Nenek ini Tiga Hari Tidur di Depan Pagar Rumah Anak Kandungnya Sendiri, Alasannya Sangat Menyakitkan
Dengan bantuan istri dan anak-anaknya, pria itu memaksa ibunya keluar setelah dia menolak untuk
Penulis: M. Syah Beni | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM- Seorang pria di Yangzhou China memaksa ibunya yang telah berusia 82 tahun untuk tidur di teras rumah.
Ibu itu bahkan sudah tiga hari ini diperlakukan tak pantas oleh anaknya tersebut.
Masalahnya pun sepele.
Hanya karena si ibu tak sependapat dengan anaknya tentang uang perawatan dirinya.
Dengan bantuan istri dan anak-anaknya, pria itu memaksa ibunya keluar setelah dia menolak menyerahkan uang tunjangan orang tua kepadanya, lapor Yangzhou Television.
Baca: Bikin Ngakak, Makan di Restoran dan Pesan Menu Mahal ini, Ternyata Isinya Cuma Beginian
Baca: Jorok, Lagi Makan di Restoran, Ibu ini Malah Suruh Anaknya yang Masih Kecil Kecing di Dalam Gelas
Baca: Siswi Cantik Ini Berikan Kue Untuk Gurunya, Tulisan di Kue Tersebut Buat Gurunya Terkejut
Pemerintah Cina memberikan tunjangan sebesar 400 yuan (Rp 700.000) perbulan kepada para langsia.
Wanita itu terbaring menangis di depan pintu pagar kediaman anaknya itu sehingga menarik perhatian banyak orang.
Kejadian terjadi di sebuah desa di Yizheng.
Wanita itu memiliki dua anak lelaki dan dua anak perempuan.
Setelah kematian suaminya 18 tahun lalu, dia akan tinggal bersama semua anaknya secara bergiliran.
Ketika insiden itu terjadi, dia tinggal bersama anak bungsunya.
Menurut laporan, ada perselisihan diantara anak perempuan itu terkait biaya perawatan ibunya.
Anak bungsunya itu tidak puas dengan pembagian yang dibuat saudara-saudaranya.
Baca: Kocak, Pegawai ini Dipanggil Atasannya untuk Wawancara Tapi Malah Bikin Gaduh Begini
Baca: Jawaban Mengejutkan Simsimi Si Robot Chating Saat Ditanya Tentang Nama Ayu TIng Ting
Baca: Pernah Berseteru, Ayu Ting Ting Salah Tingkah Saat Dipertemukan dengan Luna Maya, Begini Ekspresinya
Ia Khawatir, terpaksa menanggung biaya pemakaman jika ibunya meninggal dunia di rumahnya akibat kesehatannya yang memburuk.
Beberapa tetangga mencoba untuk memindahkan wanita itu ke tempat lain, namun dia menolak dan mengatakan dia ingin mati di depan pagar rumah anaknya dari pada hidup di tempat lain.
Bahkan dia juga menolak makan makanan yang diberikan kepadanya.
Keluarga itu akhirnya mengizinkan wanita itu kembali ke rumah setelah perjanjian keuangan yang telah dicapai antara saudara lain dengan bantuan dari kepala desa.