Dokter ini Rela Naik Turun Gunung Selama Puluhan Tahun, Ternyata Demi Wanita-wanita ini
Pengorbanan Dokter menjadi inspirasi jika semua pekerjaan tidak harus melulu hanya sekedar uang, melainkan juga harus didasarkan pada rasa kemanusiaan
Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM -- Seorang dokter di Tiongkok menjadi perbincangan netizen.
Pasca kisah hidupnya yang dibagikan mengundang banyak reaksi kagum dari banyak orang atas kerja yang sungguh luar biasa.
Pengorbanan Dokter menjadi inspirasi jika semua pekerjaan tidak harus melulu hanya sekedar uang, melainkan juga harus didasarkan pada rasa kemanusiaan.
Dilansir dari secretchina, Dokter tersebut bernama Li Qinru berusia 53 tahun merupakan satu satunya doker yang tersedia di desa Zao Shi , Xin Gan Country privinsi Jiangxi Tiongkok.

Dokter Li memulai bekerja di kawasan pegunungan desa tersebut sejak ia lulus dari fakultas kedokteran pada 1979.
Di mana sudah hampir 36 tahun ia mengabadikan diri untuk para wanita-wanita dan pria langsia di desa tersebut.
Selama pengabadiannya, Dokter Li rela berjalan hingga puluhan kilometer hanya untuk mendatangi rumah para pasienya.
Tak terhitung berapa pasanga sepatu yang hancur ketika Li harus menaiki daerah pengunungan guna menjalankan tugasnya

Peng Xiaomei, isteri Li Qinru dengan sedih mengatakan,sebelumnya bukan hanya suami yang bertugas di desa tersebut.
Ada beberapa dokter lain yang notabene teman dari suaminya juga bekerja disana.
“Dokter desa yang seangkatan dengannya dulu, sekarang telah makmur kaya raya, hanya Suami saya yang masih bertahan karena ia yang masih tidak tenang terhadap kondisi kesehatan orang-orang di pegunungan.” ujarnya.
Sudah lebih dari 30 tahun dokter Li menjalankan praktiknya di pedesaan.
Sekarang ia menderita presbiopi atau penglihatan kabur/rabun tua, selain itu ia juga menderita Rheumatoid arthritis (Rematik-penyakit yang menyebabkan radang, dan kemudian mengakibatkan rasa nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi).

Namun belum menemukan penggantinya.Sementara itu, demi mengatasi masalah ini, pemerintah daerah setempat memberikan subsidi, perlakuan istimewa, dan penghargaan.
Selain itu juga mendapatkan biaya hidup bulanan sebesar 300 yuan atau sekitar Rp. 600 ribu, tapi sejauh ini belum ada yang mendaftar.
