Pria ini 'Ngacir' Saat Dikejar Gorila Perempuan, Kejadian Berikutnya Bikin Tercengang
Dengan berat badan 60 Kg, gorila perempuan yang melihat Emmanuel dari sele-sela dedaunan langsung berlari mengejarnya.
"Saya tahu tahu setiap anak yatim gorila sejak mereka masih bayi dan mereka semua mengingat saya dan ingin bermain serta berkenalan," ucap Emmanuel kepada Femail, seperti dikutip dari laman Daily Mail.
"Mereka selalu bisa berlari lebih cepat, tapi sekarang mereka jauh lebih besar dan lebih kuat tak sama persis ketika mereka masih kecil," lanjut Emmanuel.
Pada tahun 2007, sebuah kelompiok pemburu bersenjata dengan tega membunuh gorila-gorila gunung di Virunga.
Prihatin dengan pristiwa tersebut, Emmanuel kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Senkwekwe Center, sebuah fasilitas dunia untuk merawat gorila gunung yang terancam punah.
Hal tersebut membeuat Emmanuel de Merode, seorang konservasionis Belgia yang telah bekerja di Kongo selama 20 tahun terakhir, diangkat sebagai Direktur dan Kepala Sipir dari Virunga dengan tugas membangun kembali Virunga.
Sejak saat itu, ia tanpa lelah bekerja untuk taman tersebut dan meminta berbagai dukungan publik untuk menciptakan pusat tempat spesialis untuk merawat gorila yatim piatu.
Saat ini ada empat gorila yang hidup di Virunga, yaitu Ndakasi, Ndeze, Maisha dan Matabishi.

Ndakasi merupakan gorila paling tua dan memiliki kehidupan awal yang sangat sulit.
Ibunya ditebak oleh pemburu saat usianya baru dua bulan.
Ia mengalami dehidrasi parah, shock dan sangat ketakutan.
Beruntung ia ditemukan kemudian dibawa ke pusat keselamatan Senkwekwe.
"Ndakasi sakit parah saat ditemukan oleh penjaga kami, ia menderita pneumonia akut dan semua staf kami gelisah. Namun betrkat perawatan, mereka kemudian tenang," kenang Emmanuel.

Nama Ndakasi sendiri berasal dari nama seorang ranger terkenal, yaitu Benjamin Ndakasi Lola.
Pemberian nama ini merupakan cara untuk menghormasi ranger yang telah berkomitmen selama 20 tahun dan tentu itu bukan hal yang mudah.
Ranger Virunga merupakan satu di antara pekerjaan paling berbahaya di konservasi, lebih dari 150 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam menjalankan tugas.