Mondar-mandir di Mini Market, Ibu Ini Menangis Saat Diberi Mi Instan, Alasannya Mengharukan
Apa yang buat abang tak bisa tahan dan terpaksa berangsur ketika Azizah makan maggi sambil menangis. Allah, terima kasih karena memilih hambaMu ini u
Penulis: Kharisma Tri Saputra | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Memberikan sesuatu yang sederhana kepada yang membutuhkan mungkin akan terasa berharga.
Banyak orang enggan membantu sesama hanya karena merasa dirinya juga bukan orang yang punya banyak harta.
Padahal memberi tidaklah harus sesuatu yang mewah.
Bahkan sesuatu seperti mi instan saja bisa sangat berharga bagi mereka yang membutuhan.
Seperti kisah dari Malaysia satu ini dimana satu mi instan bisa sangat berharga baginya.
Dilansir myreporter dari akun facebook Ashraff Khan begini ceritanya:
Disini the story and kisah benar, tengah hari tadi
Saat akan balik istirahat, abang singgah isi bensin
Motor di BHP Mutiara Damansara.
Dalam perjalanan itu ada Petronas, tapi entah kenapa hati dan pikiran tetap mau ke BHP.
Rencana Tuhan itu indah dan tepat.
Sampai di BHP, abang terus ke kaunter buat pembayaran.
Ada seorang bibi ini, masuk dengan perlahan dan sedikit kakinya ditarik.
Abang perhatikan saja dari luar.
Ibu itu mondar mandir di toko, tengok roti, tengok kerupuk, tengok maggi (Mi instan), kemudian pergi balik.
Akhirnya dia ambil air mineral 500ml ke counter dan keluar duit RM5 (sekitar Rp15.000) untuk pembayaran.

Kemudian di keluar menuju ke bawah pohon di sebelah BHP.
Hati sudah tergerak ingin mengetahui apakah dia
sudah makan atau belum?
Kenapa dia kembalikan maggi cup tadi?
Lalu abang bertanya pada salah seorang karyawan BHP.
Apakah dia mengenali ibu itu tadi.
Katanya kenal dan ia kadang- kadang beli air mineral di sini.
Okey, let s go!
Abang cari dia, rezeki abang jumpa dia terus bagi salam.
"Assalamualaikum ibu. Saya mau tanya, tadi
ibu di BHP pegang maggi cup itu."
"Kenapa dikembalikan lagi? Ibu sudah makan belum? "
"Waalaikumussalam. Oh, maggi itu mahal untuk makan hari ini."
"Ibu tinggal RM5 saja untuk buat bertahan sampai gaji keluar, "jawabnya.
Allah, terus abang rasa kosong pikiran ini. Mana hari itu hari Jumat.
"Okey Beini, Ibu bisa jalan balik ke BHP tadi tidak?
Nanti kita ketemu disana, bisa?"
"Bisa, tak jauh, cuma seberang jalan saja," ujarnya.
Sampai di BHP tadi, abang minta dia ambil saja apa yang dia ingin makan.
Tapi dia cuma ambil maggi cup tadi, air jeruk dan dua wafer bread Gardenia.
Dia kata, cukuplah untuk hari ini.
Alhamdulillah, abang sempat tanya sedikit tentang latar belakang dia.
Nama dia Azizah, berasal dari Langkawi.
Sudah menikah dan ada anak-anak di Langkawi.
Dulu tinggal di Penchala bersama suami, tapi kini tinggal sendirian di Kota Damansara.
Ia menyewa kamar bersama pekerja Indonesia dan Madura.
Sewa kamar beliau sebulan RM150 (sekitar Rp450 ribu).
Dia bekerja sebagai tukang sapu di jalanan di daerah Mutiara Damansara dengan gaji RM700 (sekitar Rp 2 juta) sebulan.
Suami? Kini telah meninggalkannya setelah mendapat hasil penjualan tanah warisan di kampung.
Dulu, Azizah dan suami pernah masuk program Bersamamu, TV3.
Sebelum balik, saya sempat berkata padanya.
"Sedekah saya hari Jumat buat ibu ya."
"Insha Allah saya akan jumpa ibu lagi untuk serahkan barang dapur."
Apa yang buat abang tak bisa tahan dan terpaksa berangsur ketika Azizah makan maggi sambil menangis.
Allah, terima kasih karena memilih hambaMu ini untuk membantu mereka yang membutuhkan.
InshaAllah selagi mampu dan ada daya, abang akan terus membantu.
Banyak mereka d luar sana yang hebat-hebat abang kenal membuat kebajikan.
Teruskan usaha dan kerja amal kalian because you are the choosen one by god. Insha Allah.
Kak Azizah, maggi itu tak mahal kak. Saya bayarkan untuk kakak.