tentu lebih dianjurkan.

Ustad H. Agus Muzani, Lc dari Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Ulum Sakatiga Inderalaya
Ustad H. Agus Muzani, Lc dari Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Ulum Sakatiga Indralaya (Tribunsumsel.com/Agung Dwipayana)

"Karena salat itu kita sedang menghadap, sedang berdialog dengan Allah SWT. Tentunya berdialog dengan Allah, kita harus tenang," katanya.

"Jadi dalam salat Tarawih lebih diutamakan kualitas, bukan kuantitas. Namun jika keduanya dapat dijalankan dengan baik, maka lebih bagus," katanya lagi.

Ustad Agus menjelaskan, dalam hadits disebutkan bahwa seburuk-buruk orang adalah yang mencuri pada saat salat, yakni bacaan dan gerakannya tidak sempurna, tergesa-gesa, bahkan gerakan makmum mendahului imam.

Di Ponpes Raudhatul Ulum sendiri, katanya, Mudir atau pimpinan Ponpes KH Tol'at Wafa Ahmad menginstruksikan salat Tarawih sebanyak 8 rakaat dan dengan khusyuk.

"Alasannya, pertama, tidak apa sedikit apabila dilaksanakan dengan baik, dengan tuma'ninah. Yang kedua, ini sebagai ladang pendidikan untuk para santri. Lagipula mereka dirasa belum mampu menjalankan yang 23 rakaat," ungkap ustadz yang juga ketua kegiatan Ramadan di Ponpes Raudhatul Ulum ini.

Bahkan menurutnya, banyak orang yang tidak mengerti apa itu salat Tarawih.

Mengerjakan salat, namun tidak memperhatikan kualitas ibadah tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved