Penyidik KPK Disiram Air Keras
Serangan Novel Dikaitkan dengan Pilkada, Begini Tanggapan Mbah Mijan Mengejutkan
banyak spekulasi muncul terkait penyebab Novel menjadi target penyiraman air keras. Seperti dugaan ada kaitannya
TRIBUNSUMSEL.COM-Penyiram air keras ke wajah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diketahui mengendarai sepeda motor jenis matik dan berjumlah dua orang.
Seperti diketahui, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal setelah salat subuh berjemaah.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua Rukun Tetangga 004/010, Alifanus, yang merupakan Ketua RT rumah Novel, di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Disiram pakai air keras oleh dua laki-laki mengendarai motor matik, sepulang dari masjid sepulang dari salat subuh," ujar Alifanus,Selasa (11/4/2017).
Seperti diberitakan sebelumnya, Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan diteror usai salat subuh berjemaah di masjid di sekitar rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Wajah penyidik senior KPK tersebut disiram air keras oleh seseorang yang tidak dikenal.
"Ya benar. Disiram (air keras, red) habis salat subuh tadi," ujar Laode M Syarief, salah satu pimpinan KPK, Selasa (11/4/2017).
Sementara itu, banyak spekulasi muncul terkait penyebab Novel menjadi target penyiraman air keras.
Seperti dugaan ada kaitannya dengan kasus korupsi Kartu Tanda Pengenal elektronik (e-KTP) yang saat ini sedang ditangani KPK.
Kabar lainnya adalah serangan tersebut ada hubungannya dengan Pilkada.
Hal tersebut dikatakan Paranormal Mbah Mijan lewat akun Twitternya.
Mbah Mijan menilai tuduhan tersebut adalah bentuk dari tuduhan yang dimaksudkan untuk memanfaatkan situasi.
"Orang yang menghubungkan tragedi Novel Baswedan dengan soal Pilkada, mereka memang sama gilanya, bukan empati tapi memanfaatkan situasi."tulisnya.
Meski demikian, anggota Komisi III DPR Arsul Sani menilai terlalu dini apabila mengaitkan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedanlantaran dirinya menangani kasus e-KTP.
"Sebaiknya kita tidak mengembangkan spekulasi bahwa penyiraman air keras terhadap NB (Novel Baswedan) ini terkait dengan kasus tertentu seperti e-KTP atau pun yang lainnya," kata Arsul dalam pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa.